"Jimin-ah..." Taehyung bersuara lirih saat netranya menangkap wajah Jimin diselimuti aura yang menakutkan. Tatapan pemuda itu terlihat begitu tajam dan dingin membuat napas Taehyung tercekat saat tatapan mereka bertemu. "Kenapa kau-"
Taehyung tak sempat melanjutkan ucapannya saat Jimin lebih cepat memotong dengan berujar, "Benar. Kenapa, itu juga pertanyaan yang ingin kuajukan padamu." Jimin menggertakan giginya sebelum nada suaranya naik beberapa oktaf. "KENAPA KAU MEMILIH KEPUTUSAN ITU? KENAPA KAU MELAKUKANNYA? DAN KENAPA KAU HARUS?" Teriaknya membuat Taehyung cukup terjengat kaget dengan mata membelalak tak percaya.
Bukan teriakan Jimin yang membuat Taehyung terkejut tapi isi dari pertanyaan pemuda itu yang membuat Taehyung terkejut.
"KENAPA KAU HARUS MEMUTUSKAN SEMUA ITU? KENAPA KAU INGIN-meninggalkan kami?"
Taehyung hanya mampu mematung tak dapat membalas semua pertanyaan yang dilontarkan padanya dengan begitu keras itu hingga seolah dapat menulikan telinganya. Ia bergeming, hanya menatap lekat Jimin yang masih berdiri tak jauh didepannya. Berusaha mencari sesuatu yang mungkin tersimpan dibalik sepasang manik kelam yang juga tengah balik menatapnya itu.
Apa yang kau ketahui Jimin-ah?
"Apa bagimu Bangtan sama sekali tak berharga? Sehingga kau berpikir begitu mudah untuk meninggalkan kami. ARMY? Bagaimana dengan mereka? Kau sungguh akan pergi dan meninggalkan orang-orang yang telah mendukungmu hingga sejauh ini?"
Suara Jimin sedikit menyentak Taehyung, membubarkan pemikiran yang berkecamuk dikepala pemuda itu. Membuat Taehyung menunduk.
Taehyung tak berani lagi mengadu tatapannya dengan sepasang manik kelam milik Jimin yang kini dipenuhi kekecewaan. Taehyung dapat melihatnya dengan jelas membuatnya merasa bersalah.
"Diamlah! Karena kau tak tahu apa-apa." Ujarnya terdengar dingin tapi ada sebuah getaran dalam suaranya yang berusaha ia sembunyikan.
Taehyung tak ingin menjadi lemah apalagi terlihat lemah dimata Jimin. Ia berusaha menguatkan dirinya sendiri meski kini rasa sakit yang seakan membuatnya merasa tak berdaya tengah menyerang hatinya.
"Aku mendengarnya. Pembicaraan kalian berdua. Kau..." Jimin memalingkan wajahnya mengikuti Taehyung yang memilih menunduk. Ia lebih memilih untuk menerawang menatap kaca jendela kamar mereka yang tirainya terbuka. Tatapannya mengunci pada langit yang terlihat sedikit mendung daripada biasanya. "-dan Presdir." Pemuda itu menghela napas setelah menyambung kalimatnya dan kembali berpaling menatap Taehyung yang juga telah kembali menatapnya.
Tatapan mereka bertemu untuk yang kesekian kalinya tapi dengan perasaan dan keadaan yang berbeda. Jimin yang merasa kecewa karena mengetahui keputusan Taehyung dan Taehyung yang bergulat dengan hati dan pikirannya. Hatinya terus merasa bersalah sementara pikirannya mengatakan Jimin atau pun yang lainnya pantas menerima semuanya -kekecewaan itu.
"Kau mendengarnya?" Tanyanya berusaha memastikan. Ia sedikit tahu bagaimana sifat dan kelakuan Jimin, melihat dari segala sikap dan gerak-geriknya, Taehyung yakin pemuda itu tak benar-benar mendengar semuanya. Taehyung juga yakin Jimin tak mengetahui alasan besar dibalik keputusan sepihaknya itu setelah merasakan betapa kerasnya pukulan pemuda itu. Jimin pasti merasa sangat kecewa dan marah setelah mendengar tentang keputusannya yang akan meninggalkan grup tanpa sempat mendengar alasan dibalik semua itu. Jimin tak akan memukulnya jika ia mengetahui alasan yang sebenarnya. Taehyung yakin itu. "Apa kau mendengar semuanya?" Tanyanya lagi.
