Pemirsa artis cantik berbakat Alya Rosmala atau yang lebih akrab di sapa Alya kini telah berada di puncak karirnya...
Namanya melejit setelah sukses memerankan Gadis kampung dalam Film peluk aku tiga menit, kini alya telah di sibukkan dengan syuting Film terbarunya di korea, film ini di gadang gadang akan laris di pasar perfileman indonesia.
Tv yang dari tadi berbicara tanpa henti dibiarkan pemiliknya, tanpa berniat merespon melihat atau mendengar, Mita sibuk dengan aktifitasnya sebagai seorang perempuan di kamar mandi, memanjakan dirinya dengan berbagai alat kecantikan.
Dengan memakai celana hotpants dan dres mini tanpa lengan, yang panjangnya hampir menutupi hotpantsnya Mita bersiap turun ke bawah mencari restoran yang menyediakan menu sarapan, perutnya terasa sangat lapar karena kemarin belum sempat mengisinya dengan makanan pokok, ia hanya memakan cemilan ringan saja yang ia beli di bandara.
Delapan tahun lidahnya memakan makanan mentah dari negri sakura kini ia ingin mencoba menu sarapan khas orang Indonesia yaitu nasi goreng.
Bau wangi rempah rempah dan sayuran segar menyeruak di antara dua lubang hidungnya saat pelayan membawakan makanan yang ia pesan dari tadi, satu persatu pelayang memindahkan makanan yang ia bawa dari trolly ke meja Mita.
Setelah selesai memindahkan makanan dan minuman yang di pesan mita pelayanan kembali mendorong trollynya ke arah meja ujung di mana di sana terdapat segrombolan seorang dari crew film mendiskusikan tentang film yang akan ia kerjakan berikutnya.
"Menurutku cerita ini sangat bagus..." ucap sang produser meyakinkan sutradaranya bahwa film yang akan di buat nantinya akan mengebrak perfileman indonesia.
"Kalau kau ngotot nyuru aku membuat film itu lebih baik aku beralih jadi sutradara Film biru sekalian..." jawa sutradara dengan nada sarkastis, sesekali ia menyesap rokoknya dan mengepulkan ke sembarang tempat membuat seseorang yang duduk di sebelahnya mengibas ngibaskan udara di depan hidungnya.
"Kau selalu saja seperti itu Dan.... turuti saja mahunya.. lagi pula tugas kita hanya mebuat Film untung ruginya Rama sendiri yang nangung...." seseorang yang bertugas sebagai koordinator ikut membela lelaki yang bernama Rama diman pekerjaan sebagai produser.
Sutradara yang di panggil rekannya dengan sebutan Dan seperti menimang nimang sesuatu "ahhh.... terserah kalian saja" ucapnya menyerah dengan desakan teman temannya "yang jelas aku tidak mau reportasiku turun hanya gara gara film ini nggak laku di pasaran..." tambahnya lagi sambil memberi peringatan kepada rekan rekanya.
Mendengar persetujuan dari sang sutradara semua kru film tersenyum puas bahkan ada yang tertawa terbahak bahak sehingga mengangu indra pendengaran beberapa orang yang ada di restoran.
Mita memincincingkan sebelah alis matanya mendengar segrombolan orang yang tertawa terbahak bahak jarak kursi mereka sangantlah jauh namun suara tawa itu jelas mengangu indra pendengarannya, mungkin karena ia terbiasa hidup di jepang dengan kesunyian dan tata krama orang di sekitarnya yang membuat Mita sedikit tergangu dengan tawa lepas mereka.
Mita melirik jam mungil yang melingkar di pergelangan tangannya, masih jam delapan pagi sedangkan janji yang ia buat dengan editornya jam sepuluh masih dua jam lagi, tak mau membuang waktunya sia sia mita memanggi pelayanan dan melakukan transaksi pembayaran.
Kaki mungilnya yang di lindungi oleh sandal japit simple bergerak menyusuri jalan jalan pertokohan, kepalanya bergerak kekiri kanan menikmati pemandangan jakarta di pagi hari, sebenarnya tidak ada yang menarik di sekelilingnya hanya kendaraan yang berlalu lalang di jalan dan orang yang berjalan kaki dengan kesibukannya masing masing, namun mita sangat menikamati hal ini, mengamati kesibukan orang orang di sepanjang jalan dan membuatnya bernostalgia ke memory Delapan tahun silam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in silence
Lãng mạnDanu dan Mita dia dibesarkan dalam lingkungan yang sama, rumah mereka bertetangga dan satu sekolah membuat persahabatan mereka tidak terpisahkan hingga suatu hari datang siswa baru yang bernama Alya, kedatangan Alya membuat hati Danu bergetar ia sad...