"Raaa! Bangun dek, kamu kesiangan loh ini udah jam setengah tujuh lewat!" Lena mengguncang tubuh Raina yang sedari tadi masih asyik meringkuk di balik selimut tebal berwarna putih miliknya.
Raina menggeliat sebelum mulai mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. "Berisik maaa, ini paling akal akalan mama doang kan? Orang masih jam lima."
"Astagfirullah mama mana bohong sih, nih kamu liat," Lena menyodorkan ponselnya ke hadapan Raina dan di sana tertera jam yang menunjukkan pukul enam lewat empat puluh lima menit, yang berarti bel akan berbunyi lima belas menit lagi.
Raina sukses membulatkan matanya. "Demi apa?! YaAllah, aduh anduk mana anduk?! ADUH MAMA RAINA BISA TELAATTTT!"
Raina pun loncat dan langsung masuk ke kamar mandi. Mandi secepat mungkin, entah itu bersih atau tidak. Dan Raina baru sadar kalau Rafa mau menjemputnya, pasti Rafa sudah ada di rumahnya.
Raina seketika merasa bersalah, Rafa jadi ikutan telat karenanya. Memang semua ini salah Raina. Raina tidak bisa tidur sampai jam dua pagi karena pikirannya terus membuatnya terjaga.
Keluar kamar mandi, Raina dengan segera mengenakan seragam, menyisir rambutnya dan melakukan semua persiapan dengan terburu buru. Setelah semua siap, Raina segera turun ke bawah.
Benar saja, di ruang keluarga terdapat Rafa yang tengah duduk dan fokus ke ponselnya.
"Raf, lo nunggu lama ya? Maaf ya, gue baru bangun," Raina menatap Rafa dengan tatapan bersalahnya. "Yaudah ayo kita berangkat sekarang, nanti telat."
"Lo kan belum sarapan," balas Rafa santai. "Sarapan aja dulu."
"Ih udahlah itu ga penting, sekarang ayo berangkat."
"Sarapan dulu."
"Gamau, udah ayo. Mamaaa Raina berangkat sekarang! Dadah!"
Raina pun menarik Rafa untuk melangkah keluar rumah. Rafa kemudian duduk di kursi yang ada di teras rumah Raina untuk memakai sepatu, begitu juga Raina. Raina memakai sepatu dengan terburu buru sementara Rafa sangat santai.
"Raf ayo ih cepetan udah telat!"
"Santai aja kenapa sih Ra?"
Raina memuat bola mata malas lalu berdiri. "Lo pake mobil?"
"Iya, kenapa?"
"Astagaaa pasti macet Raf. Kita nyampe sekolahnya telat banget kalo gitu."
Rafa hanya terkekeh kecil tanpa memperdulikan kalimat Raina lalu merangkul Raina berjalan menuju mobilnya yang terparkir di luar rumah Raina. "Masuk."
•••
Mobil berwarna hitam memasuki parkiran sekolah yang sudah sepi karena semua murid sudah masuk kedalam kelas. Keluarlah sepasang cowo dan cewe dari dalam mobil itu. Sang cowo terlihat santai, sementara samg cewe terlihat panik dan takut.
"Santai aja," Kata Rafa sebelum menggenggam tangan Raina dan menariknya untuk kembali berjalan masuk kedalam sekolah.
Rafa berjalan santai, sementara Raina berjalan dengan rasa takut juga panik.
"Ekhm, jam berapa sekarang?" Suara seorang perempuan terdengar dari samping kanan Rafa juga Raina.
Rafa hanya menoleh sekilas ke asal suara dengan tatapan dinginnya dan enggan membalas atau apa.
"Ayo jawab," guru tadi melotot ke arah Rafa sementara Rafa tetap bersikap santai. Rafa yakin pasti dia guru baru, tidak tau siapa Rafa sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Closer ✔️
Fiksi Remaja[COMPLETED] Bagaimana jika kamu benci terhadap satu cowo yang dingin dan menurut kamu sangat menyebalkan, tapi ternyata hanya kamu yang bisa melelehkan es di dirinya? Dari benci kemudian berteman dan mungkin jatuh cinta? Ini cerita tentang Raina dan...