Chapter 30 : Almost Busted

14 0 0
                                    

Keesokan harinya, Junka tidak masuk sekolah. Karena kondisi kedua kakinya yang parah. Semalam, ia dilarikan ke rumah sakit setelah 5 menit istirahat di kamar Mia. Kabar baiknya, Junka tidak memiliki patah tulang sama sekali. Kabar buruknya, ia harus istirahat di rumah selama 3-5 hari. Selama hari-hari itu berjalan, seorang terapis kaki akan datang ke rumahnya sekali sehari secara rutin.

Sayangnya, Junka tidak bisa pergi kemana-mana. Yang ia bisa lakukan sekarang adalah menonton televisi di kamarnya.

Tok tok tok

"Masuk!" ujar Junka.

Lalu, pintunya terbuka untuk melihat seorang terapis yang terlihat sama persis seperti Brooke. Tunngu, apakah itu Ibunya Brooke? Atau dia sedang mengalami amnesia?

"Hahaha... kenapa kamu terlihat sangat tegang? Ini aku, Tante Emily. Ibunya Brooke dan Brooklyn," ujar wanita-berkacamata itu.

"Astaga tante... aku hampir lupa. Maaf ya, kayaknya aku lagi ada sedikit amnesia deh."

"Sudah-sudah, ngak apa-apa kok. Dan kamu ngak punya amnesia. Kamu hanya salah fokus saja."

"Oh. