Dita memandang pantulan dirinya di cermin. Gaun putih panjang tanpa lengan, dan rambut yang dicepol membuat penampilannya sangat anggun. Ia menarik nafas dalam sembari menggepalkan tangan gugup.
Setelah pagi tadi melaksanakan akad nikah di masjid, malam ini Dita dan Vino menggelar resepsi di salah satu hotel bintang lima.
"Lo super cantik, Dit." Puji Tere yang melihat sahabatnya tengah berdiri di depan cermin.
"Kaya putli laja," celetuk Nadia-anak Liza yang berperan sebagai gadis pembawa bunga malam ini.
Dita melemparkan pandangan pada Nadia yang tengah mengenakan dress berwarna merah muda pastel. Rambut gadis itu di kepang satu dengan hiasan jepitan kupu-kupu di kepangannya. "Kamu juga cantik," ia mengelus pipi Nadia lembut.
Ketiga sahabat wanitanya menjadi bridesmaid malam ini. Sementara Marco, Rezka, dan Alistair menjadi groomsman untuk Vino, karena pria itu tidak memiliki sahabat dekat seperti Dita. Lagipula, sebentar lagi Vino juga akan menjadi bagian dari geng rusuhnya.
"Akhirnya satu lagi temen kita lepas status lajang." Hana memberikan bunga mawar merah muda kepada Dita sembari menatap wanita itu dengan haru.
"Udah siap?" tanya Liza.
Dita menghela nafasnya, "gue gugup." Wanita itu melemparkan pandangan merajuk pada mereka.
Liza mengusap punggung Dita sembari tersenyum. "Ayo, Dit. Lo harus keluar."
Lagi-lagi wanita itu menghela nafasnya dalam. Kemudian mengangguk. Dita melingkarkan tangannya pada Tere, sementara Liza menggandeng Nadia, dan Hana menggandeng tangan ponakan perempuan Dita yang juga menjadi gadis penebar bunga.
Keluarganya sudah menunggu di depan ruangan yang dijadikan kamar pengantin untuk Dita ganti baju dan dandan. Vino yang tengah duduk sembari meminum teh segera berdiri melihat Dita mendekat ke arahnya.
Penampilan Dita bagaikan magnet yang membuat Vino tertarik dan tidak bisa melepaskan pandangan. Pria dengan tuxedo hitam itu segera merapihkan penampilan begitu Dita berdiri di depannya.
"Ayo, aku udah siap." Celetuk Vino yang menimbulkan gelak tawa semua orang di sana.
"Sabar. Resepsi dulu." Goda Gunawan.
"Gabisa dicepetin, Yah?" protes Vino kepada sang ayah.
"Kamu ini mau enaknya aja."
"Kan udah sah tadi pagi. Jadi gapapa." Lagi-lagi ucapan pria yang satu ini berhasil membuat yang lain tertawa.
"Ayo siap-siap keluar." Ajak Yolatika.
Semua orang itu berkumpul dan membentuk formasi seperti apa yang sudah diperintahkan oleh wedding organizer. Orangtua Vino berada di barisan paling depan, kemudian orangtua Dita yang disusul oleh keenam sahabatnya dan gadis pembawa bunga. Setelah itu Dita dan Vino berada di baris paling belakang.
Dita melangkah dengan anggun bersama Vino di sampingnya. Semua mata tamu undangan tertuju pada mereka. Ternyata benar apa kata orang, pesta pernikahan membuat pasangan pengantin seperti raja dan ratu semalam.
Wanita itu mencoba untuk mengedarkan pandangan ke arah para tamu saat melangkah menuju kursi pelaminan. Matanya menangkap beberapa orang yang berperan dalam kisah hidupnya.
Ada Satrio yang tersenyum dengan tenang di sana. Meskipun pria itu tidak menjadi pasangan hidurpnya, namun Dita sangat senang bisa menganggap Satrio sebagai teman terbaik. Pria berdarah jawa itu berperan penting dalam pernikahannya, oleh sebab itu Dita sangat bersyukur dipertemukan oleh pria ini.
Jika Satrio berdiri di bagian sebelah kanan di antara para tamu undangan lainnya, maka di bagian kiri ada Ezra bersama Martha. Mantan kekasihnya ini tampak bahagia dan terlihat jauh lebih sehat karena pipinya sedikit berisi dibandingkan sebelum menikah.
Martha memang bukanlah teman dekat Dita, tapi wanita itu mendapatkan peran besar dalam kisah cintanya. Jika saja Martha tidak datang ke dalam percintaan ia dan Ezra, mungkin pria yang lengannya tengah ia gandeng sekarang adalah Ezra, bukan Vino.
Dan Ezra, pria yang menyadarkannya secara tidak langsung bahwa mengharapkan bersama seseorang secara berlebih akan berkonsekuensi sakit hati. Tapi, ia bersyukur karena dari kejadian Ezra ia bisa mendapatkan pelajaran untuk tidak lagi berharap banyak dari seseorang.
Ia berdiri di atas pelaminan menghadap para tamu undangan. Senyum bahagia tidak kunjung pudar. Dada wanita itu terasa penuh, ia merasakan kupu-kupu di dalam perutnya telah naik berterbangan mengitari jantung. Rasa bahagia yang tidak bisa di deskripsikan.
Memang, pernikahan bukanlah akhir dari kisah nyata kehidupan. Tapi setidaknya, ia sudah berhasil membuat akhir dari pencarian pasangan hidupnya berakhir bahagia, dan memulai semua dengan awal yang manis. Karena akhir yang bahagia di kehidupan nyata adalah awal yang baru. Tepat seperti kata Walt Disney.
~~THE END~~
Maafkan prolog yg sngt pendek ini. Krna aku udh ga dapet ide utk memperpanjang. Aku harap kalian suka. Udah abis, masa masih gamau komen:( makasih yg udh setia baca.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Right One
Romance[Completed] Kisah tentang pencarian satu orang yang tepat.