"Aku tidak perlu mendengar semuanya untuk mengetahuinya. Aku cukup mengetahui inti dari semua itu. Dan," Jimin mempertegas ucapannya. "-aku sungguh sangat kecewa padamu."
Taehyung mengangguk-angguk pelan sebagai tanda ia mengerti dan sangat mengerti maksud dari semua ucapan itu. Dan semua itu sungguh sangat melukainya. Ia juga sangat kecewa.
Tapi tak ada yang dapat ia tawarkan selain sebuah senyum tipis yang terukir diwajahnya. Berusaha menutupi apa yang ia rasakan sebenarnya, menyembunyikan luka yang tercipta secara tak kasat mata dihatinya karena pernyataan itu. Andai orang lain dapat melihatnya, bagaimana senyuman itu terlihat begitu menyedihkan juga pancaran sendu dari kedua manik mata yang telah berkaca-kaca berusaha menahan kesedihan. Tapi bahkan, seseorang yang berdiri hanya dalam hitungan jarak beberapa langkah saja dengannya tak dapat melihat semua itu.
Bahkan kau, Jim.
Karena pada kenyataannya, tak ada seorang pun yang benar-benar melihatnya selama ini. Jika mereka melihatnya, mereka tak akan mungkin mengacuhkannya.
Dengan melihatku apa kau sungguh dapat mengetahui semua tentangku?
-
Ruang tengah itu tiba-tiba berubah senyap setelah kepergian Taehyung. Pemuda itu meninggalkan dorm dengan sebuah tas ransel yang dibawanya beberapa saat lalu. Meninggalkan Manager Lee yang terpaksa harus berakhir bersama Jimin dan Suga, yang datang tak berselang lama setelah kedatangannya. Tak ada orang lain selain mereka karena member lain masih berada di rumah sakit untuk menemani Jungkook yang dalam masa perawatan.
Hembusan napas jengah keluar dari mulut pria itu begitu saja. Ia mulai tak tahan dengan suasana hening diantara mereka. "Taehyung akan kembali,"
Kalimat yang ia keluarkan itu berhasil memancing dua orang lainnya untuk ikut mengeluarkan suara.
"Taehyung akan kembali?" Jimin lebih memilih menyuarakan ketidakyakinannya. Ia menatap Manager Lee meminta kepastian pria itu.
"Memangnya V pergi kemana?" Tanya Suga. Ia memang tak mengetahui seluruh kejadian dengan rinci, ia hanya mengetahui tentang Taehyung yang telah kembali ke dorm siang tadi dan kini pemuda itu telah kembali pergi melalui penjelasan singkat Jimin. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin ia tanyakan tapi ia mengurungkan niatnya dan lebih memilih menunggu waktu yang tepat. Saat ini, Jimin terlihat cukup kacau dan Manager Lee terlihat banyak pikiran. Ia tak ingin menambah beban kedua orang itu dengan meminta mereka menjawab semua pertanyaannya.
Manager Lee mengangguk mengiyakan dua pertanyaan yang diajukan padanya itu sekaligus. Ia menghela napasnya sebelum memutuskan untuk menjelaskan ucapannya yang sebelumnya. "Taehyung tidak pergi maksudku Taehyung memang pergi tapi dia akan kembali lagi." Ia lantas beralih menatap Jimin yang tampak serius mendengarkan setiap penjelasannya. "Taehyung hanya ingin menemui keluarganya untuk merayakan natal bersama. Dia akan kembali. Kau jangan salah paham dengan mengira dia akan pergi meninggalkan kalian, kau tahukan, kalian sangat berharga bagi Taehyung, Jim."
...
Ga tau kenapa lagi suka buat chap yg pendek makanya sengaja aku bagi dua, dimaklumin aja ya..
Dan kalo misalnya ada kalimat yang ga kalian ngerti apa maksudnya, kalian boleh tanya dan aku bakal jawab. Tapi semoga bahasa yg aku gunakan disini ga sekacau itu sampe kalian ga bisa ngerti haha..
See u too^^

KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE
FanfictionAku hanya bisa menyembunyikan lukaku bukan, menyembuhkannya. - Taehyung (Complete)