Backsound: Raisa- usai di sini.
*****
Dita mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya lampu yang masuk ke dalam mata. Ia kemudian duduk di atas tempat tidur king size milik Satrio. Cacing-cacing di dalam perut sudah protes meminta jatah makan mereka. Akhirnya, ia segera bangkit dari tempat tidur dan membuka kunci pintu kamar kemudian ke luar ruangan tersebut.
"Hei," sapa Dita saat matanya bertemu dengan mata gelap milik pria yang tengah menonton acara tanding sepakbola di televisi.
"Hei, udah bangun ternyata." Ucap Satrio dengan senyum lembut.
"Jam berapa sekarang?" tanya Dita yang dijawab Satrio dengan jari telunjuknya yang menunjuk ke arah jam dinding berbentuk kotak.
"Astaga, gue tidur lama banget pasti." Dita merasa tidak enak hati pada Satrio karena telah menumpang tidur dari sore hingga larut begini.
"Gapapa," Lagi-lagi Satrio tersenyum lembut. "Kamu laper?" Pria itu segera bangkit dari sofa dan melangkah menuju kitchen island-nya.
"Uhm..., engga kok." Bohong Dita. Ia merasa sudah menggangu Satrio dengan numpang tidur, dan ia tidak ingin menambah rasa tidak enaknya tersebut dengan makan malam gratis.
"Kamu tidur selama itu, masa iya pas bangun ga laper?"
"Engga, serius."
Krkkkk...krkkk...
Dita melemparkan cengiran bodoh pada Satrio karena suara perutnya berhasil di dengar oleh pria itu.
"Kan, kamu laper." Satrio tertawa kecil dan ia segera membuka lemari pendingin untuk melihat persediaan makanan yang ia miliki.
Dita melangkah mendekati Satrio untuk melihat apa yang dimiliki pria itu di dalam lemari pendingin.
"Saya cuma punya mie instan sama telur. Kita beli di luar aja, ya." ucap Satrio sembari menutup pintu kulkas.
"E-eh, ga usah. Gapapa kok makan mie instan."
"Serius gapapa?"
Dita mengangguk semangat sembari tersenyum. "Kalo laper apa aja enak. Biar gue yang masakin ya. Lo duduk aja."
Satrio mengangguk pasrah, kemudian ia kembali duduk di sofa sembari menyaksikan acara sepak bola.
Setelah sekitar sepuluh menit memasak mie instan, Dita kembali mendekati Satrio sembari membawa nampan berisi dua mangkuk mie instan rebus.
Wanita itu meletakannya di atas meja.
"Dimakan ya, buatnya susah lho." Canda Dita yang dibalas tawa kecil Satrio.
Pria itu meraih mangkuk berisi mie instan kemudian mengaduknya dan mulai memasukan suapan pertama ke dalam mulut.
"Pelan-pelan, masih panas." Ucap Dita sembari ikut memakan mie instannya.
Terjadi keheningan beberapa menit di antara mereka. Suara komentator bola di televisi telah mengambil alih untuk memecahkan kehenigan.
"Enak?" tanya Dita mencoba membuka percakapan.
"Enak." Jawab Satrio sembari manggut-manggut.
![](https://img.wattpad.com/cover/105133962-288-k540146.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Right One
Romantizm[Completed] Kisah tentang pencarian satu orang yang tepat.