Reynand
Ra, can we go out today?Raina L
lo sombong, malesReynand
hehe sorryRaina L
lo kemana aja?Reynand
can you keep it for later?
temuin aku di taman yang
waktu itu aku ajak kamu
nanti sore jam limaRaina L
buat apa?Lalu tidak ada jawaban. Sampai sekarang.
Begitu isi chatnya dengan Rey tadi sekitar pukul empat. Dan sekarang sudah pukul setengah lima. Yang berarti seharusnya Raina bersiap-siap untuk berangkat. Tapi ia masih ragu.
Raina lantas menghela nafas sebelum kemudian ia pun mengganti celananya dan mengambil hoodienya.
Setelah beres, dengan segera ia meraih ponsel beserta tasnua dan pergi ke bawah menuju mobilnya.
•••
Raina turun dari mobil dan langsung berjalan masuk menuju taman. Matanya memandangi sekitar, mencari keberadaan Rey. Sampai akhirnya Raina mendapati Rey yang tengah berdiri membelakangi dirinya tidak jauh dari posisinya berdiri.
Raina berjalan dengan perlahan mendekati Rey. "Rey?"
Rey berbalik lalu tersenyum tipis. "Hey! Duduk yuk." Lalu Rey pun berjalan lebih dulu menuju tempat duduk yang terletak tidak jauh dari mereka.
"Ngapain lo nyuruh gue kesini?" Tanya Raina to the point saat mereka sudah duduk dengan manis.
Rey melirik Raina sekilas. "Just.. hanging out?"
Raina mengernyit. "Kok gue ngerasa lo aneh ya. Lo kenapa sih?"
Rey mengernyit sambil masih berusaha tersenyum. "Aneh gimana?"
"Ya... umm I don't know, it's seems like lo... menghindar?"
Rey mendengus. "No, aku ga menghindar. Aku bukan menghindar, tapi aku sadar diri. Aku udah gapantes lagi ada di posisi aku kemarin."
"Maksud lo?"
Rey menghele nafas. "Kamu tau aku sayang sama kamu kan? Dan aku juga tau, sekeras apapun aku coba, kamu ga akan balik sayang sama aku lagi. You love him. Aku cuma orang dari masa lalu kamu yang dengan gatau dirinya udah ngancurin hati kamu tapi masih aja mau kamu balik. Aku sadar aku egois Ra."
Raina mengernyit. "Rey, lo ngomong apa sih?"
Rey tersenyum manis. "Kamu sayang Rafa kan Ra? Rafa juga gitu kok, dia sayang sama kamu. Aku juga sayang sama kamu, tapi sekarang aku tau aku udah ga pantes buat milikin hati kamu lagi."
Raina menggigit bibir bawahnya menahan getaran dalam dirinya. Apa lagi ini? Kenapa semuanya jadi seperti ini?
"Sekarang kamu gaperlu lagi mikirin aku, kamu gaperlu lagi bingung pilih aku atau Rafa. Pilih dia, jangan aku. Dia cowo yang baik dan pantes buat kamu, ga kaya aku. Aku udah jadi masa lalu yang gaakan bisa jadi masa depan kamu. Be happy, Ra. Kalo kamu seneng, aku ikut seneng Ra."
Lagi, air mata sialan Raina jatuh membasahi. Satu orang lagi mundur demi perasaan Raina.
Rey yang melihat itu seketika merengkuh Raina kedalam pelukannya. Memeluknya dengan erat bagai ini pelukan terakhir mereka. "Kamu perempuan yang beda Ra. Aku bakal tetep jadi sahabat kamu kok. Jadi kapanpun kamu butuh aku, aku bakal ada. Makasih ya Ra."
Raina mengernyit kemudian melepas pelukan mereka. "Makasih apa?"
Rey tersenyum kemudian menghapus air mata Raina. "Makasih karena udah ngajarin aku apa artinya sayang yang tulus, makasih udah ngajarin aku apa itu penyesalan, dan makasih Ra kamu udah ada dan ngajarin aku banyak pelajaran di hidup aku untuk kedepannya."

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Closer ✔️
Teen Fiction[COMPLETED] Bagaimana jika kamu benci terhadap satu cowo yang dingin dan menurut kamu sangat menyebalkan, tapi ternyata hanya kamu yang bisa melelehkan es di dirinya? Dari benci kemudian berteman dan mungkin jatuh cinta? Ini cerita tentang Raina dan...