mimpi buruk (Liam)

120 12 7
                                    

Liam memelankan langka kakinya saat melihat situasi rumahnya sedang ramai tidak seperti biasanya, kris william han dan Freya Han dua saudara kandung Liam Sean Han sedang di rumahnya.

Freya nampak sibuk mengaduk aduk minuman di dapur sedangkan Kris terlihat duduk tenang di kursi ruang keluarga sambil membaca koran lama yang belum diganti.

"Dari mana saja kau dua hari tidak pulang...??" Tanya Freya saat melihat Liam tidak jauh darinya.

Kris hanya menoleh, wajah tenangnya menatap Liam menunggu jawabanya.

Tidak ada jawaban yang di keluarkan Liam ia hanya menatap dua saudaranya dengan wajah dingin.

"Duduklah dulu kita bicara..." Minuman yang sudah selesai di aduk Freya di pindahkan ke meja ruang keluarga dengan nampan.

Tanpa di printah dua kali, Liam berjalan ke arah mereka duduk di sofa yang kosong, kris melipat koran yang dari tadi terjabar di pangkuannya.

"Aku bingung mulai dari mana, tapi kau benar benar keterlaluan...." Freya membuka percakapan dengan nada emosi.

"Apa perkara orang itu lagi..." Liam menanggapi dengan nada dingin.

"Yang kau maksud orang itu adalah ibumu..." Freya membenarkan ucapan Liam

"Sejak kapan...??" Liam menyelah.

"Bisahkah kalian berbicara dengan tenang, situasinya mulai membosankan..." kris ikut angkat bicara, ekspresi wajahnya seperti tadi tidak berubah sedikitpun.

Liam membuang mukanya menghindari tatapan dari kedua saudaranya.

"Kalau begitu kris... kamu saja yang berbicara dengan adikmu yang tersayang itu...." kesal freya melipat kedua tanganya di dada.

Kris menjilat bibirnya yang mengering, lekaki itu terlihat begitu tampan sama seperti Liam hanya saja Liam sedikit kurus.

"Aku tahu ini sulit bagimu Liam, tapi bisahkah kau perhatikan ibu keadaanya sekarang memburuk..." tidak seperti Freya kakaknya Kris orangnya terlihat tenang, nada bicaranya yang lembut dan kalem membuat Liam sang Adik lebih suka berada di samping Kris dari pada Freya kakak pertamanya.

"Apa bik umi kurang memperhatikannya kalau begitu, besok aku akan mencari pembantu baru" Liam menjawab dengan enteng.

Freya mendengus kesal mendengar jawaban Liam, ia nyaris mengeluarkan kata katanya namun Kris memandang Freya seolah memberi isyarat bahwa ia harus diam.

"Kamu anaknya, ibu membutuhkan mu bukan pembantu..."

Kris memperhatikan ekspresi wajah Liam yang berubah suram, tangannya meremat seperti menahan emosi yang sebentar lagi akan meledak.

"Tidak usah mengingatkan aku.... bahkan aku anaknya saja tidak ada di kamus hidupnya...."

"Liam...!!!" Freya membentak.

"Kalian tidak tau apa yang ku rasakan, kalian selalu saja mendesakku memperlakukannya dengan baik, kenapa tidak kalian saja yang merawatnya kenapa harus aku....??" Liam semakin keras meremat tangannya hingga terlihat memutih.

"Karena ibu membutuhkan kamu dari pada kita..." kris menimpali.

"Omong kosong....!!" Sahut Liam.

"Kau benar benar menjengkelkan, kenapa aku bisa mempunyai adik sepertimu....."

Ingin menangis, namun Liam seorang laki laki yang sudah beranjak dewasa, ia bukan anak kecil lagi yang harus menghadapi setiap masalah dengan tangisan.

"Kami tau apa-"

"Kalian tidak tau apa-apa.... jangan beranggapan kalian sok tau tentang hidupku...."

Love in silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang