Beep beep beep...
Junka terbangun dari suara alarm dan langsung mematikannya. Hari ini adalah hari keduanya di Term 3. Ia merasa senang karena ia akan mempelajari pelajaran favoritnya hari ini. Namun, ada satu hal yang sedang menghantui pikirannya. Alice.
Entah kenapa ia takut akan nilainya menjadi menurun karna adanya Alice sebagai 'mentor sementaranya'. Karena Alice selalu iri terhadap nilai-nilai Junka yang bagus. Dalam batinnya, Junka yakin 100% persen Alice akan mencoba untuk mencari banyak alasan untuk bisa membuat nilai rapot Junka menjadi buruk. Tapi, dia adalah seorang siswi juga bukan? Apa yang mungkin buruk bisa terjadi?
Setelah ia mandi dan bersiap-siap untuk sekolah, ia keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah menuju ke ruang makan. Lalu, ia melihat sebuah mangkuk, kotak susu, sendok, kotak sereal, dan segelas susu coklat. Tiba-tiba, ada sebuah post-it besar yang tertempel di samping kotak serealnya.
Junka, maafkan Mama sama Papa yang harus pergi pagi-pagi. Karena kita ada urusan bisnis dadakan yang harus diselesaikan. Oh ya! Dan jangan lupa untuk memakan serealnya ya, nak :)
P.S. : Nanti Ibunya Richard yang akan mengantarkanmu ke sekolah dan menjemputmu pulang. Dan kemungkinan besar, Mama dan Papa akan pulang besok. Kalau bisa, ajak Richard untuk menginap di rumah. Oke?
—Mama
Ia tersenyum lebar dengan kabar baiknya dan menuangkan serealnya ke dalam mangkuk. Ia duduk di kursi dan mulai memakan sarapannya.
Ding! Ding! Ding!
Ia melirik ke ponselnya untuk melihat tiga SMS dari sebuah nomor asing.
Tidak Diketahui : Junka, ini Alice. Alice Lavada Kelas 11 Melbourne. Kakak kelasmu alias 'mentor sementaramu'
Tidak Diketahui : Setelah opening, temui aku di depan toilet. Ada sesuatu yang aku ingin bicarakan denganmu
Tidak Diketahui : Oh ya! Jangan kasih tahu ini ke siapa pun. I'm watching you, Akihabara
Ia mengabaikan perintah kecil Alice, menghapus pesan itu, dan memblokir nomor telefonnya tanpa ragu.
"Apa yang dia mau sekarang?" gumam Junka sambil lanjut memakan serealnya.
Dan dari mana Kak Alice bisa mengetahui nomor telefonku? batin Junka. Seingat Junka, ia tak pernah memberikan nomor telefonnya kepada siapa pun kecuali keluarganya. Dan teman-temannya pasti akan menelfonnya lewat LINE. Ini aneh sekali...
Ketika serealnya sudah habis, ia minum susu coklatnya, dan membawa mangkuk serta gelasnya ke wastafel dapur. Ia segera mencucikannya dan mengembalikan kotak serealnya ke dalam lemari makanan.
BEEP! BEEP!
Junka segera mengambil tasnya dari sofa dan mengenakan sepatunya. Ia membuka pintunya, menguncikannya kembali, dan memasukkan kuncinya di dalam tas. Ia jalan menuju ke mobil Richard dan masuk ke dalam kursi penumpang tengah.
"Hei, Junka," sapa Richard.
"Hei, Richard, halo Tante Elle," jawab Junka.
"Hai Junka, bagaimana kabarmu? Mamamu sehat?" tanya Elle—Ibunya Richard.
"Baik Tante. Mama juga sehat," jawab Junka.
"Oh... oh ya, Junka! Rencananya Jumat ini sepulang sekolah, Tante ingin mengajakmu untuk jalan-jalan ke Mal. Mau ikut?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Common Fate ✔️
Teen Fiction[ B O O K 1; PROSES EDITING] Junka Akihabara dan sahabatnya telah bersatu selama 3 tahun berturut-turut. Mereka semua dipertemukan di Tokyo dimana mereka bersekolah di sekolah yang sama. Semua orang mengenal mereka sebagai sekumpulan sahabat yang s...