Sorry for typo(s) guys
Happy reading.
###Di sekolah (namakamu) disambut Salsha di depan pintu kelas.
"Salsha... Gue kangen banget sama lo," ujar (namakamu) memeluk Salsha.
"Gue juga kangen banget sama lo."
Mereka duduk di bangku (namakamu).
"Eh gue ada kabar gembira," ujar Salsha.
"Apaan?"
"Kulit manggis kini ada ekstraknya,hahaha."
"Bodo Sal, bodo amat."
"Ih jangan ngambek dong. Ini seriusan deh, gue sama Aldi jadian."
"Hah? Akhirnya penantian lo nggak sia-sia."
"Tapi Aldi mah nembaknya nggak romantis. Tapi nggak papa lah, yang penting dia romantis pas pacaran."
"Aldi emang gitu, luarnya aja dingin. Dalemnya lumer kok, hahaha."
Tiba-tiba Aldi datang dan berjongkok di samping Salsha.
"Sayang, tadi berangkat sama siapa?" tanya Aldi.
"Sama ayah, kenapa?" jawab Salsha.
"Nggak papa, maaf ya aku nggak bisa jemput kamu."
"Iya, gapapa kok. Aku juga nggak masalah."
"Aduh, kacang sekarang mahal ya? Gue mau beli kacang dulu deh," ujar (namakamu) dan pergi keluar kelas. Aldi dan Salsha hanya terkekeh pelan.
Ketika sedang mengobrol romantis. Aldi dan Salsha dikejutkan dengan kedatangan Iqbaal yang buru-buru masuk ke kelas.
"Eh kalian tau (namakamu) di mana?" tanya Iqbaal.
"Tadi dia keluar baal, nggak tau ke mana," ujar Salsha.
"Ok, makasih."
Iqbaal langsung melempar tasnya sembarangan dan keluar kelas sambil berlari.
(Namakamu) sedang makan bakso dengan kuah yang merah pekat, (namakamu) badmood hingga perutnya lah nantinya yang menjadi korban.
"Sayang," panggil Iqbaal merangkul (namakamu) yang sedang makan bakso di kantin.
"Uhuk, Iqbaal! Ngagetin tau. Panas nih tenggorokannya!"
Iqbaal pun menyodorkan air putih di meja kantin dengan cepat.
"Ya ampun (namakamu)! Kamu kenapa makan pedes ha?! Mau sakit ? Iya? Kamu kok bandel banget sih," ujar Iqbaal memgacak rambutnya frustasi.
"Maaf baal, abisnya aku kesel. Masa aku dikacangin sama Aldi sama Salsha, lagian nggak terlalu pedes kok baksonya," ujar (namakamu).
"Nggak pedes gimana? Liat tuh kuah, udah nggak suci lagi. Warnanya aja pekat banget sayang, nanti kamu sakit perut," ujar Iqbaal khawatir.
"Berapa sendok sambalnya sayang?" lanjutnya.
"Cuman dua puluh sendok aja kok," ujar (namakamu) santai.
"Dua puluh? Kamu bilang itu 'cuman'? Astaga (namakamu), aku diminta Kak Kevan buat jaga kamu. Nanti yang ada aku dimarahin kalo kamu sampai sakit," Iqbaal menangkup wajah (namakamu) gemas.
"Udah, tenang aja. Kak Kevan nggak akan marah kok."
"Dia nggak akan marahnya tuh sama kamu. Kalo sama aku mah pasti dimarahin habis-habisan," Iqbaal mengerucutkan bibirnya.
"Udah ah, kamu balik kelas aja. Aku mau makan lagi," belum sempat (namakamu) melanjutkan makannya. Iqbaal langsung merebut bakso (namakamu) dan memakannya sampai habis, benar-benar habis sampai kuahnya pun Iqbaal minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
FanfictionKetika luka terlatih bicara Ini kisahku, bersama (namakamu) ku -Iqbaal