Jilid 5

578 11 0
                                    

Hoan Eng kembali terkejut. Kedua orang itu sama-sama mempunyai nama besar. Orang yang berbadan langsing bernama Liok Tian Peng, sutee-nya (adik seperguruan) Kong Tiauw Hay, Congkoan (kepala pengurus) istana. 

Pada Cengtong tahun ke-13, ia pernah turut dalam ujian Bu-cong-goan. Dalam babakan-babakan pendahuluan, ia telah menjatuhkan banyak sekali ahli-ahli silat ternama dan akhirnya harus berhadapan dengan In Tiong dalam perebutan gelar Bu-cong-goan. 

Sesudah bertempur ratusan jurus, mereka tetap setanding, sampai akhirnya, berkat bantuan Thio Tan Hong, In Tiong dapat menjatuhkan orang she Liok ini dan merebut gelar tersebut. Berhubung dengan pertandingan itu, walaupun kalah, namanya Liok Tian Peng jadi kesohor dan belakangan ia ditarik ke istana sebagai pahlawan. Jika dihitung-hitung, ia adalah rekannya Thio Hong Hu.

Orang yang bertubuh tinggi besar adalah Tong Kee Cun. Sebelum Liok Tian Peng masuk ke istana, mereka berdua sudah berkawan lama dan pernah bersama-sama malang-melintang di daerah Kanghoay dan mendapat julukan Kang-hoay-jie-pa (Dua jago dari daerah Kanghoay). Ilmu silatnya Tong Kee Cun cukup tinggi dengan mempunyai Tok-see-ciang dan Kim-kong-ciu, sehingga dalam kalangan Hek-to (penjahat), ia terkenal sebagai manusia yang tangannya sangat beracun.

Tong Kee Cun kembali tertawa. 

"Thio-thayjin," katanya. "Mulai dari sekarang, kita adalah menteri-menteri dari satu kerajaan dan aku mengharap bisa mendapat banyak petunjuk dari Thayjin. Sekarang ijinkanlah aku memberi hormat."

Thio Hong Hu terkesiap dan meloncat ke samping untuk menolak pemberian hormatnya.

"Tong-suhu! Apa artinya ini?" ia menanya.

"Firman rahasia Hongsiang ada di sini. Harap Thio-thayjin suka menerima," berkata Liok Tian Peng dengan suara nyaring.

Hoan Eng menjadi bingung. "Eh, eh! Kenapa ada lagi firman rahasia?" katanya di dalam hati. "Bukankah tadi Cian Sam San dan Bun Tiat Seng sudah membawa firman?"

Ketika itu, dengan kedua tangannya Thio Hong Hu menjunjung firman tersebut dan dengan sikap menghormat lalu berlutut tiga kali. 

"Aku mengharap kalian sudi memaafkan, bahwa aku tidak dapat menerima firman ini," katanya. "Dan aku memohon Liok-heng sudi memberi penjelasan yang baik di hadapan Thay-siang-hong."

Sekarang Hoan Eng sadar. Orang yang dipanggil "Hongsiang" (kaisar) oleh Liok Tian Peng bukannya Kaisar Kie Giok yang sekarang memerintah, akan tetapi Thay-siang-hong Kie Tin yang telah ditahan dalam istana Lamkiong oleh Kie Giok.

Liok Tian Peng lantas saja membuat lagu seperti orang terkejut dan berkata: "Orang kata: Satu hari menjadi menteri, mengabdi seumur hidup. Sekarang cukong (majikan) sedang memerlukan tenaga Thio-heng, kenapa Thio-heng menolak firman?"

Harus diketahui, bahwa pada jaman itu, ialah jaman kerajaan Beng, dalam perhubungan antara raja dan menteri terdapat suatu peraturan yang sangat keras. Thio Hong Hu adalah menteri lama dari Kaisar Kie Tin dan di samping itu, tugas melindungi keselamatan Kie Tin jatuh di atas pundaknya sebagai Ciong-cie-hui pasukan Kim-ie-wie dan Tongleng barisan Gie-lim-kun. Menurut peraturan waktu itu, walaupun Thio Hong Hu sudah meletakkan jabatannya, ia tak dapat menolak firman kaisarnya.

"Sekarang ini cukong adalah orang yang paling dihormati di seluruh negeri dan telah dirawat secara baik oleh Hongtee (kaisar)," kata Hong Hu. "Ada ketidakpuasan apakah, sehingga beliau perintah Jiewie mengunjungi rumah gubuk ini di tengah malam buta?"

Liok Tian Peng tertawa dingin.

"Aku tak tahu, apa Thio-thayjin benar-benar tidak mengetahui, atau hanya berlaga tidak mengetahui," ia menyindir.  "Takhta kerajaan sebenarnya adalah miliknya cukong, tapi Ek-ong (gelaran Kie Giok sebelum menjadi kaisar) sungkan mengundurkan diri dan secara tidak patut terus menduduki takhta dan perbuatannya itu, tidaklah beda dengan merebut takhta secara paksa. Lebih hebat lagi, cukong sendiri telah dipenjarakan di istana Lamkiong. Apakah orang bisa bersabar terhadap perlakuan itu? Kita semua adalah menteri-menteri tua dan menurut kepantasan, kita haruslah membantu cukong untuk merampas pulang takhta kerajaan. Hanya dengan begitu saja barulah kita tidak melanggar peraturan antara raja dan menterinya."

Pendekar Wanita Penyebar Bunga - Liang Ie ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang