Chapter 27

6.9K 610 335
                                    

Taehyung melangkah linglung dalam papahan Suga. Ia sudah bertanya pada pemuda itu yang hasilnya hanya dibalas oleh kebisuan. Taehyung tak dapat berpikir tentang apapun saat ini. Pikirannya tiba-tiba berkecamuk dan perasaannya mulai cemas saat mendapati semua orang nyaris berkumpul seolah memang tengah menanti kehadirannya.

Taehyung menggigit bibirnya. Ingin kembali mempertanyakan keberadaan mereka semua pada Suga tapi, ia tahu pemuda di sampingnya itu tidak akan menjawabnya. Karena itu, ia memilih menghampiri Manager Lee yang tengah berdiri di dekat pintu ruangan yang tak asing baginya.

Taehyung menyapu pandangannya pada semua orang. Jin, Rapmon, dan Jhope ada di sana. Menghuni kursi tunggu tak jauh dari ruangan. Bahkan, Jimin terlihat dengan kursi rodanya yang di dorong Jungkook. Semua tampak melihat ke arahnya begitu ia tiba.

"Kenapa kalian berkumpul di sini?" Tanya Taehyung. Ia menatap Manager Lee. Lebih memilih meminta kejelasan pada Manager Bangtan itu.

"Hyung?" Taehyung tetap bersuara kendati tak seorang pun yang bersedia menjawab pertanyaannya. Ia kembali melarikan tatapannya pada semua orang. Menuntut penjelasan mereka.

"Jim?" Tatapannya terakhir jatuh pada Jimin yang duduk di kursi roda. Jimin tak menghindari tatapannya tapi pemuda itu juga tak bersuara.

"Ayahmu sudah sadar, V. Dia ingin bertemu denganmu."

Suara lirih Manager Lee tak lantas membuat Taehyung tak terkejut saat mendengarnya. Taehyung langsung menoleh menatap pria itu dengan gerakkannya yang kelewat cepat. "Katakan sekali lagi hyung!" Pintanya tak percaya.

"Ayahmu sadar, V."

Hati Taehyung mencelos. Dalam sekejap maniknya telah berkaca-kaca karena mendengar ucapan itu. Sungguh Taehyung berharap jika pendengarannya memang tak salah. Sekali lagi, ia melarikan pandangannya pada semua orang. Berharap bahwa yang baru saja ia dengar memanglah kenyataan dan mereka semua yang berada di sana juga bukanlah sekedar halusinasinya saja.

"A-appa sadar?" Tanya Taehyung masih tak percaya. Tapi meski begitu hatinya merasa sangat bahagia tanpa bisa dicegah. Dan, setelah melihat anggukan Manager Lee, tanpa ragu Taehyung langsung membuka pintu di depannya dan melesat masuk ke dalam.

Setelah atensi Taehyung menghilang dari pandangan semua orang, Suga menatap Manager Lee meminta penjelasan. "Apa yang terjadi hyung?"

Tapi, Manager Lee justru beralih menatap Jimin. "Jungkook, tolong bawa kembali Jimin ke kamarnya! Dia masih harus banyak beristirahat."

Jungkook menatap Jimin sejenak. "Baiklah." Ia mulai mendorong kursi roda Jimin untuk berbalik sebelum tangan Jimin menghentikan pergerakkannya.

"Tapi aku ingin di sini hyung." Jimin menatap Manager Lee seraya masih menahan pergerakkan Jungkook. "Aku ingin bicara pada Taehyung. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan padanya."

Jungkook menatap semua hyung-nya bergantian. Meminta pendapat mereka tentang apa yang sebaiknya ia lakukan. Menuruti manager mereka atau Jimin, hyung-nya. Tapi, melihat suasana yang tampak kurang baik sepertinya ia memang harus membawa Jimin kembali. Ia tak ingin menambah beban pikiran hyung-nya yang satu itu dengan hal lain yang akan berpengaruh pada kesembuhannya. "Hyung, kau bisa bicara pada V hyung nanti. Sekarang lebih baik kita kembali ke kamarmu dulu!"

"Tapi,"

"Hyung!"

Jimin menghela napas sedih. Ia masih ingin di sana. Tapi, keberadaannya sepertinya hanya akan menyulitkan teman-temannya nanti. Karena itu, ia memilih untuk tak membantah lagi. "Hyung kabari aku lagi nanti!" Pinta Jimin akhirnya sebelum mengizinkan Jungkook untuk kembali mendorong kursi rodanya. Yang langsung diangguki Manager Lee beserta senyum tipisnya.

PLEASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang