"Rafa belum dateng?" Tanya Raina sembari duduk di tempatnya.
"Yaelah Ra, baru juga dateng lo udah nanyain Rafa aja. Kangen bukan?" Goda Naraya dengan senyum geli.
Raina mencebik. "Apasi gue kan cuma nanya."
Naraya terkekeh kecil lalu menyodorkan ponselnya pada Raina. "Nih baca,"
Disana tertera pesan di LINE dari Bryan untuk Naraya.
Bryann
Na
Kalo besok ada catetan
atau apapun itu kasih tau gue yaNarayaa
Emang lo mau ngapain?Bryann
Besok basket tanding
dari pagi sampe sore"Udah tau kemana kan?" Tanya Naraya lalu menjauhkan ponselnya dari hadapan Raina.
Basket tanding. Basket. Kata basket tak akan jauh dari Rafa, itu berarti Rafa sedang tanding basket bersama Bryan dan temannya yang lain. Yang berarti pula, seharian ini Raina tidak akan bertemu Rafa.
Tapi kok Rafa ga ngasih tau gue sih kemarin? Batin Raina kecewa. Ya lagian gue bukan orang penting yang perlu dia kasih tau juga sih.
Raina sadar, Raina mengerti bahwa dia memang bukanlah seseorang yang penting bagi Rafa. Raina tidak pantas mendapat kabar atau informasi apapun yang penting dari Rafa. Karena dia hanya sebatas teman.
Ponsel Raina bergetar di dalam saku roknya, menandakan jika ada notif masuk. Raina pun meraih ponselnya untuk kemudian menyalakannya dan mendapati beberapa pemberitahuan. Namun ada satu notif berhasil menyita perhatian Raina.
Rafantut
Ra, gue tanding basket sekarangSenyum di bibir Raina perlahan muncul. Jadi, apa Raina sudah menjadi seseorang yang penting bagi Rafa?
Raina L
Terussss?Rafa tiba tiba menelfonnya lewat LINE uang langsung Raina angkat karena Raina akui ia merindukan suara laki laki itu.
"Ra." Sapa Rafa dari sebrang sana.
"Apa?"
"Gue basket."
"Lah emang gue harus tau? Gue kan bukan siapa siapa lo." Tanyanya dengan nada se normal mungkin walau sebenarnya ia menahan senyum bahagianya.
"Harus,"
"Alesannya?"
"Ya karena..." Rafa menggantungkan kalimatnya. Membuat Raina penasaran bukan main. "Karena ya gue ngerasa gue perlu ngasih kabar ke lo."
Secara tersirat itu berarti Rafa merasa Raina orang penting yang perlu ia beritahu tentang kabarnya. Dan itu membuat Raina sukses tersenyum lebar.
"Boong, gue tau lo sebenernya modus kan pengen gue semangatin," Goda Raina masih dengan senyumnya yang lebar. "Gausah kode."
"Ternyata lo ga bego Ra."
"Sialan lo tai," Umpat Raina lalu terkekeh. "Gue pinter gini juga!"
Rafa ikut terkekeh. "Yaudah bawel buruan semangatin."
"Ada ya orang maksa minta di semangatin? Lo doang kayanya."
"Orang ganteng bebas."
"Sumpah lo menjijikan kalo kaya gini Raf, I swear."
"Makasih, gue tau gue ganteng."
"RAF STOP IT!"
Terdengar suara grasak grusuk di sebrang sana. Raina rasa ini waktunya team Rafa untuk latihan sebelum tanding. Ternyata dugaan Raina benar karena setelahnya terdengar suara seseorang yang memanggil Rafa untuk segera turun ke lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Closer ✔️
Ficção Adolescente[COMPLETED] Bagaimana jika kamu benci terhadap satu cowo yang dingin dan menurut kamu sangat menyebalkan, tapi ternyata hanya kamu yang bisa melelehkan es di dirinya? Dari benci kemudian berteman dan mungkin jatuh cinta? Ini cerita tentang Raina dan...