12

902 42 1
                                    


Malam hari, Kevan datang ke kamar adiknya untuk melihat keadaan (namakamu). Kevan tahu persis bagaimana adiknya. (Namakamu) pasti akan demam ketika memikirkan sesuatu yang terlalu mengganggu pikirannya. Seperti saat ini.

"Adek kok belum tidur?" tanya Kevan ketika melihat (namakamu) sedang melamun di meja belajarnya.

"Belum ngantuk kak."

"Jangan terlalu dipikirin ya, adek demam kan? Sekarang istirahat. Besok kakak buatkan surat izin, nggak masuk sekolah dulu ya. Kakak sayang kamu," ujar Kevan mengelus rambut (namakamu) dan menuntunnya ke kasur.

"Istirahat ya," pesan Kevan.

(Namkaamu) mengangguk dan mengecup pipi Kevan, Kevan tersenyum dan mencium dahi (namakamu) lama.

"Good night princess. Love you."

"Night too and I love you too."
***

Di sisi lain, Iqbaal tak bisa tertidur. Hanya (namakamu) yang ada di pikirannya saat ini. Iqbaal sadar, tak seharusnya Iqbaal mengungkit masalah yang yelah terselesaikan, Iqbaal terlalu mengecewakan (namakamu)nya.

"ARGH...!" teriak Iqbaal memberantaki nakasnya.

Pyar!

Gelas di nakas Iqbaal terjatuh, hal itu mengundang kakak Iqbaal mendatanginya.

"Iqbaal, apa yang lo lakuin!" pekik kakak Iqbaal yang sering dipanggil teh Ody.

"Ale takut teh..." lirih Iqbaal.

"Takut apa?" tanya Ody lembut.

"Ale takut (namakamu) putusin Ale."

"(Namakamu) pacar Ale ya? Segitu cintanya sama (namakamu)?"

"Iya teh, Ale sayang dan cinta sama (namakamu). Ale nggak mau kehilangan dia teh."

"Besok kalian coba bicarakan baik-baik ya. Sekarang Ale tidur. Sudah malam."

"Iya teh."

Setelah beberapa menit, Iqbaal pun tertidur meringkuk.

Ody merasa kasihan pada adiknya yang harus tersiksa dengan masa mudanya.
***

Siang hari, (namakamu) tengah duduk termenung di kasurnya.

"Hallo cantik, kok melamun sih?"

Seketika (namakamu ) tertarik kembali ke dunia nyatanya.

"Sejak kapan di situ kak?"

"Jangan panggil kak ah, panggilnya Farel aja ya. Biar nyaman, ok?" ujar Farel.

"Iya in biar seneng," cibir (namakamu).

"Kata Kevan kamu demam ya?"  Farel mendekati ranjang (namakamu) dan duduk di sampingnya.

"Iy, hatcih.." belum selesai berbicara, bersin menyerangnya.

"Kasihan banget cih, nih kakak bawain donat buat kamu," ujar Farel gemas dengan (namakamu), lihatlah pipi tembam yang merona dan hidung yang memerah. (Namakamu) benar-benar imut.

"Aaaa... Makasih Farel, tau aja aku suka donat," ujar (namakamu) lalu memeluk Farel saking senangnya.

Iqbaal yang berniat untuk memberi penjelasan pada (namakamu) hanya mampu mematung dan menjatuhkan bunga yang ia rangkai sendiri, melihat (namakamu) memeluk pria lain di depannya.

(Namakamu) yang melihat kehadiran Iqbala segera melepas pelukannya hendak menghampiri Iqbaal namun terlambat, Iqbaal menggeleng samar dengan tatapan kecewanya dan berlari meninggalkan kamar kekasihnya.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang