Chapter 3

11.8K 1K 124
                                    

Flashback,

Taehyung melirik Jimin yang tertidur membelakanginya. Sedikit tarikan napas dikeluarkan mewakilkan rasa sesak yang terasa menghimpit didada. Tak ada sebab yang jelas kecuali rasa sesal yang terasa begitu nyata.

Dengan langkah perlahan berusaha tak menimbulkan suara yang akan mengganggu, Taehyung menghampiri Jimin. Membenahi kembali selimut yang dipakai pemuda itu agar lebih nyaman.

"Maaf-maaf-maaf? Kau kira kau bisa memperbaiki semuanya hanya lewat kata maafmu itu?"

Dengan wajah dipenuhi gurat lelah, Jimin tertidur begitu lelap. Menciptakan rasa iba dan rasa sesal semakin menumpuk dihati Taehyung. Ia tak seharusnya mengecewakan pemuda itu.

"Maaf..."

Taehyung menunduk dalam membiarkan genangan bening dipelupuk matanya perlahan menetes menjatuhkan rasa sakit yang ia tahan.

Taehyung nyaris terisak saat pemandangan berbayang mulai muncul dipenglihatan. Kening berkerut dalam menandakan rasa sakit itu kembali menyerang.

Pemuda itu berakhir mengerang pelan. "Agh..."

Taehyung repleks mencengkeram kepalanya, menjatuhkan topi yang semula menghuni disana hingga memperlihatkan putaran perban yang menghias kepalanya.

Prang!

Tangan yang berusaha mencari penopang tubuh agar tak jatuh itu mengenai benda yang salah. Sebuah gelas kaca berisi air putih penuh tanpa sengaja tersenggol lengannya dan jatuh begitu saja menghantam lantai hingga pecah berserakan.

Taehyung terperanjat. Buru-buru berusaha menormalkan pandangan dengan beberapa gelengan pelan dilakukan.

Taehyung tak memiliki waktu untuk menyadarkan diri dari keterkejutan saat suara Jimin telah terlebih dulu menyapa gendang telinganya.

"Apa yang kau lakukan?"

Belum merespon. Taehyung kembali menggeleng pelan hanya untuk memperjelas pandangannya yang masih sedikit memburam.

"Neo..." Jimin menatap tanpa berkedip. Fokusnya tertuju pada kain putih yang membebat kepala pemuda didepannya.

"Mian. Aku membangunkanmu."

Taehyung belum sepenuhnya sembuh dari keterkejutan saat kata-kata itu keluar dari mulutnya. Ia bahkan tak menyadari apa yang telah terjadi.

Pemuda itu akan berbalik pergi sebelum suara Jimin kembali menghentikannya.

"Kenapa dengan kepalamu?"

Pertanyaan itu seketika membuat Taehyung terpaku ditempat.

Desahan napas dihembuskan saat sadar tentang apa yang telah ia lupakan.

Kau bodoh Tae!

Taehyung memaki dirinya sendiri dalam hati.

Dengan keengganan penuh pemuda itu berbalik untuk bertemu tatapan yang menunggunya memberikan penjelasan.

Beberapa saat hanya hening yang menemani mereka. Taehyung bungkam dengan tatapan bingung yang terlihat jelas dari mata. Ia tak tahu harus memberikan penjelasan seperti apa.

"Jal... jaljayo."

Hingga suaranya kembali memecah keheningan dengan gamang.

Taehyung kembali memilih untuk berbalik. Ingin secepatnya menghampiri tempat tidur untuk membaringkan tubuh dan yang terpenting ia ingin menghindari segala pertanyaan tentang luka dikepalanya.

PLEASETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang