Tepat pukul setengah delapan Mita sampai rumah.
"Tidak usah mengantarku sampai atas, kalau kau tidak pulang sekarang nanti kemalaman..." Mita mengutarakan keberatanya dengan kebaikan Danu.
"Aku haus..." jawaban Danu terlalu singkat, namun langsung mematahkan pemikiran Mita, bahwa dia ingin mengantarnya sampai Rumah.
Mita merasa heran saat membuka pintu rumah, seingatnya sebelum keluar tadi dia benar benar mengunci pintu.
"Kau ceroboh sekali membiarkan pintu tidak di kunci..." Danu langsung memberi kritikan.
"Tidak... tadi aku yakin sebelum pergi aku mengunci pintu, coba ingat... kamu tadi juga lihatkan waktu berangkat?"
Penuturan Mita membuat Danu mengingat kejadian tadi pagi sebelum mereka pergi, Mita memang sudah mengunci pintu.
Danu langsung menarik Mita ke belakangnya, kini Danu yang memimpin berjalan di depan, lampu semua ruangan sudah di nyalakan berarti benar di dalam ada orang Fikir Danu, ia berjalan dengan pelan pelan dan nyaris tidak menimbulkan suara, saat mendengar suara kertas yang sedang di bolak balik dengan kasar.
"Perampok..." Mita berbisik ke telinga Danu.
"Aku akan menangkapnya, kamu berjaga di sini"
Mengikuti instruksi Danu, Mita menunggu di ruang tamu, sedangkan Danu melanjutkan langkah kakinya yang tidak terdengar ke arah ruang tengah. Mita menunggu dengan was was dan berdebar debar sambil sesekali mencari celah untuk mengintip.
"Aaaaaaa......!!!" Teriakan seorang perempuan terdengar, Mita yang kaget langsung lari ke ruang tengah dimana ia mendapati seorang yang ia kenal.
"Mei...." tercengan dengan posisi Mei saat ini, dia sedang tengkurap di lantai dengan Danu mengunci kedua tangannya di belakang.
"Heh.... kau kenal dia...?" Danu yang belum sempat melihat wajah yang ia angap perampok kini mencari celah untuk melihat wajah itu, dan saat mengenalinya ia buru buru melepaskan kunciannya.
"Brengsek... kenapa aku hari ini sial sekali...." Bukan berdiri Mei malah merengek memukul mukul lantai yang tidak berdosa.
"Mei... apa yang kau lakukan di rumah ku, ku kira kau pencuri..." Mita membantu Mei berdiri dari posisisnya sekarang.
"Apa kau bilang?? Ini semua salah mu... kau sudah tahu di kejar deadlin malah enak enakkan pergi, jadi jangan salahkan aku jika aku mehack komputermu dan mencuri file filenya...." Mei masih merengek seolah dia anak kecil.
"Ma-maaf..." Tanpa rasa berdosa Mita tertawa ringan "soal itu aku lupa memprint dan menyerahkan padamu...."
"Kau gila... gila...!!!" Teriaknya.
"Apa dia baik baik saja..?" Danu berbisik ke telinga Mita.
"Dia memang seperti itu jika penyakitnya kambuh..."
"Heiii....!!! Jika mau membicarakanku setidaknya tunggu aku keluar dari sini..." Mei menghentikan aksi bisik membisik dua orang di depannya.
"Emmm.... soal Mita, aku Minta maaf, tadi aku yang mengajaknya keluar... mungkin dia juga sembrono, tapi sebagai gantinya aku minta maaf...!!" Danu mengucapkan kata itu dengan sungguh sungguh. Mita membuang wajanya ke lain arah saat Danu berkata bahwa ia sembrono, tetap saja ia yang di persalahkan.
"Ohh... kalau orang seganteng kau yang minta maaf, aku jadi luluh..."
Mita mendengus tidak percaya dengan ucapan temannya.
"Tapi tetap saja..." kini pandangan Mei tajam mengarah pada Mita "gara gara kau aku dapat masalah besar... kau tahu... kau tahu... aku harus membungkuk berkali kali dan meminta maaf pada bos, karena hari ini naskahmu gagal review" Mei kembali pada dirinya, marah dengan mengebu ngebu, bahkan tidak ada cela bagi Mita untuk menjawab semua omongan Mei, ia selalu berkuasa dalam hal mengoceh, mungkin burung beo yang sudah terlati akan kalah jika di bandingkan dengan ocehan Mei. "aku tidak terima" Mei sudah kehabisan energinya, ia mengambil nafas secara teratur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in silence
RomanceDanu dan Mita dia dibesarkan dalam lingkungan yang sama, rumah mereka bertetangga dan satu sekolah membuat persahabatan mereka tidak terpisahkan hingga suatu hari datang siswa baru yang bernama Alya, kedatangan Alya membuat hati Danu bergetar ia sad...