Dita melihat Vino dan Alistair yang sedang mengobrol dekat dengan meja minuman dingin. Mereka tampak akrab walaupun baru pertama kali bertemu. Entah karena sifat Vino yang supel dan asal celetuk jika berbicara, atau sifat Alistair yang memang ramah sehingga membuat mereka berdua seperti teman lama saat mengobrol.
"Eh, Ali mana?" ucap Hana menginterupsi obrolan mereka.
"Tuh," Dita menunjuk dua pria itu dengan dagunya dan arah tatapan matanya yang menyorot tajam.
"Oh sama si Vino, biarin lah. Lanjut dong ngobrolnya, tadi sampe mana?" ucap Tere yang tidak begitu peduli dengan keberadaan sahabat pria satu-satunya itu yang datang ke pesta. Sahabatnya yang satu ini memang memiliki sifat yang sedikit cuek dengan orang-orang sekitar. Dan sifat cueknya itu seringkali diartikan sebagai keangkuhan oleh orang lain. Membuat Tere dongkol setengah mati bila ada seseorang yang menyebutnya 'sombong', atau 'jutek'.
"Sampe tas keluaran Braun Buffel yang baru." Jawab Hana.
"Oh iya, terus gimana? Lo jadi beli?" tambah Tere yang dijawab gelengan kepala lemah Hana.
Mereka kembali terjebak dalam obrolan-obrolan khas perempuan dewasa ibukota. Obrolan yang membahas seputar brand-brand terkenal dan barang-barang new arrival mereka. Kemudian obrolan itu perlahan berubah menjadi gosip panas yang membahas orang-orang di sekitar mereka. Girls and Gossip is start with 'g', that's why they were connected.
****
Setelah makan bersama, Dita dan Vino serta yang lainnya pergi meninggalkan pesta pernikahan itu.
Tere, Hana, dan Liza yang datang menggunakan satu mobil pun berpisah dengan Dita di parkiran, sementara Alistair yang membawa motor, sudah berpisah dengan mereka semua saat keluar dari gedung hotel.
Dita dan Vino kini tengah terjebak macet di jalan. Kapanpun itu, Jakarta akan selalu macet.
Dita menghela nafas sembari menyandarkan punggungnya di sandaran jok mobil.
"Gimana Alistair? Anaknya enak diajak ngobrol, kan?" Dita menolehkan kepalanya ke kanan dan menatap Vino yang tengah fokus menyetir.
Pria itu mengangguk, "lumayanlah."
"Tadi, ngomongin apa aja sama Al?" Vino melirik pandangannya pada Dita. "Kepo." Jawab pria itu sembari tertawa kecil.
Dita berdecak sebal, "gue cuma mau tau aja, kok," tawanya semakin geli melihat ekspresi Dita.
"Urusan cowo." Tambah Vino yang membuat Dita jengkel.
Wanita itu kemudian membuang mukanya kearah jendela. Ia memilih menatap lampu-lampu jalan yang menyala, dibandingkan mengajak ngobrol Vino yang tiba-tiba menyebalkan malam ini, menurutnya.
Terjadi keheningan selama beberapa menit. Sampai pada akhirnya, pria itu memutuskan untuk buka mulut.
"Dit,"
"Hm?"
Vino terdiam. Ia mendadak teringat akan obrolannya dengan Alistair tadi yang membahas tentang hubungan Dita dan Ezra.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Right One
Romance[Completed] Kisah tentang pencarian satu orang yang tepat.