LIMA

9.2K 655 5
                                    


Backsound  akhir: Rossa-Tega

****


Dita baru saja keluar dari ruang siarannya siang ini. Arloji di lengan kanannya menunjukan pukul dua siang. Sudah waktunya makan siang.

Ia melangkahkan kaki menuju lift sembari sesekali membalas chat dari grup chatting dengan sahabat-sahabatnya. Terkadang, pandangannya yang terlalu fokus dengan ponsel membuatnya tidak begitu memerhatikan jalan sehingga menabrak seseorang yang berjalan dihadapannya.

Dita tengah berdiri didepan lift dengan pandangannya yang masih tertuju pada ponsel.

Ting...

Pintu lift pun terbuka. Dita melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam lift. Pandangannya yang sedari tadi fokus dengan ponsel, kini beralih pandangan menuju sederetan tombol yang terletak di bagian kanan dan kiri lift. Ia menekan tombol lantai dasar. Kemudian pandangannya kembali beralih pada ponsel.

Dita merasakan liftnya mulai bergerak turun selama beberapa detik, sampai pada akhirnya pintu tersebut kembali terbuka di lantai berikutnya.

Seorang pria dengan kemeja berwarna biru langit dan celana bahan berwarna hitam itu muncul, setelah pintu lift terbuka sempurna.

"Ekhem," pria itu berdekhem, membuat Dita mengalihkan pandangannya dari layar tipis tersebut.

Ia sedikit terkejut menyadari keberadaan pria itu yang tiba-tiba muncul di sampingnya. Namun, Dita menutupinya dengan senyum dan sapaan.

"Hei," sapa Dita dengan senyum ramah. Pria itu membalasnya dengan senyuman khas dan dua lesung pipi di kedua pipinya yang muncul.

"Asik banget, sih. Sampe ga sadar gitu ada orang disekitarnya," goda Vino. Dita hanya menanggapinya dengan tawa kikuk.

"Mau makan siang, ya, Dit?" tanya Vino yang dibalas anggukan kepala oleh wanita tersebut.

"Bareng, yuk," tambahnya. Dita terlihat menimbang-nimbang jawabannya selama beberapa detik, "boleh, deh." Namun, di detik berikutnya ia mulai menerima ajakan Vino.

Tidak lama setelah Dita menerima ajakan Vino, pintu lift pun terbuka. Menampilkan pemandangan lantai dasar.

Mereka berdua segera melangkah keluar dari lift sembari terus mengobrol. Obrolan ringan tentang pekerjaan masing-masing.

Vino mengelurakan kunci mobil dari saku celana begitu melihat mobilnya yang terparkir di parkiran. Ia menekan tombol buka kunci pada kunci mobil tersebut. Kemudian ia segera membuka pintu pengemudi, begitu pun dengan Dita yang membuka pintu penumpang.

Vino menghidupkan mesin mobilnya, kemudian ia mulai menjalankan kendaraan beroda empat tersebut.

"Ngomong-ngomong, mau makan dimana, nih?" tanya Vino begitu mobilnya mulai keluar dari pekarangan kantor.

"Eumm, yang enak dimana?" bukannya memberi jawaban, Dita malah balik bertanya.

"Ya, terserah. Lo sukanya makan apa?" Vino menolehkan kepalanya pada Dita selama beberapa detik, kemudian ia kembali fokus pada jalanan di depan.

"Banyak yang gue suka. Bingung," Dita menghela nafas sembari mengangkat kedua bahunya.

"Makan di restorant deket Mall yang ada didepan jalan sana aja, ya. Kan banyak pilihannya, tuh." Dita menganggukan kepalanya, tampak menyetujui ucapan Vino.

The Right OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang