Kau sosok yang tak sempurna, tapi membekas
Malam ini, Tora tengah menyiapkan dirinya untuk menghadiri acara ulang tahun Dika. Sweet seventeen yang diadakan di rumahnya ini membuat nenek Tora yang baru saja datang dari Bengkulu mendesak untuk juga ikut dengannya.
"Ini acara anak muda, Nek, jangan malu-maluin Tora dong," ucap Tora yang mendesak neneknya untuk tak turut serta bersamanya menuju rumah Dika.
"Enak aja ya kamu, Nenek ini masih bisa joget-joget tau! Tuh kamu lihat, Nenek sudah dandan cantik-cantik seperti ini kok. Lagipula, disana pasti ada mamanya Dika, kan kalian udah temenan dari kecil."
"Tapi Nek, apa kata yang lain nanti kalau mereka tau Nenek ikut." Dan keributan diantara mereka berdua masih berlangsung hingga merenggut sepuluh menit dari waktu acara dimulai. Sesekali Tora melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, berharap ia tak ketinggalan acara bahagia sahabatnya itu. Ia masih memikirkan segala sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian Nenek.
"Nek, denger sesuatu, nggak?" Dan Nenek memutar bola matanya dan melirik Tora.
"Apa?"
"Itu suaranya Ruhi sama Ishita bukan ya," dan saat itu juga Nenek menatap Tora dengan wajah sumringah.
"Ah, yang benar kamu?" dan Nenek langsung menuju ruang tamu dan meninggalkan Tora yang sesegera mungkin menyalakan mobilnya dan segera keluar dari rumah. Dari dalam mobil, bisa didengarnya suara Nenek yang mulai memanggil-manggil namanya.
"Tora, kamu dimana!"
***
"Demi apa Nenek lo ikut!" suara tawa Fahmi begitu menggelegar hingga membuat semua yang ada di pesta itu melirik ke arahnya. Dika yang ikut menyadari hal ini langsung menyadarkan Fahmi dan meminta maaf.
"Suara lo kenapa kagak pernah bisa dikontrol sih?"
"Iya, kalau suara lo sexy sih mau-mau aja gue dengernya."
"Anjay lu semua."
"Eh, kata lo bakal ada acara make a wish, beneran nih?"
"Iya, habis gini juga bakal diumumin sama MC nya." Dan tak berapa lama, akhirnya MC mulai angkat suara dan membuat seluruh tamu undangan memperhatikannya.
"Good night boys and girls, masih stay tune kan di sweet seventeennya Dika. Tepuk tangan dong untuk kita semua." Dan sontak seluruh pengisi acara dan tamu undangan bertepuk tangan dan kembali mendengarkan arahan dari MC.
"Seperti yang kalian tau, setelah ini kita akan melewatkan sesi make a wish. Jadi, Geng Devil's sedang membagikan kertas kepada kalian. Di kertas itu, kalian bisa tulis harapan kalian dari hati yang paling dalam. Kalau sudah, kalian bisa taruh di box besar yang ada disamping gue, cieelah bahasanya gue, haha. Dan, akan ada satu orang beruntung, yang wishnya akan dibacakan di depan. Jadi, siap-siap nih."
Setelah MC menjelaskan peraturan permainan, para anggota Devil's termasuk juga Dika sebagai pemilik acara membagikan beberapa kertas pada seluruh tamu undangan. Berbagai kertas dengan bermacam karakter telah dibagikan secara merata. Dalam waktu tak lebih dari sepuluh menit, seluruh kertas telah terkumpul dan terlihat MC tengah mengaduk isi box dan tengah mengambil salah satu wish yang terpilih.
"Oke Guys, salah satu wish udah ada di tangan aku nih. Dan sekarang kita bakal bacain wish ini. Siap-siap ya semuanya!" Terlihat raut wajah tegang menyelimuti seluruh tamu udangan, tak terkeculai juga bagi Tora.
"Okey, wish yang pertama dari pemilik yang bernama "DEALOVA". Wah, bagus juga nama dia ya. Oke, kita saksikan bersama.
penyesalan membuatku mengenal apa itu arti rasa disakiti. Penyesalan membuatku mengenal apa itu arti pengorbanan. Penyesalan membuatku mengenal apa itu arti saling memiliki perasaan yang sama. Terima kasih atas pertemuannya. Pertemuan yang meski ku sesali di awal, namun berhasil memberiku pengalaman yang luar biasa. Jatuh cinta.
Wah, ini sih bukan wish. Tapi nggak apa-apa ya, kata-katanya menyentuh hatiku."
Saat itu juga Tora menautkan kedua alisnya. Ia kaget bukan main karena isi wish yang tengah dibacakan adalah isi dari surat yang ditemuinya di kantin sekolah hari itu.
"Surat itu?"
*****
"Ren, kayaknya lo musti kenalan sama yang namanya Dealova tuh. Puisi dia bikin gue baper." Ucap Kayla pada Irene saat pria di atas podium itu tengah membacakan sebuah wish.
"Ren? Ren, kenapa lo senyum-senyum gitu sih?" Kayla yang sedari tadi memperhatikan seseorang yang tengah berbicara di sebelah box besar itu, kini telah menyadari tingkah sahabatnya yang senyum-senyum sendiri. "Ren, Irene!" teriakan Kayla yang satu ini akhirnya berhasil membuat Irene sadar dari lamunannya.
"Eh Ren, lo kenapa?"
"Oh, Kay. Sorry."
"Ih, lo apaan sih? Lo kenapa gitu?"
"Gitu apanya?"
"Kenapa lo senyam-senyum nggak jelas gitu sih."
"Oh, nggak papa."
"Beneran nih lo nggak kenapa-napa? Akhir-akhir ini, lo sering senyum-senyum sendiri tau nggak."
"Iya Kay, gue nggak papa. Yaudah, acaranya udah selesai tuh, mending kita pulang sekarang. Entar Bunda nyariin gue."
"Lo nggak mau salaman sama Dika dulu?"
"Nggak usah deh, yuk keburu ada orang liat."
"Oh, yaudah." Dan kedua gadis cantik itu pun langsung keluar dari rumah besar Dika dan bergegas menuju tempat parkir yang masih sepi. Sesampainya di tempat parkir, ia menunggu Kayla yang tengah mengambil motor bebeknya dan duduk di sebuah padepokan. Di sebelah padepokan itu, terparkir sebuah mobil mewah berawarna putih dengan beberapa tempelan One Ok Rock di kacanya. "Pasti yang punya ini mobil cowok," batinnya. Ia pun mencoba menelisik isi mobil yang terlihat dari kaca. Betapa terkejutnya Irene saat sebuah benda yang selama ini dicari-carinya tengah tergeletak dengan manja di salah satu kursi mobil.
"Itu bukannya sketsa gambar yang ada di puisi gue?"
****
![](https://img.wattpad.com/cover/101080130-288-k457902.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam
Teen Fiction"Saat kau merasa tersakiti oleh seseorang, menangislah, tak apa. Karena mungkin, itu salah satu caramu untuk menghadapi seseorang yang pernah menggores luka di hatimu. Setelah kau merasa lelah, menangislah, tak apa. Mungkin, itu salah satu cara jitu...