Sudah lebih dari 3 bulan Richard tidak berbicara dengan Junka lagi. Meskipun mereka sekelas, kenyataan itu hanya membuatnya merasa canggung. Setiap hari mereka hanya saling menatap lalu buang muka. Tidak sepatah kata pun mereka lontarkan.
Teman-teman sekelasnya pun melakukan yang sama. Menatapnya dengan sinis, tanpa sepatah kata pun keluar dari mulut mereka. Namun, mereka berdua sering kali mendapat teguran dari wali kelas mereka. Mrs. Bianca alias mentor asli mereka, telah kerja kembali di sekolah beberapa minggu yang lalu. Namun, Mrs. Bianca sendiri merasa tersontak dengan sikap dan perilaku Richard yang berubah drastis. Beliau merasa kecewa. Sangat kecewa. Justru, seluruh siswa-siswi di London British High School juga membencinya. Apalagi Ashley, perusak jati diri Richard.
Di sisi lain, kolaborasinya bersama Ashley menghasilkan hasil yang sangat memuaskan. Lebih dari 10.000.000 album telah dijual setelah dirilis 2 bulan yang lalu. Hal itu membuat kedua pasangan itu merasa sangat senang. Ternyata benar, berkolaborasi bersama dengan Ashley, benar-benar membantunya untuk bisa move on dari Junka.
Saat ini, Richard sedang makan dan minum di Starbucks di dalam salah satu mal bersama dengan Ashley di Sabtu siang. Dan hari ini adalah ulang tahun 3 bulan hubungan mereka. Selama ini, mereka berdua menjadi tambah dekat. Mereka selalu pergi jalan-jalan bersama, chatting sepanjang malam sambil curhat, dan menonton film bersama. Dan itu berawal dari kolaborasi mereka yang berjalan 2 sampai dengan 1 bulan.
"Hey Richard, aku ingin mengucapkan terima kasih yang banyak karena telah bersamaku selama tiga bulan ini," ujar Ashley.
"Iya, sama-sama. Aku juga inin beterima kasih kepadamu, karena telah menjadi pacar tercantikku," ujar Richard sambil menyengir dan mengedipkan matanya.
"Dasar," ujar Ashley sambil menonjokkan lengan Richard secara main-main. "Kamu memang iseng ya orangnya?"
"Hahaha... iya."
Berbicara dengan Ashley adalah hal terseru yang Richard pernah lakukan selama ini. Rasanya seperti semua bebannya, sudah terangkat semua. Kebahagiaan, ketenangan, beserta suara indah yang telah Ashley berikan kepadanya, telah membuatnya merasa seperti di dalam dunia kedamaiannya.
Namun, muka keduanya masih terlihat oleh teman-temannya yang lain. Ashley masih dendam terhadap Junka karena dia merasa iri. Iri karena pacarnya adalah seseorang yang dapat memperlakukannya dengan benar dan baik hati. Ia akan berusaha untuk membuat sebuah rencana yang dapat menghancurkan kehidupannya.
Riiinnng... Riiinnng... Riiinnng...
"Maaf, aku harus menjawab ini," ujar Ashley.
"Oh, ngak apa-apa kok. Di jawab aja," jawab Richard.
"Thanks."
Ashley pergi keluar dari kedai kopi itu, menuju ke depan lobby untuk mencari suasana yang ramai. Setelah itu, ia menjawab telefonnya.
Di sisi lain, Richard tiba-tiba melihat Ashley yang pergi jauh-jauh hingga ke lobby depan dari jendela lebar yang ada di depannya. Ngakpain coba dia pergi jauh-jauh hanya untuk menjawab telefon saja? Ia keluar dari kedai kopi itu dan diam-diam mengupingnya dari pintu masuk lobby. Lalu, ia teringat terhadap insiden Junka di ulang tahun Mia.
"Halo?"
"Bos, kita sudah menemukan keberadaannya. Dia berada di London Park bersama dengan Ronald," ujar salah satu anak buahnya.
"Bagus, pastikan di taman itu hanya ada mereka berdua saja. Kita tidak mau orang lain mengetahui rencana kita."
"Siap bos."

KAMU SEDANG MEMBACA
Common Fate ✔️
Teen Fiction[ B O O K 1; PROSES EDITING] Junka Akihabara dan sahabatnya telah bersatu selama 3 tahun berturut-turut. Mereka semua dipertemukan di Tokyo dimana mereka bersekolah di sekolah yang sama. Semua orang mengenal mereka sebagai sekumpulan sahabat yang s...