seseorang dari masa lalu

78 5 0
                                    

Seettttttt....

Pintu kaca turun ke bawah memperlihatkan seorang perempuan yang merunduk, rambut panjangnya jatuh ke sisi kiri dan kanan sehingga mita tidak bisa melihat wajahnya.

Dan laki laki berkulit putih duduk kursi kemudi terlihat lemas wajahnya memerah dan nafasnya mengebu seperti selesai lari maraton.

"Tuan.... Nona... apa kalian tidak apa... apa.... katakan padaku mana-" ucapan mita terhenti saat memperhatikan seseorang laki laki yang duduk di kursi kemudi.

Kaget saat melihat melihat sesuatu yang ada di balik celana lelaki itu menyembul keluar seperti kepala kura kura yang keluar dari tempurungnya.

Perempuan yang dari tadi merundukkan kepalanya dan rambut panjang menutupi wajahnya sehinga membuatnya mirip seperti hatu sadako mulai mengangkat kepalanya memegang tisu mengelap sisi sisi bibirnya dimana di sana lipstiknya belepotan.

Namun yang tidak bisa membuat Mita konsen adalah kepala kura kura itu, Mita sadar sura yang terdengar tadi bukanlah rintihan kesakitan melainkan rintih mesum di tempat umum.

"Kenapa...." ucap lelaki dalam mobil menoleh ke arah Mita di susul si sadako yang memasang ekspresi kaget saat sadar mita ada di sampingnya.

"Ehh... it.. itu...." Mita memejamkan matanya sejenak menarik nafas.

"Berapa ganti rugi yang harus ku bayar untuk mobilmu itu..." ucap pemuda yang belum sadar bahwa resleting celananya masih menganga.

"Apa...??" Mita mengerutkan giginya geram, kemudian tanganya mengebrak atap mobil dengan keras "lebih baik kau keluar dari mobil mu ini...." Mita mengeluarkan nada tingginya "cepatttt....." tambah Mita lebih keras dari yang tadi.

Melihat situasi yang tidak kondusif pemuda itu keluar dari mobilnya wajahnya yang tampan terlihat jelas di bawa paparan matahari pagi.

Terkejut, saat pemuda yang tingginya mencapai seratus tujuh puluh lebih itu berdiri di hadapanya bukan karena ketampanan namun karena wajah itu pernah mengisi kenangannya di masa lalu.

.

.

.

Liam membuka matanya perlahan sinar matahari sudah mengintip di balik gorden kamar yang masih tertutup.

Kaki jenjangnya di turunkan ke lantai menyentuh sensasi dingin di sana, saat menyibakkan selimut yang di pakainya ia baru sadar tentang petualangan malamnya bersama perempuan yang baru ia temui di klub malam kemarin, kepalanya menoleh kebelakang melihat perempuan itu masih tidur lelap tanpa busana sama sepertinya.
Suara langkah kaki mengiringi perjalanan Liam ke arah kamar mandi, menguyur seluruh badanya di sana dengan air hangat.

Keluar dari kamar mandi ia melihat perempuan tadi sudah tidak ada di atas ranjang tanpa menghiraukannya Liam melanjutkan aktifitas berdandannya sebagai seorang lelaki.

Saat Liam menaikkan resleting celananya ia merasaka ada sebuah tangan merayap di pungung lebarnya, mengikuti garis bekas luka sayatan di sana yang terlihat jelas, siapa yang tahu, di blik kemeja dan jas mewah yang ia kenakan sehari hari ada cerita di baliknya, yang Liam tak ingin menjawab bila seseorang bertanya kenapa ini bisa terjadi, dan tak lama tangan itu beralih merangkul pinggangnya dengan manja.

"bersihkan dirimu setelah itu aku akan mengantarkan mu pulang...." ucap Liam masih konsen dengan celananya tanpa menoleh ke perempuan yang hanya mengunakan handuk untuk menutupi tubuhnya tersebut.

"Ternyata kau lelaki yang dinging... tapi aku suka itu..." setelah berucap demikian Gadis itu meninggalkan Liam yang dari tadi tidak melirik ke arahnya.

Love in silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang