No caption

270 17 5
                                    

Danu mengungkapkan isi hatinya seharusnya Mita senang hal yang dia inginkan dari dulu telah ia dapatkan, namun ini tidak seperti yang dia inginkan hatinya memendam seribu rasa sakit, entah karena apa?

Pernyataan Danu begitu mendadak seperti halnya pernyataan Liam, membuat Mita tidak bisa berfikir secara normal.

Jika di suruh jujur sebenarnya Mita merasakan ada sedikit kesenangan di hantinya, namun sedikit kesenangan itu terkubur oleh beban Fikiran tentang Liam dan Alya jika nantinya ia bersama Danu.

Hal hal yang berat telah ia fikirkan begitu serius, membuatnya larut dalam lamunan.

Tokk.... tokk... tokk....

Butuh beberapa ketukan untuk membuat Mita tersadar dan bergegas kearah pintu.

Terlalu pagi, baginya mendapat tamu perasaanya tentu bertanya heran siapa Yang datang pagi pagi begini.

Saat tangannya berhasil membuka knop pintu Mita melihat wajah kusam berdiri di depannya.

"Danu..."

Mita tidak menyangka bahwa laki laki itu akan datang sepagi ini.

"Aku mau berbicara soal kemarin..." kedua mata Danu memandang Mita dengan serius.

Mita bingung dengan situasi ini, Danu selalu mengikuti setiap arah kelopak matanya memaksa Mita memandang laki laki didepannya.

"Aku serius tentang ucapanku kemarin, aku sangat mencintai mu... aku ingin kamu tahu kamu adalah perempuan yang selalu aku fikirkan secara serius dan kamu satu satunya perempuan yang aku perlakukan dengan sebaik baiknya..."

Mereka terdiam Mita tidak tahu harus berkata apa, Danu juga sudah selesai dengan bicaranya.

"Hanya itu yang ingin ku sampaikan... aku harus bekerja setelah ini jadi aku harus pergi... bay... bay..." Danu langsung pergi dan Mita juga tidak mencegahnya.

Danu sadar atas ucapannya kemarin mungkin saja akan di anggap mita sebuah lelucon atau bisa saja Mita berfikir danu mengangapnya wanita murahan namun Danu tidak bisa menahan perasaanya, setiap kali melihat Mita ia sangat ingin perempuan itu menjadi miliknya.

Namun mengingat tentang Alya dan Liam yang suka pada Mita membuat Danu berfikir kemungkinan kecil mereka dapat bersama, kecuali Mita juga mencintai dirinya, dan Danu sangat berharap jika Mita bersedia memberi jawaban ia sangat ingin Mita jujur pada perasaanya.

***

Mei telah kembali dari Bali perempuan itu datang ke rumah Mita membawa beberapa buah tangan. Ia kaget saat melihat kondisi Mita yang bukan seperti manusia lagi, rambut acak acakan baju yang sangat lusuh dan wajah kusam jelas jika di perhatikan Mita malah seperti perempuan dari suku rimba.

"Kau ini seorang perempuan bagaiman penampilanmu bisa seperti ini?"

"Di rumah tidak akan ada yang melihatku..."

Mita mengambil tumpukan kertas naskah yang ia ambil dari meja kerjanya, meletakkan diatas meja. Mei mengambil alih tumpukan kertas yang sudah di jepret dengan klip itu memeriksa beberapa lembar sambil menguma.

"Bagus..." ucap Mei sambil memasukkan kertas kedalam tasnya.

Matanya melirik pada seseorang yang duduk di depannya, sangat terlihat tidak semangat, bahkan dari tadi matanya memperhatikan kearah cendela yang jelas tidak ada sesuatu yang menarik di sana.

"Apa kau baik baik saja..?" Mei mulai bertanya.

"Yah.. aku rasa begitu..." Mita masih tidak bergerak ia tetap memperhatikan luar cendela dengan tatapan kosong.

Love in silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang