54. Make it stop

63K 3.2K 119
                                    

Raina beserta teman sekolahnya yang lain sudah memenuhi lapangan indoor, tempat dimana lomba basket di selenggarakan. Hari ini jadwal sekolahnya bermain, mempertaruhkan nama baik SMA Ankara.

Hari ini merupakan hari kedua acara telah di selenggarakan. Sejak kemarin banyak murid dari sekolah lain yang berdatangan mengikuti beberapa lomba yang di selenggarakan disini. Sejak kemarin hingga sekarang juga besok, club basket sekolahnya bertarung memperebutkan juara demi nama baik sekolah.

Sebenarnya Raina aga malas menonton basket. Apalagi kalau bukan malas melihat pemandangan Deeva dan Rafa. Tapi Raina berusaha tidak memperdulikan itu. Ia disini untuk mendukung tim basket sekolahnya, bukan untuk memikirkan masalahnya.

"Yess menanggg!" Naraya berteriak heboh kala pluit panjang wasit terdengar.

Sekolahnya menang, lagi.

Raina ikut tersenyum lebar kala melihat orang-orang di sekitarnya senang, apalagi saat melihat seseorang di lapangan sana yang tengah tersenyum juga. Hatinya seakan menghangat hanya dengan melihat senyum itu, padahal dari jarak yang jauh.

Mata Raina menangkap sosok Bryan yang tengah berdiri tidak jauh dari tempatnya. Mata mereka bertemu lalu sedetik kemudian Raina tersenyum dan mengacungkan kedua jempolnya.

Bryan yang melihat itu tersenyum lebar. "SINI RA TURUN!" Ujarnya dengan bereteriak.

Raina mengangguk. "Ayo Na ke bawah."

"Ayo ayo." Lalu Raina dan Naraya pun melangkah dan bergabung ke pinggir lapangan.

"Gila lo tadi main keren abis!" Naraya angkat suara ketika sudah ada di hadapan Bryan.

"Biasa gue emang keren, tapi makasih loh Na." Bryan tersenyum bangga.

Naraya memutar bola mata malas. "Kaga jadi. Ralat."

"Najis Nana mah." Bryan mencibir.

"Congrats loh, sebenernya sih gue gaperlu ngasih selamat. Udah sering, ya ga?" Raina terkekeh.

"Tau aja." Bryan ikut terkekeh.

"Gimana, keren kan gue tadi?" Suara Geo terdengar bersamaan dengan kedatangannya yang membuat rusuh.

"Ga, b aja." Balas Raina.

"Heh gara-gara gue menang nih!" Geo mencibir bibir.

Raina terkekeh. "Iye ah gitu aje baper!"

Geo tersenyum lebar. "Nah gitu donggg!"

"Ra, jadi ga? Katanya mau beli kentang. Nanti keburu abis." Ujar Naraya tiba-tiba.

Mata Raina sontak membulat. "Eh iyaaaa!"

"Lo mau ke bazar?" Tanya Bryan.

"Iya, lo berdua mau ikut?" Balas Raina.

Geo tersenyum lebar. "Pasti. Ayo sek—"

"Hai guys!" Suara perempuan yang sudah tidak asing mengintrupsi. Semua mata langsung tertuju padanya, kecuali Raina yang membuang muka.

"Eh Deev." Balas Bryan singkat.

"Lagi ngobrolin apa? Gue sama Rafa nyari kalian, eh ternyata disini."

"Dari tadi kita emang disini," Bryan tersenyum.

"Dan lebih baik disini." Timpal Geo.

"Ayo Ra, jadi kan?" Naraya kembali bersuara. Raina mengangguk mantap.

"Eh gue duluan ya. Keadaan genting nih oke," Raina terkekeh. "Nanti nyusul aja ya lo berdua."

Geo mengangguk. "Siap nyonya!"

[1] Closer ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang