Chapter 16 : Revenge

23 1 0
                                    

London, Inggris
Apartemen Maddie
Selasa // 8.00 a.m.

"Iya ma... nanti aku telfon lagi kalau aku sudah pulang dari kuliah... oke... I love you too, Mom... bye."

Maddie menutup telefonnya dan lanjut meminum coklat panasnya sambil memakan granola bar. Pemandangan kota London terlihat indah seperti sebuah lukisan. Sudah enam bulan ia tinggal di sini dan dia sudah memasukki semester dua di kuliahnya.

Seusai dia makan dan minum, ia menaruh gelasnya di atas wastafel, dan mencucinya. Setelah itu, dia bersiap-siap memakai sepatu bootsnya, membawa tas, ponsel, dan kunci mobilnya. Setelah dia keluar dari apartemennya ia mengunci kembali pintunya dan jalan menuju lift.

Ding!

Saat liftnya sudah sampai di lobby, ia keluar dari lift, dan jalan menuju mobilnya yang telah dipakirkan tepat di baris parkiran paling depan. Ia membuka kunci mobilnya, masuk ke dalam mobil, dan menyalahkan mobilnya.

Di saat ia ingin melajukan mobilnya, dia mendapatkan dua notifikasi dari Junka. Ia membukanya dan membaca pesan itu berulang kali.

junkakihabara

Maddie, selanjutnya adalah kau dan Cole. Kak Gabrielle bilang, di malam hari nanti, kalian berdua akan menyesali perlakuan kalian di masa lalu.

Sebenarnya, aku tidak tahu dan tidak mengerti apa yang ia maksud. Intinya, kau hati-hati saja, waspada terhadap orang-orang di sekitarmu, tetap berada di sisi Cole, dan jangan lupa untuk have fun!

"Apa yang Gabrielle maksud? Perlakuan apa yang membuatnya bilang seperti itu?"

Ia merasa sangat bingung dan mencoba untuk memecahkan petunjuk itu. Namun, ia tetap melajukan mobilnya dari parkiran menuju kampusnya, Queen Mary University of London. Sesampainya dia di sana, ia keluar dari mobil, menguncinya, dan menunggu Cole di depan kampus. Lalu, ia memutuskan untuk mengetik pesan kepadanya.

Baby Boy💘

Hai Cole😊

Hei Maddie😉

Dimana kau sekarang?

Sudah mau berangkat dari
apartemen. Bagaimana
denganmu?

Aku sudah sampai di kampus

Oh, tungguin aku di sana ya

Oke

"Hai Maddie!"

Maddie menoleh ke belakang untuk melihat teman sekelas sekaligus sahabatnya, Molly.

"Hai Molly! Tumben kamu datengnya pagi."

"Lagi pingin rajin nih, hehehe..."

"Buset... rata-rata semua sahabat cewekku telah berubah 180 derajat menjadi Brooke."

"Hahaha... aku tahu. Dia sangat patut untuk di contoh."

"Iya. Aku jadi keinget dia. Setiap hari aku suka dengerin dia ngomong mulu tentang pelajaran-pelajarannya di sekolah. Dan dia selalu memintaku untuk mengajarinya beberapa pelajaran-pelajaran SMA. Aku senang sekali mengajarinya karena dia bisa mengerti semua itu dengan baik."

Common Fate ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang