no caption

121 8 4
                                    

Mita harus menelan kekecewaan, namanya yang tadi masuk nominasi ternyata tidak mendapat juara, namun bukan dia kalau langsung terpuruk begitu saja.

"Sudah tidak usah sedih...." Danu menghiburnya sambil menyilakan sehelai rambut Mita yang lari kedepan membuatnya tidak enak di pandang.

"Aku ngak sedih kok.... cuma kecewa..." ucapnya, lemas di akhir kalimat.

"Penghargaan selanjutnya akan di serahkan oleh Danu Setiawan, pemenang nominasi sutradara terbaik FFI"

Suara Mc yang sedang mengoceh di depan membuat Mita dan Danu saling pandang.

"Pak Danu silahkan maju kedepan..." lanjut sang Mc, di iringi tepuk tangan para tamu yang hadir.

"Aku kedepan dulu yah....?" Pamitnya pada mita.

"Hmmm.... aku mau ketoilet juga..."

"Pergilah tapi jangan lama lama...."

Mereka berpisah di antara kerumunan tamu, acara award yang di adakan terbilang sederhana, tamu yang datang bahakan berdiri sambil menikmati acara dan hidangan.

Liam melewati kerumunan tamu mencari sosok temannya yang ternyata berada di atas podium sedang memberikan penghargaan pada pemenang. Liam melihat seseorang yang sepertinya ia kenal melintas di depannya, dan menghilang begitu saja di antara kerumunan orang, tanpa maksud yang jelas ia tersenyum, mentertawakan imajinasinya yang berlebihan, hanya karena kehilangan kontak dengan perempuan yang dipujanya ia mengangap indra pengelihatannya sedang tidak baik dan berada di tahap halusinasi.

"Heii...." sapanya saat Danu sudah turun dari podium dengan wajah senyumnya.

"Kenapa baru datang? Padahal acaranya sudah mulai dari tiga jam yang lalu.." protes Danu, karena sedari tadi ia juga menunggu kedatangan Liam.

"Iya... sorry, pekerjaan masih bayak, ngak mungkinkan di tinggal begitu aja...?" Alasan yang tepat, dan membuat Danu memahami kesibukan temannya.

Mita yang sudah selesai dengan ritual di toiletnya menghampiri Danu yang sedang mengobrol dengan seseorang yang tidak bisa ia lihat wajahnya karena posisinya memungungi mita.

"Mit... sudah selesai ke toiletnya...?" Tanya Danu yang sudah menyadari akan kedatangannya.

"Hmm..." mita hanya menjawab dengan gumaan.

Liam merasa seseorang yang dipanggil Danu dengan sebutan Mit, adalah Mita membuatnya penasaran dan langsung menoleh ke belakang, dan langsung membulatkan matanya saat melihat perempuan yang lebih ia kenal dengan nama Casandra terlihat sangat cantik dan dewasa.

Mita mengatupkan bibirnya, manakala ia melihat Liam sedang melihat kearahnya.

"Hei..  jangan bengong kayak gitu..." ucapan Danu membuat Liam tersadar dari alam bawah sadarnya saat memperhatikan Mita.

"Mit sini.... aku kenalkan seseorang..."

"Mit" liam mengulang kalimat Danu, mencari penjelasan dari kata mit.

Sedangkan Mita di tempat yang sedikit jauh diam mematung, bingung dengan langkah apa yang akan ia buat selanjutnya.

"Mita... Mita Casandra teman kita waktu sma..." tutur Danu.

Seandainya Liam punya riwayat penyakit jantung mungkin ia akan terkapar di lantai sekarang juga, saat mendengar penjelasan dari Danu. Sulit di percaya baginya bahwa perempuan yang ia kenal selama ini adalah teman smanya.

"Kalian berdua kenapa saling bengong..." Danu mulai penasaran dengan ekspresi kedua temannya.

"Ahh... tidak ada apa apa kok... Mita yah, kok sekarang jadi cantik yah" jawabnya sambil kedua matanya tidak lepas dari Mita yang berjalan mendekat.

Love in silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang