"........"
✳✳✳
"Semakin (namakamu) deket sama Aldi, semakin sulit gue dapetin dia. Dia bakal rebut kebahagiaan gue lagi. Apa gue harus mundur?" ujar Iqbaal.
"Lo nggak perlu mundur, gue nggak ada rasa sama Aldi kok. Jadi, kalo lo mau dapetin gue. Lo harus berjuang. Buat gue jatuh cinta sama lo baal," ujar (namakamu) pelan.
"(nam)..(namakamu)? Sejak kapan lo di sini?" ujar Iqbaal terkejut.
"Sejak kapan ya?" gumam (namakamu).
"Intinya waktu gue liat lo lagi ngintipin gue sama Aldi. Gue langsung jalan ke belakang lo. Hehe."
"Tapi gue mundur aja (nam)."
"Kenapa baal?"
"Gue nggak pantas dapetin lo. Apalagi gue liat Aldi kayaknya suka sama lo."
"Lo pantes kok dapetin gue. Asalkan lo mau berjuang. Sok tau banget, mana ada Aldi suka sama gue."
"(nam), gue itu cowok. Gue tau tatapan mata cowok. Dia kelihatan suka sama lo."
"Udahlah nggak usah dipikirin. Aldi cuman temen gue," ujar (namakamu) tersenyum manis, dan menepuk bahu kanan Iqbaal dua kali. Lalu berjalan meninggalkan Iqbaal.
✳✳✳
Sesampainya di kelas, (namakamu) langsung mendapat ucapan pedas dari Aldi.
"Bilangnya ke toilet, ternyata ketemu orang spesial," sindir Aldi.
"Apaan sih Ald, iya iya maaf. Gue bohong, Iqbaal cuman temen kali. Kalo gue bilang mau ketemu Iqbaal lo pasti nggak bakal izinin kan?" tebak (namakamu).
"Oh," jawab Aldi acuh.
"Gue ngomong panjang lebar lo cuman bilang 'oh' doang?!" pekik (namakamu).
"Trus gue harus bilang apa dongo?!" kesal Aldi.
"Lo kok sensitif banget sih Ald, PMS ya lo?" ujar (namakamu) asal.
"Ogeb, lo kira gue cewek apa."
"Iya deh terserah. Gue nggak tau salah gue apa, tapi gue minta maaf aja ya."
"Lo nggak salah, nggak usah minta maaf."
'Maaf (nam), gue kayak gini. Karena gue jealous sama Iqbaal. Jujur gue suka sama lo, tapi gue gengsi. Gue bahkan cinta sama lo dari pandangan pertama'batin Aldi.
Rasanya Aldi ingin sekali mencubit pipi (namakamu) yang menggembung. Aldi dapat menebak, (namakamu) sedang kesal padanya.
"Heh, kok jadi lo sih yang ngambek," ujar Aldi, mencolek hidung (namakamu).
"Apa sih?!" kesal (namakamu).
"PMS lo ya."
"Kalo iya kenapa?!"
"Makanya galak."
"Serah."
"Nanti jalan yuk," ajak Aldi.
"Males."
"Ke mana aja deh yang penting lo nggak marah, mau?" tawar Aldi.
"Nggak."
"Gue beliin coklat deh, gue beliin seberapapun lo mau?"
"Lo mau bikin gue gendut ya?!" pekik (namakamu) kesal.
"Eh eh, bu..bukan gitu. Abisnya lo marah-marah mulu sih. Ya udah deh nanti gue beliin buku gimana? Terserah deh mau beli berapa, gue yang bayarin," ujar Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
FanfictionKetika luka terlatih bicara Ini kisahku, bersama (namakamu) ku -Iqbaal