"Oh ya? Jadi si Bayu ditaksir sama gay di sana? Hahaha," Dita tertawa mendengar cerita Vino. Wanita itu mencoba memulai topik baru dengan menanyakan kegiatan apa saja yang Vino lakukan di Singapore demi menghilangkan rasa canggung yang terjadi di antara mereka beberapa menit lalu.
"Iya, terus dia sampe sekarang suka marah-marah kalo aku bahas soal kejadian itu." Vino mengangkat kedua bahunya sembari tersenyum jail.
"Aku pikir Singapore ga ada yang kaya gitu lho, ternyata ada juga." Dita masih tertawa, namun nada tawanya sedikit merendah sekarang karena ia sedang meneguk stroberi ice tea.
"Yang namanya gay sama lesbian mah udah dimana-mana. Kamu ke Negara manapun itu mah pasti ada aja yang belok kepribadiannya. Si Bayu lagi apes aja itu kemarin, hahahaha," Dita tertawa kecil melihat Vino tertawa jail. Wanita itu mengaduk minuman kemudian menyedotnya sembari mengulum senyum geli.
Drtt....drt...
Dita merasakan ponselnya bergetar. Ia segera merogoh saku celana kulotnya untuk mencari benda tipis itu. Setelah menemukan ponselnya di dalam saku, Dita segera meraih dan melihat nama Hana tertera di layar ponsel.
Dita buru-buru menggeser layar ponselnya untuk menerima panggilan itu.
"Halo?"
"Dit," terdengar suara Hana yang pelan dari sebrang sana.
"Iya, Han?" Dita menautkan alisnya bingung. Tidak biasanya Hana terdengar lemas seperti sekarang ini.
"Uhm..."
Dita berdecak sebal, ia semakin penasaran dengan apa yang dikatakan sahabatnya itu jika cara bicara Hana seperti ini. "Han, ada apaan sih? Ga usah sok misterius deh,"
"Gue hamil."
"Hah? Wait... what?" Dita terkejut mendengar ucapan Hana.
"Gue hamil, Anindita Atmariniku sayang,"
"Serius? Kapan? Eh, maksud gue lo kapan ceknya?"
"Baru tadi pagi. Gue udah ngirimin foto testpack-nya di grup, Tere sama Liza langsung respon, Cuma lo yang ga nonggol-nonggol. Gue gamau lo ketinggalan berita bahagia yang penting ini, Dit," wajahnya yang semula terasa tegang karena rasa penasaran, kini mulai terasa lebih tenang dengan senyum tipis dan helaan nafas lega.
"Lo seneng ga sih dengernya?" tanya Hana bingung karena hanya mendapat respon helaan nafas Dita.
"Are you kidding me? Like, oh come on. Iam so happy for that." Bibir bulat wanita itu tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman yang lebar.
Vino melirik ke arah wanita yang duduk di depan sembari melahap nasi goreng ayamnya. Melihat Dita tersenyum lebar membuat pria itu merasakan sudut bibirnya terkena sugesti untuk ikut tersenyum.
"Sebentar lagi lo punya ponakan baru, wohooo." Hana berteriak girang dari sebrang sana. Dita tahu betul perasaan sahabatnya saat ini. Walaupun ia belum pernah merasakan bagaimana perasaan saat mengetahui bahwa ia tengah hamil anak pertama, tapi setidaknya ia yakin betul bahwa hal itu pasti sangat menyenangkan untuk para calon ibu.
"Yeeeee," Dita ikut berteriak girang. Vino yang memperhatikannya pun mulai tertawa kecil melihat sikap wanita itu sembari menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Right One
Romance[Completed] Kisah tentang pencarian satu orang yang tepat.