"Permainan elo keren Dan... gue rasa elo bakalan naik status jadi Kapten..." ucap Liam di sela sela makan mereka.
Liam, Alya, Mita dan Danu sekarang berada di restoran menikmati hidanganya, karena dorongan Liam terpaksa Danu merogoh koceknya untuk mentraktir teman temannya Liam beralasan ini sebagai perayaan kemenangan sekolah mereka, padahal semua hanya modus Liam saja yang menginginkan makan gratis.
"Enggak.... gue ngak tertarik jadi kapten.... gue lebih nyaman di posisi gue sekarang...."
Mita dan Alya hanya memperhatikan mereka berbicara sambil menikmati hidangan.
"Auuu...." reflek Alya berucap, karena minuman yang jaraknya dekat dengan tanganya tersengol dan tumpah sampai lelehan airnya mengenai roknya.
"Kok bisa...." Mita mengambil handpone dan dompet Alya sebelum terlalu basah terkena tumpahan minuman.
Tangan Danu dengan refleks mengambil tisu dan membantu Alya membersihkan roknya.
"Lebih baik kamu bersihkan di kamar mandi..." mendengar ucapan Danu yang menyebutnya dengan kata kamu membuat Alya langsung mengalihkan pandanganya ke arah Danu, tidak seperti biasanya Danu biasanya memangilnya dengan kata elo gue.
"Kenapa....??" Tanya Danu yang merasa di perhatikan Alya.
"Ohh... ngak papa kok, yah udah ak.. aku ke kamar mandi dulu..." sempat ragu ragu Alya ikut memanggil aku kamu.
Lagi lagi Mita memperhatikan kedekatan mereka, ia menangkap sesuatu dari perlakuan Danu kepada Alya.
"Mas... mas..." tangan Liam melambai ke arah pelayan "bisa tolong bersikan tempat ini kebanjiaran...." ucap Liam saat pelayan sudah menghampirinya, pelayan yang dipangilnya menghilang sesaat kemudian kembali lagi membawa kain, membersihkan bercakan air di meja.
Selang beberapa menit Alya kembali ke tempat duduknya lagi.
"Giman udah bersih...??" Nada bicara Danu seperti mulai menunjukkan perhatiaanya.
"Agak lengket sih tapi ngak papa..." jawab Alya sambil tersenyum, kini giliran Liam yang memperhatilan mereka berdua.
"Nih... hp dan dompetmu..." Mita meletakkan hp dan dompet Alya di meja.
"Makasih yah...." jawabnya denga senyum manis, entah karena perhatian Danu tadi hati Alya jadi berbunga bunga.
Acara makan makan kembali berlanjut, entah siapa yang mulai duluan tiba tiba pertanyaan tentang cita cita masa depan terlontar begitu saja dari mulut Liam.
"Kamu mau jadi apa Alya..."
"Ahh... aku belum tau, tapi untuk saat ini aku pengen jadi model lalu setelah aku sukses jadi model aku ingin merintis di dunia artis...." jawab Alya sambil berangan angan.
"Wahhh.... cita cita yang bagus..." mita memberi tepuk tangan pada temannya.
"Kalau kamu kuper mau jadi apa.... kalau dari postur dan penampilan, ngak mungkin kamu jadi model..." Tanya Liam dibarengi dengan hinaan.
Mita menunjukkan wajah cemberutnya mendengar pertanyaan Liam, Danu hanya tersenyum mendengar temannya yang berbicara sembarangan.
"Sembarangan..." jawab Mita sengit "siapa juga yang mau jadi model atau artis... Aku nanti mau jadi penulis..."
"Wow penulis..." Liam membuat ekspresi seolah olah terkejut.
"Dia cocok dengan cita cita itu, mengingat nilai bahasa indonesianya selalu diatas rata rata...." timpal Danu yang berada di pihak Mita.
"Ohh... jadi begitu... ahh... kalo elo Dan ngak usa tanya, gue udah tau cita cita elo..." Liam berbicara seolah tau apa yang ada didalam kepala Danu
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in silence
DragosteDanu dan Mita dia dibesarkan dalam lingkungan yang sama, rumah mereka bertetangga dan satu sekolah membuat persahabatan mereka tidak terpisahkan hingga suatu hari datang siswa baru yang bernama Alya, kedatangan Alya membuat hati Danu bergetar ia sad...