CHAPTER 275 | FATHER AND SON

5.9K 476 19
                                    

Awan hitam bertukar cerah. Puting beliung menghilang dihembus angin. Makhluk undead semuanya terhapus meninggalkan debu hitam. Segalanya kembali ke sediakala.

Penduduk Azeroth dan Arastosa mendongak memandang langit. Airmata gembira menitis ke pipi. Ciryla dan Arria berbalas pandangan. Manakala Noah dan Aeryz berbalas jelingan.

"Is it over...?"

Aeryz menyoal ragu-ragu. Noah tersengih. Rambut hitam si serigala digosok kuat.

"Yes, its over..."

"Ah! Atuk!"

Aeryz bingkas berlari ke arah rumah batu. Noah mengikut dia dari belakang. Kelihatan Allucard, Loryn, Eilya, Euryca dan Deathwing berkumpul di katil Lycans.

Si serigala bernafas perlahan. Titisan darah dilengan sudah terhenti. Namun begitu, si lagenda masih lagi tenat. Loralyn menangis semahu-mahunya. Eilya dan Euryca menahan airmata.

"Lycans tenat, Lora...Dia perlukan..."

"SHUT UP, DEATH! JUST SHUT UP...!"

Loralyn menengking! Tubuh Lycans dipeluk erat. Si lagenda terkulai tidak bermaya. Nafasnya berombak perlahan. Airmata Loralyn tidak putus-putus menitis ke pipi.

"Abang...Please, don't leave me...You promised me...You will survive..."

Si musang menangis teresak-esak. Kepala Lycans dirangkul erat. Suara tangisannya bergema diruang rumah batu.

Semua orang tertunduk melihat si lagenda lemah tidak bermaya. Kesan pertempuran dengan si dewa kematian membuatkan dia nazak...

BOOOOFFFFFFFFF!!

Semua orang tersentak apabila hentakan tanah bergegar di hadapan rumah batu. Pandangan mata tertacap ke sisi. Seorang lelaki berambut coklat masuk ke dalam rumah.

Sembilan ekor serigalanya meliuk perlahan. Semua orang di ruang sempit tersebut terkesima melihat kedatangan Aiden...

"Abang..."

Eilya bingkas mendapatkan dia. Loralyn langsung tidak mempedulikan kedatangan Aiden. Si serigala memandang sayu kepada si lagenda...

"Lycans..."

"He's dying Aiden..."

Kata-kata Deathwing membuatkan Aiden menggenggam penumbuk. Perlahan-lahan dia berjalan ke depan. Semua orang memberi ruang kepadanya.

"Aiden...Do something...Save your father...Isk...Isk...Please..."

Loralyn meminta dengan linangan airmata. Si serigala mengusap perlahan rambut si musang. Pandangannya tertoleh pada Lycans...

"I want to be alone with Lycans..."

Aiden meminta dengan nada berbisik. Mereka semua mengangguk. Perlahan-lahan, mereka semua beredar dari rumah batu. Yang tinggal hanya Loralyn, Aiden, Eilya dan juga Lycans...

Si serigala merangkul si lagenda. Kesan darah di dahi, Aiden kesat dengan ibu jari. Renungan matanya redup memandang Lycans...

"I will save you, my dear father...

♉♉♉♉♉

"Lycans...Lycans...Lycans..."

Perlahan-lahan si lagenda membuka kelopak mata. Bayu lembut terasa nyaman menyentuh kulit. Sinaran cahaya mentari membuatkan Lycans menekup muka dengan sebelah tangan.

Dikala Lycans bangun, dia tersentak. Seorang lelaki berambut kelabu tersenyum memandang dia. Mereka berbalas pandangan seketika...

"V-Vlad...?"

Lycans termangu-mangu melihat Vlademir berdiri tegak di depannya. Sang serigala menyimpulkan senyuman manis.

"You sleep like a rock, my old friends..."

Lycans tertunduk mendengar kata-kata Vlademir. Airmatanya menitis ke tanah. Tubuhnya menggigil. Vlademir mengusap lembut bahu si lagenda...

"Vlad, aku tak sangka...Aku boleh berjumpa dengan kau lagi..."

"Get up, Lycans.."

Perlahan-lahan Lycans bangun. Vlademir memeluk dia erat. Si lagenda menyimpulkan senyuman kelat. Pelukan Vlademir dibalas perlahan.

"Kau langsung tak berubah, Vlad..."

"Lycans...Please don't die...Tempat kau bukan di sini..."

"Ha...?"

"Kau diambang kematian..."

Kata-kata yang terpacul dari mulut Vlademir membuatkan Lycans terkedu sejenak. Si serigala melepaskan pelukan dari sang lagenda...

"Apa maksud kau ni, Vlad...? Aku diambang kematian...?"

"Yes, my old friend...Kau tenat sekarang..."

"Vlad, aku tak faham..."

"But, kau akan selamat...Look behind..."

Vlademir berkata seraya menunjuk ke arah belakang. Lycans memusingkan badan. Kelihatan cahaya terang menerangi dari atas langit...

Dari cahaya tersebut, muncul seorang lelaki berambut coklat. Senyuman manis terukir di bibirnya...

"Aiden...?"

"Ikut dia, Lycans...Tempat kau bukan disini"

"I'm so confused..."

Pandangan Lycans kembali tertacap pada lelaki berambut coklat tersebut. Tangan dihulurkan berserta senyuman...

"Father...Lets go home..."

"Aiden...You call me father...?"

"I love you, Lycans...Aku takkan biarkan ayah mati disini...Come with me...I can save you..."

Lycans melakarkan senyuman kelat. Vlademir menepuk lembut bahunya tatkala dia mahu beredar ke depan.

"Live your life as happy as you can, my dear friends..."

"I will, thanks Vlad..."

Si lagenda menyambut tangan Aiden. Mereka berdua berjalan tenang ke arah cahaya terang di depan...

"Aiden..."

"Yes...?"

"I love you too..."

LYCANS, THE TALE OF LEGENDS | PART TWO [C]Where stories live. Discover now