"Eh itu bukannya Raina? Ngapain dia sendirian?" Tanya Geo sambil menatap kearah Raina. "Dia ga di jemput kayanya tuh."
Raina ga di jemput? Kenapa dia ga bareng sama Naraya? Kenapa dia malah berdiri disitu?
Ada rasa di hati Rafa ingin menolongnya lagi, tapi layaknya sudah menjadi kebiasaan. Semuanya tertahan karena sifat Rafa dan juga Rafa tidak tau harus bagaimana. Lagi pula apa yang akan Raina katakan? Dia pasti menolak Rafa, bukan?
Dan saat Bryan sudah melangkahkan kakinya mendekati Raina, ada perasaan aneh di diri Rafa, Rafa gangerti itu perasaan apa.
Sambil bersiap-siap, Rafa sesekali curi pandang ke arah mereka berdua, dan sialnya mata Rafa dan Raina sempat bertemu.
"Lo kenapa si Raf? Iri ya? Ah suka gitu deh." Goda Geo.
"Bacot."
"Ih abang Rafa galak, mana ada cewe yang mau sama abang Rafa kalo galak kaya gini." Goxa geo lagi.
"Brisik tai." Maki Rafa sambil bersiap-siap untuk pulang.
Suara Geo terdengar lagi. Tapi bukan berbicara dengan Rafa, melainkan dengan Raina. Rafa yang sudah terlalu pusing dan bingung pun memilih memundurkan motornya duluan sebelum sempat melirik Raina, yang sialnya lagi dan lagi mata mereka bertemu membuat Rafa akhirnya ngebut pulang terlebih dahulu.
Masih terngiang di benak Rafa kejadian sepulang sekolah kemarin. Rafa sendiri bingung dengan perasaannya. Apa perasaan itu balik lagi?
Rafa memang kaku dan cuek terhadap perempuan—kecuali mamanya. Mungkin itu penyebab kenapa Rafa susah sekali ingin akrab dengan Raina. Atau mungkin karena faktor lain?
"Rafa?" Suara perempuan membuyarkan lamunan Rafa.
"Apa?" Balas Rafa.
Ternyta itu Anna, mamanya Rafa. "Temenin mama yuk!"
"Kemana?" Tanya Rafa sambil berdiri dari tempat duduknya lalu berbalik badan agar bisa menatap mamanya. Sedari tadi Rafa tengah duduk di kursi yang ada di taman belakang rumahnya.
"Ke mall, terserah kamu mau mall mana mama ikut aja deh." Anna tersenyum manis kepada Rafa.
Rafa berfikir sejenak. Hari ini hari sabtu, dan lagi pula Rafa gaada kerjaan, kedua sahabatnya sibuk.
Mungkin ini ide yang bagus.
"Ayoo, Rafa siap-siap dulu kalo gitu." Rafa tersenyum manis ke mamanya sebelum melenggang pergi menuju kamarnya.
Gaperlu lama-lama, akhirnya Rafa telah siap dengan kaus hitam dan celana jeans serta sepatu Vans hitam yang membalut kakinya. Simple tapi tetap membuat Rafa terlihat tampan seperti biasanya.
"Pake mobil Rafa aja, ma." Kata Rafa saat ia dan mamanya berpapasan di ruang keluarga untuk mengambil kunci mobil.
"Yaudah, yuk." Mereka pun keluar menuju mobil hitam Rafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Closer ✔️
Novela Juvenil[COMPLETED] Bagaimana jika kamu benci terhadap satu cowo yang dingin dan menurut kamu sangat menyebalkan, tapi ternyata hanya kamu yang bisa melelehkan es di dirinya? Dari benci kemudian berteman dan mungkin jatuh cinta? Ini cerita tentang Raina dan...