Happy reading guys
.
.
.
###"Iqbaal, bangun yuk. Udah siang lho," ujar (namakamu) menepuk pelan pipi Iqbaal.
"Engh, 5 menit ya," tawar Iqbaal.
"Nggak ada menit-menitan. Buruan bangun," (namakamu) menarik tangan Iqbaal, namun Iqbaal sama sekali tak bergerak.
"Kalo nggak bangun aku ngambek nih," ancam (namakamu).
Iqbaal pun bangun tanpa minat dengan mata terpejam dan memeluk (namakamu). Menenggelamkan kepalanya di leher (namakamu).
"Badan kamu panas banget Iqbaal."
"Semalem aku udah demam sayang," ujar Iqbaal.
"Kenapa nggak bilang dari tadi malem?" omel (namakamu).
"Aku nggak mau kamu khawatir," ujar IqbaL dengan suara serak.
"Tapi kalo kamu kayak gini, aku tambah khawatir Iqbaal. Kalo kamu bilang dari semalem, aku pasti rawat kamu. Biar gimanapun, Bunda percayai aku dan Kak Kevan untuk jaga kamu baal."
"Iya, maafin aku sayang. Yang penting sekarang kamu udah tau."
"Ya udah, sekarang kamu mandi. Aku siapin bubur buat sarapan. Kamarnya jangan lupa diberesin. Liat tuh, kaki kamu nggak bisa diem apa? Bantal guling di lantai. Selimut juga, udah tau demam malah selimutnya dibuang."
"Iya-iya, nanti aku beresin. Sekarang kamu masak aja gih."
"Yeu ngusir."
"Bukan ngusir kok, cuman suruh keluar aja. Hehehe."
"Sama aja kali."
"Beda lah, beda kata beda makna."
"Serah lah baal, serah."
(Namakamu) keluar dari kamar Iqbaal dengan menghentak-hentakan kakinya kesal.
"Lagian ngomel terus sih," ujar Iqbaal pelan.
DUGH! (Namakamu) menendang pintu kamar Iqbaal.
"IQBAAL AKU DENGER!" teriak (namakamu) dari luar.
'Galak bener' batin Iqbaal.
***
Selesai sarapan, Iqbaal menghampiri (namakamu) yang tengah fokus dengan iPhonenya.
"Oh, lagi chat sama cowok toh," sindir Iqbaal.
"Apa sih baal, cuman chat biasa aja sih, nggak pake sayang-sayangan. Sensi banget," balas (namakamu) kesal.
"Mana ada cowok yang nggak sensi liat pacarnya chat'an sama cowok lain tanpa sepengetahuan pacarnya sendiri. Berasa nggak penting tau nggak?"
(Namakamu) tahu, Iqbaal pasti sedang cemburu. Ketika cemburu Iqbaal selalu ingin dimanja.
"Ya udah iya, nih aku udahan chatnya. Jangan ngambek dong," ujar (namakamu) mengelus pipi Iqbaal.
"Pinjem iPhone kamu," (namakamu) memberikannya pada Iqbaal.
Dengan santainya, Iqbaal menghapus kontak teman pacarnya yang dianggap mengganggu atau bisa dibilang PDKT dengan (namakamu).
"Ih kok dihapusin sih kontaknya?" protes (namakamu).
"Abisnya gara-gara mereka. Kamu jadi asyik sendiri, aku ditelantarin sama kamu. Padahal kan aku lagi sakit, kamu bukannya suapin aku tadi. Manjain aku, pijitin aku ka-"
"Stop ngomel, maaf ya aku nggak peka. Mau dimanja ya sayangku ini. Utatata, lutuna lutuna lutuna," ujar (namakamu) memainkan pipi Iqbaal.
"Aku pengen es krim," rengek Iqbaal memeluk (namakamu).

KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
FanfictionKetika luka terlatih bicara Ini kisahku, bersama (namakamu) ku -Iqbaal