Chapter 12 : Hangout

24 1 0
                                    

RIIINNNG!!!

"Selamat menikmati weekend kalian!" ucap Mr. Alfred.

Semua murid keluar dari kelas dan jalan ke arah mereka masing-masing. Tiba-tiba, Alice menahan lengan Junka.

"Ikuti aku."

"Oke," jawab Junka sambil memutar kedua bola matanya.

Alice menarik lengan Junka sedikit terlalu keras menuju ke toilet perempuan. Alice mengunci pintunya dan memegang kunci pintu itu di tangannya.

"Kamu mau apa sekarang kak?"

"Aku ingin berbicara denganmu sebentar."

"Fine... aku kasih kamu waktu 5 menit saja."

"Alright. Jadi, aku ingin memberitahu kamu sesuatu yang mungkin kau sudah tahu. Apakah kau masih ingat kecelakaan Brooke sebulan yang lalu?"

Pasti Ethan yang memberitahunya.

"Itu adalah hari di saat Brooke menyesal karena telah mengambil peran yang salah. Sehingga mengakibatkan kaki kanannya patah."

"Kakinya patah karena Ethan menaruh benda yang sangat licin itu di atas panggung secara diam-diam."

"Apakah hanya itu saja yang kau tahu?"

"Huh?"

"Selain menaruh benda licin itu, dia diam-diam pergi ke rumah sakit yang Brooke tempati, di malam hari dan menyakiti kakinya lebih dalam lagi. Sehingga memakan waktu yang sangat lama untuk memulih-"

"Kakak tega banget sih ngenyakitin sahabat aku!"

"Eits... kan Ethan yang nyakitin dia. Bukan kakak."

"Kakak yang menyuruh Ethan untuk melakukannya!"

Kesunyian yang tegang mengambil ahli ruangan itu. Seketika Alice tidak bisa berbicara apa-apa.

"Aku dan teman-temanku sudah tahu semuanya tentang kau dan gengmu itu. Dan coba kau lihat lagi. Kita tidak pernah melakukan apa pun jahat kepada kalian. Kenapa kalian membully dan menyakiti kita semua?! Apakah kita pernah membully kalian? Apakah kita pernah menyakiti kalian? Ngak kan? Terus buat apa kalian melakukan itu?!"

Akhirnya Junka memiliki keberanian untuk mengeluarkan semuanya. Setelah yang Rachel lakukan kemarin, Junka sadar bahwa ia harus melakukannya juga sekarang.

"Ini baru awalnya, Junka Akihabara. Kita lihat nanti apa yang akan terjadi selanjutnya."

Alice membuka pintunya dan meninggalkan Junka di dalam. Junka mencuci mukanya dan menatap refleksi mukanya. Ia merasa sedikit lega sekarang. Dia keluar dari toilet dan menelfon Richard.

Riiinnng... Riiinnng...

"Halo?"

"Hai Richard. Kau ada dimana?"

"Aku ada di depan sekolah. Kamu dimana?"

"Aku mau ke loker sebentar. Habis itu aku ke sana. Tadi kak Alice ngemaksain aku ikutin dia ke toilet. Maafin aku ya kalau aku lama.

"Ngak apa-apa kok. Sans aja."

"Oke."

Junka jalan menuju lokernya dan menaruh buku-bukunya dan barangnya di dalam. Kata-kata Alice terus mengulang di benaknya seperti DVD yang rusak. "Ini baru awalnya, Junka Akihabara. Kita lihat nanti apa yang akan terjadi selanjutnya."

Common Fate ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang