Mita terus melangkahkan kakinya sambil memikirkan beberapa hal di kepalanya, keluar dari lif ia melihat sesosok bayangan yang sangat mirip dengan seseorang yang ia kenal.
Danu, ia sedang berjalan ke luar dari lorong apartemen.
Ahh... mungkin ini hanya perasaanku saja karena terlalu memikirkannya.
Mita menepiskan asumsinya, berfikir secara nyata bahwa Danu tidak mungkin ada disini, mungkin itu hanya bayangan atau ilusi yang datang dari imajinasinya.
Memasukkan anak kunci ke dalam lubangnya, Mita menginjak sesuatu yang berbunyi seperti plastik, ia menoleh ke bawah, mendapati seikat bunga carnation merah berada di ujung kakinya.
Badannya membungkuk tanganya bergerak meraih bunga yang entah di tinggalkan oleh siapa, terdapat nota kecil di plastik pembungkus bunga yang berisikan kata singkat.
"Maaf"
Mita membolak balik nota kecil itu mencari nama pengirim bunga, namun tidak ada.
Danu
Nama itu muncul, saat mengingat bayangan yang ia lihat di lorong apartemen tadi, secepat mungkin Mita langsung melangkahkan kaikinya, menuruni gedung apartemen keluar dari lif ia berlari ke pintu utama, namun mesin waktu seakan berputar kembali saat Mita dirumah sakit, ia berusaha mengejar Danu dan hal itu terulang lagi Mita tidak dapat mengejarnya.
Selalu seperti ini, aku selalu tidak dapat mengejarnya...
Dia terlalu jauh dari jangkauan ku.Dengan lemas Mita memasuki Rumahnya, tas sepatu yang tadi di pakainya ia lemparkan begitu saja kesembarang tempat, tangannya masih memegang bunga carnation atau yang mempunyai nama tenar bunga anyelir, sesekali ia mendekatkan bunga itu ke hidungnya menghirup wangi aroma khas bunga.
Malam dengan cepat berganti pagi, bagi Mita matahari terbit bukanlah hal yang penting pekerjaannya sebagai seorang novelis tidak membutuhkan dia untuk bangun pagi, ia akan bangun jika tidurnya merasa cukup.
Sinar matahari pagi merambat masuk melalui cendela silau hangatnya mengisi kekosongan sudut ruangan dan mengenai matanya, tangan kecilnya kemudian bergerak ke arah kepala menutupi mata dengan pergelangan tangan, berharap tidurnya akan pulas kembali namun selang beberapa menit tangan itu terlepas matanya terbuka dengan sempurna, ganguan kecil itu berhasil membangunkannya.
●
●
●
Masih pagi Liam berhasil melampiaskan kemarahannya pada bahawanya karena mengangap kinerja dia tidak bagus.
"Keluarlah... lanjutkan pekerjaanmu...." ucap Liam berusaha untuk tenang.
Bawahan yang masih dalam ekspresi ketakutan berjalan keluar setelah membungkuk memberi hormat.
"Ada apa lagi....??" Baim masuk setelah pegawainya keluar "kesalahan apa lagi yang dibuat pak lee....?"
"Kau lihat saja disini...." Liam menunjukkan map yang berada di atas mejanya.
Baim mendekat meraih map yang di tunjukkan Liam, mengecek setiap kata yang terkandung di dalamnya.
"Bukankah ini file tentang pembangunan hotel baru kita yang ada di puncak bogor..."
"Hemmm...."
"Pembangunannya sudah berhenti selama satu minggu tapi tidak ada pemberitahuan tentang ini....."
Baim tersenyum memperhatikan Liam, seperti mendapat ide dari kejadian ini.
"Apa...??" Liam mempertanyakan maksud dari senyuman licik Baim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in silence
RomanceDanu dan Mita dia dibesarkan dalam lingkungan yang sama, rumah mereka bertetangga dan satu sekolah membuat persahabatan mereka tidak terpisahkan hingga suatu hari datang siswa baru yang bernama Alya, kedatangan Alya membuat hati Danu bergetar ia sad...