Chapter 12

7.1K 798 221
                                    

Presdir Bang melipat kedua tangannya diatas meja dan menatap meminta penjelasan pada Manager Lee. Pria yang seharusnya masih bertugas untuk memantau segala aktivitas anggota Bangtan itu tiba-tiba mendatanginya dan menyampaikan sebuah berita tak menyenangkan.

"Mereka pergi ke Daegu?" Tanyanya.

Manager Lee mengangguk dengan rasa bersalahnya karena merasa gagal melakukan tugasnya dengan baik.

Pagi tadi, Suga dan Jimin tiba-tiba menghilang dari dorm. Dan satu jam setelahnya, Manager Lee mendapat sebuah pesan singkat dari Suga yang mengatakan mereka berdua tengah berada di Daegu dan mengatakan untuk tidak cemas mencari mereka. Mereka juga mengatakan akan kembali begitu urusan mereka telah selesai. Manager Lee bahkan tak habis pikir bagaimana mereka dapat pergi seperti itu -tanpa meminta izin terlebih dahulu. Juga memintanya untuk tak mencemaskan mereka, ia bahkan tidak tahu apa yang akan mereka lakukan, urusan seperti apa yang ingin mereka selesaikan, bagaimana bisa ia tak cemas akan semua hal itu.

"Aku mungkin dapat mengerti Suga. Dia mungkin ingin menemui keluarganya. Lalu Jimin, apa yang akan anak itu lakukan?"

"Maaf Presdir, saya tidak tahu. Mereka tak mengatakan apapun lagi." Sesal Manager Lee.

"Sudah kau hubungi lagi?"

"Saat ini ponsel mereka tidak aktif. Tapi saya akan mencobanya lagi nanti. Sekali lagi, maafkan atas kesalahan saya." Manager Lee menunduk sembilan puluh derajat.

Presdir Bang menghela napas melihat perbuatan pria yang berada beberapa tahun dibawahnya itu. "Beritahu jika ada kabar terbaru tentang mereka!"

-

Suga mengetuk pintu sebuah rumah sederhana tapi terlihat sangat nyaman untuk sebuah tempat tinggal. Dengan pelataran luas yang masih dipenuhi salju dan pot-pot yang berjejer disisi jalan setapak yang menuntun menuju beranda.

Tak perlu menunggu lama untuk menunggu pintu itu terbuka. Seorang wanita dengan rambut cokelat sebahu yang tergerai bebas muncul dari balik pintu. Ia tersenyum lembut dan langsung mempersilahkan Suga dan Jimin masuk begitu mengenali keduanya.

-

"Datanglah ke rumah sakit! Temui pasien yang dirawat di kamar VIP nomor 710 dilantai 7!"

Manager Lee menatap ragu pintu didepannya untuk sesaat.

"Bawalah japchai!"

Ia menatap kantung plastik yang dibawanya dan menghela napas. Tak habis pikir bagaimana bisa presdirnya memintanya untuk membawa japchai saat menjenguk orang sakit. Dan ia lebih tak habis pikir karena ia menurutinya begitu saja.

Tok-tok-tok

Setelah mengusir keraguan dalam dirinya, Manager Lee mengetuk tiga kali pintu didepannya itu menggunakan tangannya yang bebas. Dan, ia kembali menghela napas sebelum ia membuka pintu itu.

Langkah Manager Lee berhenti tak jauh dari pintu yang telah kembali tertutup rapat. Pria itu tersenyum dan sedikit menunduk memberi salam pada seseorang yang mengenakan pakaian pasien yang tengah berdiri menghadap jendela besar ruangan itu.

"Annyeonghasseyo, saya Lee Sejin. Saya diminta-V?" Manager Lee seketika mengerjap tak percaya saat seseorang yang semula memunggunginya itu tiba-tiba menoleh. Tersenyum manis kearahnya.

PLEASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang