Chapter 24A

5K 604 51
                                    

"Kau tahu hyung? Taehyung sakit. Apa kau tahu?"

Jimin menengadah. Tak memperdulikan respon Suga yang kini tampak terkejut melihat kearahnya.

Suga memperhatikan Jimin dengan sekelebat tanya yang mengganggu dipikirannya. Apa dia tahu? Ingin sekali ia menyuarakan tanya itu secara gamblang. Tapi, suaranya terasa menyangkut ditenggorokan. Tak ada yang mampu ia ucapkan. Mengingat Jimin yang menghubunginya dan memberitahukan keadaan Taehyung, bukan tak mungkin Jimin memang telah mengetahuinya. Tapi, pemuda itu juga mengatakan Dokter masih memeriksa didalam. Itu artinya, Jimin belum mengetahui konfirmasi apapun.

Suga menghela napas. Antara lega juga bingung sebenarnya. Apa yang harus ia katakan pada pemuda didepannya itu sekarang?

"Yoongi-ssi, kau disini? Bisa ikut keruanganku sebentar?"

Suga bersyukur mendengarnya. Ia melihat dokter yang baru keluar dari ruangan. Wajah tak asing yang sebenarnya baru beberapa bulan belakangan ia kenal. Ia lalu mengangguk. Mengiyakan pertanyaan itu.

Jimin yang menyaksikannya turut bersuara. "Bagaimana keadaan temanku?" Tanyanya dengan suara parau. Terlalu banyak menangis membuat tenggorokannya sakit.

Hyunsik tersenyum tipis menatap Jimin. "Dia sudah sadar. Kau bisa masuk dan melihatnya sendiri!"

Setelahnya, Hyunsik dapat melihat binar lega diraut Jimin. Membuatnya kembali tersenyum sebelum melenggang pergi diikuti Suga menuju ruangannya.

-

Diatas ranjang pasien Taehyung berbaring dengan pandangan lurus menatap langit-langit ruangan. Pikirannya kembali berkelana seusai percakapan singkatnya dengan Hyunsik beberapa menit lalu setelah ia sadarkan diri.

Tapi, lamunannya buyar saat telinganya tanpa sengaja menangkap bunyi dari luar. Seperti suara kenop pintu yang diputar dan derap langkah. Cukup heran karena bermenit-menit berlalu pintu itu tak kunjung terbuka. Taehyung mengernyit. Menerka siapa sekiranya orang diluar sana. Akhirnya, karena terlalu penasaran, Taehyung memilih bangkit. Ia menghampiri dan membuka pintu. Dan, rasa penasarannya semakin menjadi saat tak mendapati siapapun disana.

Taehyung kembali berbalik. Berpikir sepertinya ia salah dengar. Atau mungkin itu pengunjung pasien dikamar sebelah. Entahlah, Taehyung tak ingin memikirkannya. Baru saat ia akan kembali berbaring diranjangnya, pintu tiba-tiba terbuka.

Suga yang muncul dari baliknya hanya tersenyum saat mendapati tatapan heran Taehyung tertuju padanya.

Suga menghampiri Taehyung, dengan salah satu tangan yang bergerak untuk mengusap wajahnya. Baru tersadar, ia masih tertidur tadi saat Jimin menghubunginya. Ia tak menyempatkan mandi ataupun sekedar berganti baju. Penampilannya jelas sangat kacau saat ini.

Suga menghela napas. Tatapan Taehyung tak juga berpaling darinya. Dan, ia jelas tahu apa sebab dari tatapan pemuda itu.

"Berhenti menatapku bocah!"

Taehyung tak tersinggung sama sekali. Ia bahkan tetap tak menurunkan pandangannya. "Hyung, ada apa dengan penampilanmu?"

Suga kembali menghela napas. Ingin memaki tapi, ia tak mungkin memaki Taehyung dalam keadaan seperti ini. Jadi, ia hanya menjawab, "Ini karena aku mencemaskanmu, bodoh!" Sebelum melemparkan tubuhnya pada sofa dan berbaring disana.

Suga mencari posisi nyaman, ia melirik Taehyung. "Aku mau tidur. Jangan bangunkan aku!"

Taehyung kehilangan kata-katanya. Ia hanya mengangguk. Lalu, melihat kearah jendela. Ia mulai merasa bosan. Tapi tak mungkin jika ia harus mengadu pada Suga dan kembali mengganggu pemuda itu.

"Tapi, dimana Jimin? Apa kau melihatnya?" Tanya Suga tiba-tiba.

Taehyung lantas menatapnya dengan tampang terkejut. "Jimin? Dia ada disini?"

Suga balas menatap Taehyung heran. "Dia tak menemuimu?"

"Apa maksudmu hyung? Jimin sungguh ada disini?"

"Bukankah Jimin yang membawamu ke rumah sakit? Apa kau tak ingat?" Suga balik bertanya.

Taehyung terdiam. Ingatannya berusaha mengulang kembali apa yang terjadi pagi ini. Ia lantas terbelelak, tubuhnya otomatis merespon dengan gerakan cepatnya yang melompat turun dari ranjang. Sangat beruntung tubuhnya tak dipakaikan infus. Sehingga punggung tangannya tak perlu terluka saat ia bergerak dengan bebasnya.

Taehyung langsung berlari keluar kamar. Mengacuhkan Suga yang baru menyadari apa yang dilakukan Taehyung dan berteriak memanggil pemuda itu agar kembali. Sayangnya, Taehyung tak perduli. Yang dipikirkannya saat ini hanya seorang Park Jimin.

-

"Jungkook, kau dimana?" Tanya Suga segera begitu panggilannya diangkat. Kepalanya bergerak gelisah, menengok kesana kemari dengan ponsel yang menempel ditelinga kanannya.

"Bantu aku mencari Taehyung. Dia lari dari rumah sakit," Suga yang menyebrang jalan lantas menjauhkan ponsel miliknya jauh-jauh dari telinga saat Jungkook berteriak padanya. Ia menghela napas gusar. "Aku akan jelaskan nanti. Sekarang bisakah hubungi Sejin hyung dan minta dia untuk membantu juga?... astaga, sudah kubilang aku akan jelaskan nanti."

Pip.

Sambungan pun Suga akhiri secara pihak. Tak ingin memikirkan meski kini Jungkook mungkin tengah mengumpat atau memakinya. Lagipula ia tak dapat mendengarnya. Ia harus mencari Taehyung dan menemukan pemuda itu secepatnya.

Lalu seperti sebuah do'a yang tiba-tiba terkabulkan. Tanpa sengaja ekor matanya menangkap Taehyung berada diseberang jalan. Masih disekitar rumah sakit. Suga menghela napas tak percaya. Ia yakin tak dapat menemukan Taehyung saat mencari pemuda itu disana tadi.

Suga mengikuti Taehyung dengan pandangannya. Meski dari kejauhan, ia dapat melihat raut sendu yang ditunjukan pemuda itu. Membuat tanpa sadar Suga bertanya-tanya, ada apa dengannya?

Mengingat Taehyung yang keluar untuk mencari Jimin, Suga jadi berpikir, Jimin adalah sebab Taehyung bersedih. Tapi apa mereka sudah bertemu? Entahlah. Suga tak ingin memikirkannya lagi. Yang terpenting ia harus segera membawa Taehyung kembali kekamar rawatnya sebelum Hyunsik mengetahui kepergian pemuda itu.

Terlalu sibuk memperhatikan Taehyung membuat Suga lengah. Ia bahkan lupa untuk melihat lampu penyeberangan tengah menunjukan warna apa atau sekedar menengok kanan-kiri. Ia melangkah begitu saja. Lebih tepatnya berlari menyeberang karena melihat jalanan didepannya tampak lenggang.

Tittittiiiit...

BRUAAK!

Tbc


Hai.. ga nyangka deh bisa up lagi lebih cepat dri yg dibayangkan hehe

O ya, kalo ada diantara kalian ngerasa cerita ini flat, harap maklum aja ya. Aku cuma nulis apa yg aku mau. Jujur aja, tulisanku itu jdi bacaanku sendiri kalo emg lagi ga ada cerita yg menarik lagi. Dan kalo emg ada yg trtarik dan mengikuti cerita ini, aku sih berterimakasih. Dan itu artinya selera kita sama haha

Sampai ketemu di part B ya..^^

PLEASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang