Raina baru saja selesai shalat maghrib dan diluar masih hujan deras.
Ck, mama cepet pulang dong. Kalo mati lampu gawat nih.
Raina lantas keluar kamar dan turun menuju dapur karena Raina mendadak haus. Raina meraih gelas lalu mengisinya dengan air minum sebelum meneguknya.
Tok tok
Terdengar suara ketukan pintu. Hujan hujan begini siapa yang bertamu?
Siapa deh? Apa gue salah denger? Lagi hujan juga siapa yang dateng?
Lalu terdengar lagi ketukan pintu yang kedua kalinya.
Ck siapa sih.
Raina meneguk minumnya sampai habis lalu berjalan menuju pintu utama. Ketukan itu terus terulang sampai ke empat kalinya.
"Iya seben– RAFA?!"
Betapa kagetnya Raina mendapati Rafa yang bertamu di tengah hujan deras dengan pakaian yang basah kuyup dan tubuh yang bergetar juga mata dan hidungnya yang merah seperti habis menangis.
Rafa kenapa?
Belum sempat membuka mulut, tubuh basah Rafa sudah menubruk tubuh Raina. Membawa Raina ke pelukannya. Raina sempat terdiam karena kaget Rafa tiba tiba memeluknya.
Bagi Rafa, setidaknya Raina bisa menjadi obat Rafa untuk sementara.
"Gue kangen dia." Kata Rafa lirih di pelukan Raina.
Suara Rafa benar benar terdengar menyayat hati. Tergambar jelas bahwa Rafa sangat tersiksa.
Kangen dia? Siapa? Aleya?
Tak mau bertanya apa apa akhirnya Raina cuma berkata. "Iyaa gue tau. Lo jangan kaya gini, nanti dia sedih."
Rafa melepas pelukannya lalu Rafa bersin. Wajah Raina berubah menjadi khawatir. "Duh lo basah kuyup, sini masuk. Lo tunggu disini gue ambilin handuk dan baju ganti buat lo. Sebentar."
Baru saja ingin berbalik, tangan Raina sudah di tahan oleh Rafa. "Jangan pergi. Aku butuh kamu."
Raina manatap Rafa bingung lalu seulas senyum terukir di wajah Raina, entahlah itu tiba tiba saja terjadi.
"Aku butuh kamu Al." Lanjut Rafa dan seketika senyum Raina pudar dan Raina mejadi lemas. Bahunya langsung turun saat mendengar perkataan Rafa barusan.
Sepertinya Rafa terlalu jatuh terhadap gadis itu sampai membuat Rafa menjadi seperti ini.
Raina melepaskan tangan Rafa. "Lo tunggu sini."
Raina pun langsung berjalan menuju lantai atas, lebih tepatnya menuju kamar Remon dan mencari baju dan celana yang kemungkinan bisa Rafa pakai. Akhirnya Raina mendapatkan kaus hitam polos beserta celana training warna senada di lemari Remon.
Dengan buru-buru, Raina kembali menghampiri Rafa yang sudah duduk di sofa dalam keadaan basah tentunya.
"Nih, lo ganti di kamar mandi yang ada di dapur sana." Raina memberi handuk beserta baju dan celana yang Raina pegang tadi ke Rafa.
"Thanks." Rafa tersenyum lalu berjalan menuju kamar mandi yang Raina maksud tadi.
Raina duduk di sofa sambil menunggu Rafa yang berganti baju.
Rafa kenapa? Dia abis ngapain? Kenapa dia nangis?
Banyak tanda tanya yang mengiang di benak Raina. Dan tentu saja, itu semua akan tetap menjadi tanda tanya tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Closer ✔️
Novela Juvenil[COMPLETED] Bagaimana jika kamu benci terhadap satu cowo yang dingin dan menurut kamu sangat menyebalkan, tapi ternyata hanya kamu yang bisa melelehkan es di dirinya? Dari benci kemudian berteman dan mungkin jatuh cinta? Ini cerita tentang Raina dan...