"Gue balik ya." Rafa tersenyum manis. Senyum yang akan selalu menjadi favorit Raina.
Raina balas tersenyum. "Langsung balik loh, gausah kelayapan lagi."
Rafa tersenyum geli. "Iyaa sayang. "
"Sayang sayang pala lo peang! Udah sana pulang." Seru Raina dengan wajah kesalnya tapi Raina tau pipinya pasti merona sekarang.
Rafa terkekeh lalu menyalakan mesin motornya. "Balik ya, bye Ra."
Motor Rafa pun akhirnya berjalan menjauh dan hilang dari pandangan Raina. Raina masuk kedalam rumah dengan hati yang berbunga bunga dan senyuman yang mengembang. Entahlah kenapa dia seperti ini, Raina juga bingung.
"Raina pulang ma!" Teriak Raina dengan semangat sembari kakinya melangkah ke ruang keluarga.
"Cie gimana sama Rafa?" Goda Lena.
Raina cemberut lalu menghempaskan tubuhnya ke sofa. "Apasih nanyanya ga banget."
Lena tertawa pelan. "Kamu ini, senyam senyum dari tadi."
Raina menatap mamanya dengan tatapan penuh selidik. "Mama ngeliatin aku ya?"
"Iyaaa. Kamu salting mulu deh kalau sama Rafa, kenapa sih?"
"Ga gapapa." Balas Raina cepat. Bahkan Raina sendiri tidak tau apa yang dia rasakan sekarang. Tentang bagaimana perasaannya.
Setiap bersama Rafa, jantung Raina seakan berdegup melebihi ritme dan perlu Raina akui, dia selalu nyaman berada di dekat Rafa.
Kemudian hening.
"Maaa ngg mau nanya deh. Kalo kita deket sama satu orang terus kita deg degan terus ya ga gitu juga sih tapi ya keseringan deg degan gitu terus selalu ngerasa nyaman dan suka saat di deket orang itu. Berarti artinya apa?" Kata Raina dengan gugup.
Lena tersenyum lebar. "Kamu lagi ngerasain itu yaa?"
Raina mengerjap lalu menggelengkan kepalanya. "Ngggaaa ngga cuma nanya ma ih apasih."
"Kalo cuma nanya kenapa sampe salting hm?" Lena menatap Raina dengan sebuah senyuman juga kedua alisnya yang terangkat.
Raina cemberut lalu menenggelamkan wajahnya di bantal sofa yang sedari tadi ia peluk. "Mamaaaa."
Lena tertawa lalu mengacak ngacak rambut Raina. "Gini ya Ra, mama pernah muda juga dan mama pernah ngerasain hal yang sama dengan apa yang kamu rasain sekarang. Jawaban dari mama, itu tandanya kamu lagi jatuh cinta Ra."
Raina mendongak menatap mamanya dengan tatapan tidak percaya. "Aku? Jatuh cinta? Sama siapa?"
"Ya kamu ngerasain itu semua ke siapa? Dan saat sama siapa?" Tanya Lena balik.
Raina menunduk lalu nama Rafa lah yang muncul. Raina segera menepis pikiran itu. Tidak mungkin dia jatuh cinta dengan Rafa kan?
Rafa hanya akan menjadi sahabatnya. Rafa berhak mendapat yang lebih dari Raina, dan Raina akan selalu mendukung itu. Raina percaya dengan kata kata sahabat jadi cinta, tapi tidak mungkin itu akan terjadi dengan kehidupannya.
Iya, Raina memang suka dengan Rafa. Tapi itu hanya sebatas suka dengan sifat Rafa, suka dengan kebiasaan yang sering mereka lakukan. Hanya sebatas suka, tidak akan lebih.
"Tanpa kamu jawab juga mama udah tau sih," Lena bangkit berdiri. "Orangnya Rafa kan?"
Raina menatap mamanya dengan cemberut. "Nggaa maa nggaaa gamungkin Raina jatuh cinta sama Rafa. Raina sama Rafa cuma bakal menjadi sahabat."
![](https://img.wattpad.com/cover/83462621-288-k735623.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Closer ✔️
Teen Fiction[COMPLETED] Bagaimana jika kamu benci terhadap satu cowo yang dingin dan menurut kamu sangat menyebalkan, tapi ternyata hanya kamu yang bisa melelehkan es di dirinya? Dari benci kemudian berteman dan mungkin jatuh cinta? Ini cerita tentang Raina dan...