Dita keluar dari ruangan siarannya saat jam setengah sepuluh. Dan kini wanita itu tengah menaiki lift untuk menuju lantai dasar.
Ting...
Pintu lift itu pun terbuka dan menampilkan lantai dasar tempat tujuan Dita.
Wanita dengan rambut kuncir kuda itu melangkah keluar dari lift dan menuju pintu keluar gedung kantornya. Namun, langkahnya terhenti saat melihat sosok pria dengan kaos berwarna abu-abu tua dan celana jeans hitamnya duduk di atas sofa yang biasa digunakan untuk para tamu menunggu.
Dita melangkah pelan ke arah pria itu. "Vino...," ucapnya yang membuat pria itu mengalihkan pandangannya dari Koran yang sedang ia baca.
"Hei," Vino langsung bangkit dari duduknya. Ia menoleh ke jam tangan yang melingkar dilengan kirinya. "Jam setengah sepuluh pas. Berarti, itungan gue ga meleset." Tambahnya yang membuat alis Dita bertaut.
"Emangnya, lo ngitung apa?" tanya Dita.
"Jam pulang lo." Dita menaikan satu alisnya. "Jam pulang gue?" wanita itu mengulang ucapan Vino dengan nada bertanya.
Vino mengangguk cepat. "Gue mau jemput lo." Ucap Vino santai.
"E-eh, ngapain jemput gue?" tanya Dita dengan salah tingkah.
"Ya, emangnya gaboleh?"
Dita menggeleng cepat, "bukannya gaboleh. Maksud gue, ngapain coba lo repot-repot jemput gue malem-malem gini?" Emangnya gue pacar, lo. Tambah Dita dalam hati.
"Gue sih ga ngerasa repot. Mungkin..., lo yang ngerasa gue ngerepotin?"
Dita lagi-lagi menggeleng cepat. "E-engga, kok. Ga ngerepotin," balasnya yang menimbulkan senyum di wajah Vino.
"Kalo gitu, mau kan pulang bareng gue sekarang?"
"Gue bawa mobil," ucap Dita hati-hati. Saat ia mengetahui bahwa Vino adalah anak bos besar di perusahaannya, Dita mulai berpikir bagaimana harus bersikap dan berbicara yang sopan kepada Vino. Ia tidak ingin Vino tersinggung.
"Tinggal aja. Besok pagi biar gue yang anter lagi. Gimana?"
Dita menimbang-nimbang jawabannya. "Eum, yakin nih gue ga ngerepotin, lo?"
Vino menggeleng yakin. "Engga sama sekali." Jawabnya yakin.
"Okey...," jawab Dita pada akhrinya.
"Jadi, mau nih?" tanya Vino meyakinkan jawaban Dita. Wanita itu mengangguk pelan.
"Ayo!" Vino meraih satu tangan Dita dan menggandengnya. Dita terkejut dengan sikap Vino yang tiba-tiba menggandeng. Sebenarnya, ini bukan kali pertama Vino menggandeng tangan wanita itu. Mengingat saat di kelab malam waktu itu Vino juga menggandeng Dita untuk keluar dari kerumunan. Tapi, kali ini berbeda. Tidak ada alasan membantu Dita keluar dari kerumunan. Karena kantor ini sudah mulai sepi. Lalu, atas dasar apa pria itu menggandengnya?
Dita merasakan jantungnya mulai berdegup lebih kencang dari biasanya. Wanita itu terus memandangi tangannya dan tangan Vino yang saling terpaut. Vino menggengamnya erat. Dita bagaikan anak kecil yang sedang dituntun oleh Ayahnya.
Vino menekan tombol buka kunci pada mobil. Kemudian ia melangkah menuju pintu kemudi saat sebelumnya ia melepas genggaman tangannya dengan Dita.
![](https://img.wattpad.com/cover/105133962-288-k540146.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Right One
Любовные романы[Completed] Kisah tentang pencarian satu orang yang tepat.