Part 27 : Obat

17.4K 799 6
                                    

"Sebenarnya dia harus dirawat.. Tapi, jika ia tidak mau maka ia harus dirawat dirumah. Saya akan berikan vitamin dan beberapa obat. Untung saja ia tidak mengalami hipotermia atau sejenisnya. Dari  hasil pemeriksaan, sepertinya adik anda bersentuhan dengan air dari kemarin malam. Karena, ia sudah parah, ia akan merasakan tulangnya ngilu dan pegal juga muntah-muntah. Jika pusing, itu pasti biasa. Saya harap anda mengawasi adik anda dengan cermat. Ia tidak boleh terkena angin malam dan juga air untuk beberapa hari kedepan. Tubuhnya sangat rentan sekarang.. "

"Tapi, apa dia baik-baik saja, dok??"

"Sepertinya dia sedang stress. Dia sedang mengalami masa-masa sulit karena otak nya selalu bekerja dan membuat tubuhnya lelah. Jadi, dia harus benar-benar istirahat. Saya sudah memberinya obat penenang agar ia bisa beristirahat. "

"Terima kasih, dok. Saya harap anda merahasiakan ini dari siapapun. Karena, dokter adalah dokter keluarga kami dari saya dan Anna kecil. "

Dokter paruh baya itu melepas kacamata nya dan tersenyum.
"Anda tahu saya kan??" Dokter itu menepuk bahu Aldo lalu pergi dari rumah Aldo.

Aldo naik ke atas, kamar adiknya. Ia duduk disamping ranjang adiknya yang sudah terpasang infus dan selang oksigen. Adiknya begitu cantik saat tertidur seperti ini, walau wajahnya pucat.

Aldo pun memutuskan tiduran di samping Anna sambil menjaga Anna.
Aldo berpikir, apa ini ada hubungannya dengan Lucas? Ia tidak boleh gegabah dengan menelpon pria itu. Ia harus bertanya dulu pada Anna.

---------------
Anna terbangun, kepalanya sangat berat saat ini, badannya juga terasa ngilu dan pegal. Ia merasakan tangannya di infus dan hidungnya dipasang selang tapi ia yakin jika ia ada dikamarnya sekarang.

Ia melihat Aldo yang baru saja masuk ke kamarnya.

"Kak..."

"Anna.. Kau sudah sadar?? Apa kau ingin sesuatu??"

Anna menggeleng. "Apa yang terjadi?"

Aldo menghampiri Anna dengan wajah sedih. "Seharusnya Kakak yang bertanya, apa yang membuatmu seperti ini?? "

Anna mengkerutkan keningnya dan mengaduh kesakitan saat mencoba mengingatnya. Aldo pun kaget jika Anna akan sakit kepalanya, mungkin belum saatnya bertanya.

"Jangan dipaksa, Anna. Kau belum benar pulih untuk mengingat semuanya... "

"Tidak.. Aku ingat sekarang... " Lalu Aldo kaget saat melihat Anna menangis.

"Tak perlu cerita jika belum sanggup, Sayang. Kakak akan selalu disini untuk menemanimu.." Aldo memeluk tubuh Anna yang sedang duduk itu. Anna menangis kencang. Tapi, selesai menangis ia kembali tertidur.

Aldo tidak tega melihat adiknya seperti ini. Walau ia sangat penasaran, tapi ia akan bertanya pada adiknya nanti. Ia yakin, Anna pasti akan cerita jika ia sudah siap.

--------

Sudah 3 hari Anna masih terbaring di tempat tidurnya. Hanya saja, infus dan selang sudah dilepas dari tubuhnya. Tapi, Anna selalu diam dan melamun. Ia merasa seperti pergi ke dunia lain yang hampa.

Aldo bahkan menjadi frustasi melihat adiknya itu. Anna tidak akan makan jika Aldo tidak memaksanya dan menyuapinya, itu pun hanya sedikit. Memang Aldo selalu bertanya pada Anna disetiap kesempatan, tapi Anna selalu menjawabnya dengan kalimat baik-baik saja atau tidak ada apa-apa.

Anna selalu diam, dan yang paling membuat Aldo sedih adalah Anna yang selalu menjerit dan berteriak memanggil Lucas di malam hari... Itu adalah kebiasaan baru bagi Aldo jika Anna akan ribut di kamarnya tengah malam dan Aldo akan menenangkan Anna yang berakhir Aldo tertidur dikamar adiknya itu.

ANNA & LUKE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang