Bruk!
Detik seketika terasa berlalu lambat didepan Taehyung tepat setelah bunyi keras itu memasuki pendengarannya. Jungkook jatuh dari kursinya dengan napas yang memendek dan terbatuk keras beberapa kali hingga berakhir menyemburkan cairan merah pekat dari mulutnya, erangan kesakitan juga lolos dari mulutnya sebelum kedua mata itu tertutup sempurna menyisakan wajah pucat dan bibir yang membiru tanpa sebab yang jelas. Taehyung gemetar, pemandangan didepannya terlalu menakutkan. Tubuhnya lemas membuatnya sulit untuk beranjak dan hanya bergeming diatas kursi berbeda dengan semua orang yang langsung berlari menghampiri Jungkook berusaha melihat kondisi pemuda itu.
"Tae, kau tidak apa?"
Suara Manager Lee yang menyapa pendengarannya disaat semula hanya dengung yang memenuhi telinganya membuat Taehyung tersentak.
"A-aku..." Taehyung menjadi gagap seketika. Kedua matanya masih membola terkejut dengan sirat kecemasan yang kentara. Ia ingin bangkit seperti yang lain tapi tidak bisa. "Hyung... Jungkook," napasnya memberat. Dada Taehyung terasa sesak, genangan bening itu tanpa disadari telah menumpuk membayangi pandangannya.
Manager Lee panik melihat keadaan Taehyung. Dengan semampu yang ia bisa, ia berusaha menenangkan pemuda itu. Diremasnya erat kedua bahu Taehyung, memaksa pemuda itu untuk melihat kearah matanya dan berusaha menghentikan tubuh yang terus gemetar itu. "Hey, tenanglah! Jungkook akan baik-baik saja. Jangan cemas, oke?"
Taehyung menggeleng. Kedua matanya tak fokus terus bergerak kesana kemari, melihat keributan sekaligus kekacauan yang tengah terjadi. Beberapa staf tampak menggotong tubuh Jungkook yang tak sadarkan diri, membawanya kedalam ambulance yang baru saja datang dengan ratusan potret yang setia mengikuti dilakukan para wartawan. Pertanyaan-pertanyaan dari para mulut yang tak mengetahui keadaanpun juga banyak terlontar dan hanya menjadi angin lalu bagi Presdir Bang yang lebih memilih mengacuhkan dengan bergegas memasuki ambulance yang segera tertutup.
Para wartawan tampak tak menyerah, rebutan pengajuan pertanyaan pun terdengar begitu ribut ditelinga Taehyung ditemani silau cahaya kamera yang terus memotret mereka -dirinya dan lima member Bangtan yang tersisa.
Rapmon dan yang lain hanya diam membeku. Terlalu terkejut dengan apa yang baru saja terjadi sekaligus tak mengerti tentang apa yang sebenarnya telah terjadi.
"Apa yang terjadi dengan Jungkook-ssi?"
"Apa sebelumnya Jungkook-ssi memang sakit?"
"Apa...?"
Taehyung tak memperdulikan semua pertanyaan yang perlahan-lahan berubah menjadi dengung menyakitkan ditelinganya. Pemuda itu menggeleng pelan berusaha mengembalikan kembali pandangannya yang telah berbayang lantas menatap Manager Lee. "Kita ke rumah sakit hyung!" Ajaknya.
"Tapi," Manager Lee membalas tatapan Taehyung ragu. Ia mendesah karena tatapan memohon ditunjukan pemuda didepannya.
"Aku baik-baik saja."
"Hm, baiklah."
"Kami ikut hyung!" Rapmon tiba-tiba mengikutsertakan diri dan member lain. Ia melangkah menghampiri Manager Lee dan Taehyung. "Kami ingin melihat keadaan maknae kami."
Manager Lee menghela napas. Ia tak ingin terjadi keributan di rumah sakit karena ia yakin para wartawan juga pasti telah memenuhi tempat itu kini tapi, ia juga tak bisa menolak keinginan mereka. "Baiklah."
-
Setengah jam perjalanan, mereka sampai didepan Rumah sakit dan mendapati puluhan wartawan telah menunggu disana.
Melihat pemandangan didepannya membuat Manager Lee sakit kepala. Ia tak tahu bagaimana cara membuat anak-anak asuhnya masuk kedalam tanpa ketahuan. Ia hanya tak ingin kamera terus-terusan memotret mereka. "Ah... seharusnya kalian pulang ke dorm saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE
FanfictionAku hanya bisa menyembunyikan lukaku bukan, menyembuhkannya. - Taehyung (Complete)