Happy reading guys
.
.
.###
Hari ini, Iqbaal akan berangkat ke Amerika. (Namakamu) kini tengah menangis di pelukan Iqbaal, keberangkatan tersisa 5 jam lagi.
"Udah dong nangisnya sayang," bujuk Iqbaal.
Sayang? Ya, Iqbaal dan (namakamu) kembali menjalin hubungan setelah mendapat restu dari Kevan meskipun terpaksa. Reno mulai bisa mengikhlaskan jika memang (namakamu) tidak lagi bisa bersamanya.
"Jangan pergi," lirih (namakamu) masih dengan tangisannya.
"Hey, kemaren kan kamu udah setuju. Masa sekarang tiba-tiba nggak setuju?" tanya Iqbaal lembut.
"Kamu nggak boleh ninggalin aku Iqbaal," (namakamu) memukul-mukul dada Iqbaal.
"Aku nggak ninggalin kamu sayang, astaga," Iqbaal mengusap wajahnya kasar.
"Tapi kamu pergi ke Amerika, sama aja kamu ninggalin aku," (namakamu) masih memukul-mukul dada Iqbaal. Memang sakit, namun tidak sesakit melihat kekasihnya seperti ini. Rasanya jika bisa Iqbaal akan tetap di sini.
"Aku pergi untuk kembali, hanya enam bulan aja kok."
"Enam bulan itu lama Iqbaal!"
"Aku janji akan selalu kontakan sama kamu. Selalu kabarin kamu sel—"
"Aku butuhnya kamu di sini terus sama aku!" pekik (namakamu).
"Sayang, ikhlasin Iqbaal pergi ya. Dia pasti pulang kok untuk kamu dan kita semua," ujar Teh Ody yang kebetulan baru saja kembali dari toilet.
Ody mengelus kepala (namakamu) lembut.
"Nggak mau Teteh, aku nggak mau Iqbaal pergi," (namakamu) menghentak-hentakan kakinya.
"Baal," Ody mengisyaratkan agar Iqbaal menyerahkan (namakamu) padanya sementara. Iqbaal hanya mengangguk dan berdiri, digantikan oleh Ody. (Namakamu) masih saja menangis.
"(Namakamu) dengerin teteh, dulu waktu teteh masih jaman pacaran. Teteh ditinggal sama pacar teteh ke luar negeri. Awalnya teteh sedih, tapi lama-kelamaan teteh sadar kalo teteh sedih pasti pacar teteh akan lebih sedih di sana dan nggak fokus sama belajarnya. Kamu tau? Karena teteh sabar nunggu, pulang-pulang dia langsung lamar teteh dan nikah sampai sekarang, (namakamu) mau kan Iqbaal berjuang untuk (namakamu)?"
"Teteh beneran?" tanya (namakamu) dengan wajah polosnya.
"Iya sayang."
"Ya udah deh, aku ikhlasin Iqbaal pergi," ujar (namakamu).
Ody tersenyum manis, (namakamu) gadis yang lugu. Mudah sekali dipengaruhi. Tidak apa-apa lah, toh ini juga untuk kebaikan mereka.
"Teteh tinggal dulu ya." (namakamu) mengangguk mengiyakan, Iqbaal pun kembali dengan membawa 2 buah es krim.
"Tadi ngomong apa aja?" Iqbaal menyerahkan 1 es krim pada (namakamu).
(Namakamu) hanya menggeleng sambil tersenyum lucu.
"Ih main rahasia-rahasiaan ya sekarang."
"Biarin, sama teteh doang juga."
"Iya deh, nanti kalo aku udah nggak di sini. Matanya jangan jelalatan ya sayang," pesan Iqbaal.
"Insya allah kalo nggak ketemu cogan."
"(Namakamu)!"
"Hehe, bercanda sayang. Kamu ih."
"Kamu di sana baik-baik ya. Jangan lirikin cewek lain!" peringat (namakamu).
"Iya sayang," ujar Iqbaal gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
FanfictionKetika luka terlatih bicara Ini kisahku, bersama (namakamu) ku -Iqbaal