Jilid 6

596 9 0
                                    

Tian Peng menganggap perkataan kawannya memang ada benarnya. Thio Hong Hu bukan main liehay-nya. Dengan Iweekang-nya yang sudah sempurna, dalam sepuluh hari saja ia sudah akan dapat menyembuhkan luka akibat pukulan Tok-see-ciang. 

Sesudah sembuh, Hong Hu tentu akan membalas sakit hatinya. Meskipun Tok-see-ciang dan Ngo-tok-ciam menggunakan racun yang sama, akan tetapi cara bekerjanya berlainan sekali. Jarum Ngo-tok-ciam yang halus terutama digunakan untuk menyerang jalan darah. Pukulan Tok-see-ciang, dapat mengakibatkan luka di dalam dan di luar pada tubuh musuh. Di samping itu, sebuah tangan adalah beberapa puluh kali lebih besar daripada jarum, sehingga racunnya pun puluhan kali lebih hebat. 

Oleh karena itu, yowan yang dimaksudkan untuk memunahkan racun jarum dan yang sudah ditelan sebutir oleh Hong Hu, tak akan menolong banyak.Dalam pada itu, Hong Hu sendiri sudah mengerahkan tenaga dalamnya untuk menahan naiknya racun. Dapat dimengerti, bahwa usaha itu sudah sangat mengurangkan tenaganya yang harus digunakan untuk melawan dua musuhnya. 

Maka sebab itulah, dengan dua lawan satu, walaupun Liok Tian Peng dan Tong Kee Cun masih jatuh di bawah angin, Hong Hu sendiri merasa sangat kepayahan.Mati-matian mereka bertempur. Sesuatu pukulan adalah pukulan yang membinasakan. Dalam sekejap, belasan jurus sudah lewat.Liok Tian Peng berkelahi secara licik sekali. 

Ia tak berani datang dekat dan menggunakan siasat "gerilya". 

"Thio Hong Hu!" ia berseru. "Jika benar kau seorang gagah, kau harus membunuh diri sendiri jangan sampai ditertawai oleh orang-orang gagah di kolong langit."

"Kentut!" membentak Hong Hu. "Satu hoohan (orang gagah) harus menyerah disembelih olehmu? Bagus!"

"Thio Hong Hu!" berteriak pula Liok Tian Peng dengan suara mengejek. "Malam ini kami berdua menjalankan perintah Hongsiang. Sebagai seorang menteri, jika raja perintah kau mampus, kau mesti mampus. Kau mengerti?"

Perkataan Liok Tian Peng, walaupun ejekan, bukannya tidak beralasan. Pada jaman itu, kekuasaan kaisar tiada batasnya. Jika kaisar menghendaki jiwa menterinya, menteri itu harus segera menyerahkan jiwanya, tanpa banyak rewel. Akan tetapi, Liok Tian Peng tidak mengetahui, bahwa sesudah bergaul dengan Thio Tan Hong, alam pikiran Hong Hu sudah sangat dipengaruhi oleh sahabatnya itu. 

Ia sudah menjadi sadar dan sungkan mengorbankan jiwanya untuk satu keluarga yang sedang berebut kekayaan dunia, walaupun keluarga itu adalah keluarga kaisar.

Mendengar ejekan itu, darahnya Hong Hu naik tinggi. "Liok Tian Peng!" ia membentak. "Manusia rendah yang tak mengenal malu! Kau ingin menggunakan darahku untuk menaikkan pangkatmu? Bagus! Tak malu kau, mengatakan begitu!" 

Sembari memaki, kedua tangannya menghantam bagaikan hujan dan angin. Mendadak terdengar suara "buk!" dan badannya Tong Kee Cun terpental menubruk tembok, sampai hampir-hampir dia pingsan.

Liok Tian Peng buru-buru menghadang di tengah jalan guna menolong kawannya. 

"Thio Hong Hu!" ia pentang bacotnya lagi. "Hongsiang benar cerdik. Siang-siang beliau sudah tahu, kau mempunyai tulang penghianat. Thio Hong Hu! Kau tahu satu penghianat harus mendapat hukuman apa? Jika kau menyerah dibelenggu, hanya kau seorang yang mampus. Tapi jika kau melawan, serumah tanggamu akan dibasmi habis!"

Mendengar perkataan itu, Hong Hu merasakan dadanya mau meledak. Belasan tahun ia melindungi Kie Tin. Dalam peperangan di Tow-bok-po, ia bela kaisar itu tanpa memperdulikan keselamatan jiwanya sendiri. Kesetiaannya sudah tak dapat disangkal pula dan kegagahannya dikagumi orang sejagat. 

Maka, oleh sebab itu cara bagaimana ia tidak gusar ketika mendapat cap "penghianat"?

Dengan hebat ia mengirim tiga pukulan berantai, sehingga Kee Cun dan Tian Peng terpaksa mundur beberapa tindak. 

Pendekar Wanita Penyebar Bunga - Liang Ie ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang