"Bang?" Panggil Raina dari luar kamar Remon.
"Masuk Ra." Raina membuka pintu kamar Remon dan langsung masuk kedalam menghampiri abangnya yang tengah berkutat di depan laptopnya.
"Bang gue kesel sumpah." Raina menghempaskan tubuhnya di tempat tidur Remon.
"Napa lu?" Tanya Remon sambil terus fokus ke laptopnya.
Raina merubah posisi menjadi duduk. "Gue kaya di ancem gitu."
"Sama? Siapa yang berani ngancem lo?" Sekarang perhatian Remon teralihkan menuju Raina.
"Jadi gini, ada cewe yang suka gitu sama Rafa tapi ga dapet-dapet dari kelas sepuluh, kasian sih. Terus dia ngancem gue suruh jauhin Rafa, terus gue dibilang munafik lah kegatelan lah. Apa coba?"
"Yaelah sirik tanda tak mampu, gitu aja," Balas Remon santai. "Terus pas dia bilang gitu lo gimana? Ga lo tonjok kan?"
"Ya ngga lah, gila lo. Emang gue apaan," Raina memutar bola matanya. "Gue cuma diem gue gamau bikin masalah. Ini gue baru cerita sama lo."
"Loh kenapa lo ga cerita ke Naraya?" Tanya Remon bingung.
"Lo tau Naraya gimana, dia bakal ributin siapa pun yang berani macem-macem ke gue. Gue gamau buat masalah bang."
Remon mengangguk. "Yaudah kalo dia udah main fisik atau dia makin parah lo boleh bertindak. Jangan mau di injek-injek orang, jangan mau terlihat lemah di hadapan orang."
Raina mengacungkan jempolnya. "Sip abang ganteng."
"Tumben bilang ganteng." Remon tersenyum jahil.
Raina mendengus. "Yaudah ralat."
Remon terkekeh. "Bentar lagi gue balik, lo sendirian lagi deh dirumah."
Raina menatap abangnya sedih. Remon sebentar lagi harus kembali lagi ke Bandung, meninggalkan Raina sendiri.
"Bangg jangan pergi." Rengek Raina dengan wajah sedihnya.
"Sok sok sedih padahal posisi gue bentar lagi di ambil alih sama Rafa." Kata Remon sambil menutup laptopnya.
"Dih apaan sih bang." Raina cemberut.
Remon menatap Raina. "Gue ngedukung lo sama Rafa, tapi kalo dia nyakitin lo sih ya bakal kena elusan di pipi sama gue."
"Eh jangan bang." Ucap Raina tanpa sadar.
"Cie khawatir.... asik. " Remon menaik turunkan alisnya.
"Ish Abang!" Raina memukul lengan Remon karena salah tingkah.
Remon tertawa. "Im sure you will have a special feeling for him."
Raina tertegun. Sebenarnya dia juga bingung dengan perasaannya sendiri. Entahlah semuanya terjadi begitu saja secara cepat dan tiba-tiba.
"Bodo amat bang."
Raina bangkit, lalu pergi keluar dari kamar Remon untuk menuju kamarnya. Raina masuk kedalam kamar, meraih ponselnya lalu menghempaskan diri ke tempat tidurnya.
Raina membuka ponselmya dan ternyata ada notif LINE bertuliskan :
Geofrey invited you to join "jamaahhhh".
Raina membuka aplikasi LINE dan langsung join kedalam group tersebut.
jamaahhhh (5)
Raina L
group apaan nih?Bryann
eh Raina️☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Closer ✔️
Novela Juvenil[COMPLETED] Bagaimana jika kamu benci terhadap satu cowo yang dingin dan menurut kamu sangat menyebalkan, tapi ternyata hanya kamu yang bisa melelehkan es di dirinya? Dari benci kemudian berteman dan mungkin jatuh cinta? Ini cerita tentang Raina dan...