29

677 25 1
                                    

Happy reading guys
.
.
.

###
Reno terus mengelus rambut (namakamu) yang kini tengah tertidur dengan pahanya sebagai bantalan tidur (namakamu).

Entahlah, setelah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi antara (namakamu) dengan Iqbaal, Reno kini dilanda kebingungan.

Antara senang dan juga sedih, senang karena ia akan memiliki kesempatan lebih dekat dengan (namakamu). Sedih karena bisa saja (namakamu) kembali pada Iqbaal. Semua tergantung dari usahanya.

(Namakamu) menggeliat sebentar dan terbangun dari tidurnya.

"Nyenyak?" tanya Reno tersenyum manis.

"Nyenyak banget, kan dielus-elus kepalanya," (namakamu) nyengir lucu.

"(Nam)."

"Apa?"

"Kalo gue masih berharap sama lo, boleh?"

"Berharap apanya?"

"Berharap bisa gantiin Iqbaal di hati lo."

"Usaha aja sih."

"Ya udah lah. Kalo emang jodoh nggak kemana ya kan?"

"Iya in aja deh."

(Namakamu) berdiri dari duduknya dan menarik tangan Reno.

"Main basket yuk, udah lama nih nggak olahraga," ajak (namakamu).

"Nggak! Lo masih sakit (namakamu)," peringat Reno.

"Gue udah sehat kok, ayo dong Ren. Ayooo," rengek (namakamu).

"Ya udah, iya. Ganti baju dulu sana."

"Yeay, oke Reno."

***

"Reno huh hah, berhenti dulu deh. Capek nih," (namakamu) terduduk dengan lemas di tengah lapangan basket.

"Ya ampun (namakamu)! Muka lo pucet banget!" pekik Reno.

"Gue pusing ," keluh (namakamu).

"Kenapa nggak bilang dari tadi sih? Sini naik ke punggung gue," Reno berjongkok tepat di depan (namakamu).

"Lain kali kalo gue bilangin itu jangan ngeyel, kapan mau sembuhnya kalo lo bandel terus (nam)."

"Iya iya maaf deh."

"Jangan sedih dong, gue jadi nggak tega. Nanti kalo udah sembuh, bebas deh ngapain aja. Asalkan hati-hati."

"Hm."

"Ngambek ya?"

"Enggak."

"Dih judes banget."

"Gue ngantuk," (namakamu) mengeratkan pelukan tangannya pada leher Reno dan menyandarkan kepalanya di bahu Reno.

"Sebentar lagi sampe kok, nanti langsung tidur ya," pesan Reno.

"Hmm"

(Namakamu) terbagun pukul 5 sore. Seketika ia langsung meneriaki bik Inem.

"Bibi... Kenapa nggak bangunin (namakamu) dari tadi!" teriak (namakamu).

Namun nihil, rumahnya kosong. Akhirnya (namakamu) memutuskan untuk mandi daripada mengomel, namun memang sialnya (namakamu). Keran air panas miliknya mati. Dengan sangat-sangat terpaksa (namakamu) mandi dengan air dingin.

Selesai mandi (namakamu) terus merasa kedinginan meskipum sudh berselimut 3 lapis. Hingga akhirnya ia terlelap.

***

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang