56. A confession

63K 3.3K 74
                                    

"Ra! Na!"

Raina menengok ke kanan dan ke kiri mencari asal suara dan akhirnya ia menemukan Bryan dan Geo yang tengah berdiri di pojok lapangan, tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Jadi juga lo dateng jam segini." Geo tersenyum lebar.

"Yoi, daripada kaga dateng kan?" Raina terkekeh. "Oh ya gimana pembagian pialanya? Udah?"

"Tuh," Bryan lantas menunjuk dengan dagunya. Raina melempar pandangan searah dengan petunjuk Bryan yang mana mengarah pada panggung.

Disana berdiri satu cowo jangkung— yang sudah sangat familiar di mata Raina—dengan wajah dinginnya seperti biasa. Raina tersenyum tipis, ia bangga dengan Rafa. Prestasinya di basket sangat mengagumkan. Lalu Raina pun kembali membuang pandangannya.

Saat ia membuang pandangannya, ia justru menangkap sosok Rey tengah berjalan dari arah yang berlawanan dengannya. Mata mereka bertemu, tapi Rey hanya tersenyum tipis dan selanjutnya ia kembali fokus pada teman-temannya.

Raina mengernyit bingung, ada yang aneh.

"Okay, sekarang saatnya kita acara santai. Ayo teman-temen merapat kesini. Sebentar lagi kita bakal melihat penampilan dari murid SMA Ankara sebelum nanti guest star kita tampil. Yuk merapat sini!"

"Ayo kesana." Ajak Bryan.

Mereka ber empat pun kemudian merapat ke arah panggung dan duduk di kursi yang masih kosong dan menikmati acara.

•••

Bryan yang duduk di sebelah Raina tiba-tiba berdiri. "Mau kemana lo?" Tanya Raina.

"Kepo," Bryan lantas berjalan, yang Raina tebak itu mengarah ke belakang panggung. Entah ngapain.

Tak berselang lama, Bryan kembali lagi dan langsung duduk di tempat sebelumnya. "Ngapain lo?"

"Ngga tadi abis nanya, hadiah basket ambilnya kemana."

Raina hanya ber-oh ria sebagai balasan.

Sampai akhirnya, waktu menunjukkan jika sebentar lagi acara ini berakhir. Bryan kembali bangkit. "Gausah nanya, gue mau ke toilet."

"Dih siapa juga yang mau nanya!" Raina memutar bola mata malas sementara Bryan terkekeh.

"Masih ada dua penampilan lagi nih. Langsung aja kita panggil yang pertama ya," Ujar salah satu MC di atas panggung.

"Beri tepuk tangan yang meriah untuk Bryan. Yeaayy!" Timpal MC yang lainnya.

Raina mengernyit. "Bryan? Bryan mana?" Gumamnya.

Suara deheman terdengar. Raina mendongak dan benar disana ada Bryan, Bryan yang tadi duduk di sampingnya. Bisa-bisanya ia bilang ke toilet tapi ternyata ia malah tampil ke atas panggung.

"Halo semuanya. Hari ini gue mau bawain lagu dari Shawn Mendes berjudul Roses buat seseorang di sana,"

Seseorang disana? Siapa? Cih sok banget kang ngalus.

Tepuk tangan riuh juga teriakan para kaum hawa seketika memenuhi indra pendengaran Raina. Perlahan tapi pasti, petikan gitar terdengar di susul suara Bryan.

It's not that I'm afraid I'm not enough for her
It's not that I can't find the words to say
But when she's with him, she seems happier
And I don't want to take that away

How many times can I see your face?
How many times will you walk away?
I just have to let you know

Raina mengernyit ketika merasa ada yang aneh dengan liriknya. Siapa seseorang yang Bryan maksud?

[1] Closer ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang