EMPAT BELAS

5.8K 549 3
                                    



"Gimana siarannya tadi? Lancar?" tanya Vino sembari memotong daging ayamnya.

Dita menganggukan kepalanya, "lancar." Jawabnya.

"Live kan?" Dita mengangguk lagi sebagai jawaban.

Mulutnya penuh dengan makanan, dan Dita sangat tidak suka berbicara sembari mengulum makanan di dalam mulut. Menurutnya itu menjijikan dan sangat tidak sopan.

Dita merasakan getaran dan dering ponsel yang berada di dalam tas tentengnya. Ia buru-buru membuka tas tenteng itu dan mengambil layar tipis berwarna rosegold .

Banyak pesan masuk dari ruang obrolannya dengan teman-teman wanitanya.

Liza: SOS!! gue belum jait kebaya, gurls.

Dita menautkan alisnya bingung. Ia mencoba mencerna apa maksud dari chat Liza. Kebaya? Batinnya. Tidak butuh waktu lama untuk Dita sadar apa maksud ucapan Liza. Ia kemudian menepuk dahinya dengan kencang. Stupid! Umpatnya dalam hati.

Tere: Ga usah dijait udah.

Liza: Terus gimana pakenya?

Tere: Lo lilit-lilit aja kaya bedong bayi

Liza: Lucu lo kutu

Tere: Tawa dong

Liza: H

Dita: Acaranya minggu depan, ya? brengsek!

Liza: Lah? Lo lupa?

Dita: Iya hehe

Tere: Parah!!

Liza: Gue bilangin Hana ah.

Dita: Gue bilangin Hana juga lo blm jait kebaya. Mampus.

Liza: Ngancem ah, ga asik.

Dita: :p

Tere: Bagus hana ga minta kita buat ikut foto ala-ala braidsmaid pas dia prewed kaya jaman sekarang. Jadinya masih ada waktu seminggu pas buat lo semua jait kebaya sekarang.

Dita: -otw tukang jait-

Tere: Nice try, Dit.

Liza: Dita caper dasar huuu

Dita: -_-

Setelah mengetikan pesan terakhirnya di ruang obrolan tersebut. Dita mematikan ponselnya, dan memasukannya kembali ke dalam tas. Kemudian ia kembali meraih garpunya untuk menyuapkan salad sayur ke dalam mulutnya lagi.

"Chatting sama siapa, Dit? Asik banget," Dita mengangkat kepalanya dan menemui pandangan Vino yang tenang.

"My girls-" jawab Dita tenang, "-mereka lagi panik soal kebaya yang mau dipake buat pesta pernikahan Hana." Vino menganggukan kepalanya sembari membulatkan mulutnya berbentuk huruf O.

"Vin, udah sore gini masih ada yang buka ga ya tukang jait yang bisa bikin baju?"

"Pasti masih ada."

"Dimana?"

"Nah itu dia, gue gatau."

Dita memutar bola matanya jengah. "Dasar," ucapnya sembari mendengus kesal.

The Right OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang