"Junka!"
Junka melirik ke belakang untuk melihat Harry yang telah memanggilnya. Tapi masih tidak ada tanda dari Mia, Rachel, maupun Elara.
"Hai, Kak Harry," jawab Junka. "Dimana yang lainnya?"
"Mereka sedang menyusul," jawab Harry.
Tak lama kemudian, sahabat mereka sudah keluar dari lorong sekolah.
"Hai, kalian berdua," sapa Jeremy.
"Hai," jawab Junka dan Harry.
"Ayo, kita jalan sekarang," ujar Elara.
Setelah itu, mereka berenam jalan kaki menuju ke rumahnya Junka. Walaupun jarak di antara sekolah dan rumah Junka sedikit jauh, tapi mereka sudah terbiasa dengan itu. Di dekat sekolah Junka, terdapat café yang paling terkenal di London. Tempat dimana Junka kerja separuh waktu. Nama cafénya adalah Tumblr Café. Café tersebut mengambil tema dari aplikasi Pinterest dimana mereka menghiasi kedai tersebut dengan tangan dan kreatifitas mereka sendiri.
Junka bekerja di café itu setiap hari Jumat sepulang sekolah, Sabtu, dan Minggu. Hal yang paling seru adalah, Mia dan Rachel suka sekali mengunjunginya setiap hari Jumat sepulang sekolah untuk berbincang, bersantai-santai, dan kadang mengerjakan tugas sekolah mereka bersama sambil menikmati makanan dan minuman yang ada di sana.
Sesampainya mereka di rumah Junka, Junka menekan tombol belnya sambil menunggu Ibunya untuk membuka pintu.
"Sebentar!" teriak Ava.
Lalu, Ava membuka pintunya sambil tersenyum manis terhadap anak bungsunya yang sudah pulang sekolah.
"Hai sayang, halo kalian berlima, silahkan masuk," ujar Ava.
Mereka berenam masuk ke dalam rumah dan menggantungkan tas mereka di gantungan yang terletak di sebelah kiri pintu.
"Oh ya! Tante sudah membuatkan kalian churros Nutella. Jika kalian mau makan sekarang, makan saja. Piringnya sudah ada di dalam kamar Junka," ujar Ava.
"Terima kasih, Tante," ujar mereka berlima.
"Iya, sama-sama," jawab Ava. Lalu, beliau pergi ke halaman belakang untuk menyiram tanaman.
Setelah itu, mereka naik ke lantai atas menuju ke kamar Junka dan masuk ke dalam. Junka meletakkan tasnya di atas meja dan melihat dua piring churros yang telah disiapkan oleh Ibunya.
"Kamarmu terlihat bagus," gumam Harry.
"Hehehe... terima kasih, Kak. Aku sendiri yang menghiasinya," jawab Junka.
"Nice," gumam Jeremy.
Kamar Junka dicat oleh hitam-putih secara berpolaan. Dan kamarnya dihiasi oleh beberapa polaroid yang digantung menggunakan lampu kecil-kecil yang berwarna ungu di saat lampu-lampu itu menyala.
"Oh ya! Aku hampir lupa..." gumam Mia. "Junka, tutup matamu sekarang."
"Oke..." jawab Junka sembari menutup matanya.
Lalu, ia merasa ada sesuatu yang diletakkan di atas kedua tangannya. Saat ia mencoba untuk mengangkatkan barang itu, ternyata barang itu adalah sebuah kotak.
"Oke, kamu bisa membuka matamu sekarang," ujar Rachel.
Junka membuka matanya sambil melihat kotak berukuran sedang yang ada di hadapannya. Ia membuka penutup kotak tersebut untuk melihat beberapa anime merchandise yang selama ini ia selalu inginkan. Tiba-tiba, ia menemukan sebuah amplop yang tertempel di bagian bawah kotak tersebut. Ia memutuskan untuk membuka amplop itu dan menemukan sebuah surat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Common Fate ✔️
Novela Juvenil[ B O O K 1; PROSES EDITING] Junka Akihabara dan sahabatnya telah bersatu selama 3 tahun berturut-turut. Mereka semua dipertemukan di Tokyo dimana mereka bersekolah di sekolah yang sama. Semua orang mengenal mereka sebagai sekumpulan sahabat yang s...