Common Fate ✔️

Chapter 20 : Haunted

New York City, U.S.A.
Rumah Saint
Sabtu // 11.00 a.m.

"Kalian pada nanti jadi pergi ke mansion serem itu?"

"Iya, itu tugas dari guru komputer. Disuruh bikin film horror. Aneh ngak sih?"

"Menurut aku sih aneh. Baru kepertama kalinya aku denger ada guru yang nyuruh muridnya buat bikin film horror."

"Gara-gara Shawn sama Adit nih. Dari kemaren, mereka ngomongin tentang film horror mulu sama cowok-cowok yang lainnya. Untung sabar."

"Hahaha... nama juga cowok. Ngomong-ngomong, udah mikirin hadiah ulang tahun buat Shawn belum?"

"Astaga! Kenapa gue hampir lupa ulang tahun cowok aku sendiri?! Tapi... aku ngak tahu mau kasih apa."

"Hmm... kasih aja barang yang dia lagi obses sekarang. Pasti dia bakal seneng banget."

"Apa ya? Oh ya! Sekarang gue baru inget!"

"See? Simple."

"Hahaha... iya. Makasih ya."

"Yoi!"

"By the way, sekarang kamu lagi ngakpain?"

"Lagi ngerjain essay IPS. Ngak kelar-kelar dari pulang sekolah kemaren. Sekarang aja aku udah nulis sampe 4 halaman folio. Padahal itu baru setengah materinya doang."

"Anjay... kerajinan sih."

"Akibat kebanyakan baca sama nulis novel. Jadi kayak gini deh, hahaha..."

"Begitulah kehidupan seorang penulis. Ea."

"Ya udah deh. Sekarang, kamu beli hadiahnya aku lanjut ngerjain essay. Oke?"

"Oke. Bye!"

"Bye!"

Saint mematikan telefonnya dan segera bersiap-siap untuk pergi ke mall.

***

Setelah sepuluh baju, topi, dan celana yang Saint dan Elena telah cari, hanya ada dua kemeja, dua celana denim-robek, dan satu snapback yang telah dipilih untuk hadiah ulang tahunnya.

"Yep. Ini udah cukup. Tungguin aku di luar pintu masuk ya, aku mau bayar dulu."

"Oke."

Saint membawa pakaian itu ke kasir dan membayarnya. Lalu, dia mengambil paper bagnya dan jalan menuju pintu masuknya.

"Eh, sekarang jam berapa sih?"

"Jam... 12."

"Makan kuy! Aku laper."

"Hahaha... sama. Ke food court aja."

"Oke."

Mereka berdua jalan menuju food court dan mencari tempat duduk.