27. A letter

78K 3.8K 47
                                    

Suara dering telfon mengintrupsi aktivitas tidur nyenyak Raina. Dengan setengah sadar, Raina mengangkat telfon tanpa melihat siapa yang menelfon.

"Halo."

"Hmm," Balas Raina dengan suara serak khas bangun tidur.
"Ini siapa?"

"Ra, jadi ga hari ini?"

"Hmm."

"Ra..."

"Brisik ih!" Raina memutus telfon secara sepihak lalu kembali meringsut kedalam selimut tebal berewarna abu abu miliknya.

1 detik

2 detik

3 detik

Pintu kamar Raina di ketuk. Kenapa sih pagi ini orang-orang begitu mengganggu?

Raina menarik selimut sampai lehernya, tidak perduli dengan ketukan di pintu kamarnya.

Raina tidak mendengar lagi suara ketukan itu dan bersorak dalam hati sampai tiba tiba dia tidak bisa bernafas karena hidungnya yang di jepit oleh jari seseorang.

Raina langsung bangun dan melotot. Orang yang menjepit hidung Raina tadi menjauhkan tangannya lalu nyengir seperti tidak berbuat dosa.

"Pagi nona muda Dermon." Sapanya kemudian.

Raina memutar bola mata malas lalu kembali menghempaskan tubuhnya ke kasur.

"Bangun woy! Jadi ga?"

"Brisik."

"Tolong bangun nona Raina Lucia Dermon!"

"Tolong diam tuan Rafardhan Agler!"

Rafa menarik tangan Raina untuk duduk. Sebelum Raina kembali menempel ke kasur, Rafa menahan bahu Raina lalu menatap wajah Raina.

Rafa tersenyum geli, Raina sangat lucu dalam keadaan bangun tidur seperti ini. "Ayo bangun terus mandi."

"Hm ini jam berapa sih? Lo pulang sana kek ini masih pagi banget ngapain sih lo di rumah gue? Ganggu aja! Gue lagi enak tidur tau gaada kerjaan banget sih." Cerocs Raina masih dengan mata terpejam setengah sadar.

"Gue baru tau paginya lo itu jam sepuluh." Balas Rafa santai.

Mendengar itu Raina langsung membuka matannya dan dalam hitungan ke tiga, Rafa yakin akan ada ledakan yang keluar dari mulut Raina.

"RAFAAAA KENAPA LO GABILANG INI JAM SEPULUHH?!?!"

Rafa menutup telinganya yang terasa ngilu. Sementara Raina langsung loncat dan berlari masuk kedalam kamar membuat Rafa tertawa di luar.

"Padahal baru jam tujuh." Gumam Rafa. Setidaknya cara ini ampuh untuk kali ini.

Rafa kabur turun ke bawah, menghampiri Lena. Sementara Raina di kamar mandi, mandi dengan agak terburu buru.

Bagaimana bisa dia bangun jam 10?  Dan bagaimana bisa dia baru ingat kalau dia ada janji dengan Rafa untuk pergi hari ini?

Raina mengambil celana jeans biru juga sweater biru lalu memakainya. Awalnya Raina tidak merasa aneh sampai tiba tiba saja alam bawah sadar Raina menyuruhnya untuk melirik jam.

Dan ternyata waktu masih menunjukkan pukul 7 pagi.

Raina menarik nafas lalu menghembuskannya. "RAFAAAAA!"

Dari bawa Rafa bisa mendengar teriakan Raina dan Rafa cekikikan sendiri mendengarnya.

Raina berjalan dengan langkah kaki yang di hentakkan, mencari keberadaan lelaki perusak sunday morning Raina.

[1] Closer ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang