Tokyo, Japan
Haneda Airport (HND)
07.00 a.m."Penerbangan No. 222 menuju London akan segera berangkat."
"Itu penerbangan kita, ayo kita pergi."
"Iya."
Mel dan Lau jalan menuju pintu mereka, menunjukkan tiketnya kepada petugasnya, dan masuk ke dalam. Mereka jalan menuju jalur pesawatnya, masuk ke dalam pesawat, dan langsung duduk karena tempat duduk mereka berada di baris yanh paling depan.
"Aku ngak percaya kalau kita akan pergi ke London untuk menemui mereka lagi. Aku kangen banget sama mereka."
"Sama, kangen main sama mereka juga."
"Dan kita harus menunggu itu selama 11 jam. Luar binasa, tepuk tangan eferibodih," ujar Mel sambil bertepuk tangan tanpa suara.
"Hahaha... tepuk tangan," jawab Lau sambil meniru gerakkan tangan Mel.
Ding...
"Pasangkan sabuk pengaman anda dan matikan telefon genggam anda. Karena pesawat ini akan lepas landas."
Mereka berdua memasangkan sabuk pengamanannya dan mematikam telefon mereka. Mel mengambil bantal kecil dari tasnya dan memeluknya dengan erat. Seolah bantalnya adalah cinta sejatinya.
"Hahaha... kau terlihat seperti anak kecil," bisik Lau sambil memegang kedua pipi Mel.
"Empuk banget tahu," ujar Mel dan mengeluarkan lidahnya.
"Gemes aku lihatnya. Jadi pingin cubit pipi kamu."
Lau mencubit pipi Mel dengan pelan dan tertawa bahagia. Mel senang sekali melihat pacarnya bahagia seperti ini. Walaupun Lau suka sekali mencubit pipi Mel, ia akan tetap tersenyum dan ketawa.
"Ih, apakah Mellisa Lucia Everest boleh membaca novel Brooke sekarang?" tanya Mel dengan puppy eyes. Biasanya Mel mekakukan itu untuk membujuk Lau. Jika tidak, Lau tidak akan bilang 'Iya'.
"Iya, boleh. Pasti baca yang kelima."
"Yoi! Belum selesai bacanya. Baru sampai setengah bukunya."
"Oh."
Mel mengambil novelnya dari tas dan mulai membaca.
***
"Selamat datang di London. Kami harap anda menikmati perjalanannya dan semoga anda memiliki hari yang bahagia."
"Mel?" ujar Lau sambil menekan-nekan bahu Mel dengan telunjuknya.
"Mel?"
"Mel?"
"Mel?"
"Wah ada public figure."
"Hah? Mana? Mana? Mana?" tanya Mel saat dia terbangun dari tidurnya. Mel adalah orang yang susah bangun. Namun, sekali dia mendengar kata 'public figure', dia akan langsung terbangun dari tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Common Fate ✔️
Novela Juvenil[ B O O K 1; PROSES EDITING] Junka Akihabara dan sahabatnya telah bersatu selama 3 tahun berturut-turut. Mereka semua dipertemukan di Tokyo dimana mereka bersekolah di sekolah yang sama. Semua orang mengenal mereka sebagai sekumpulan sahabat yang s...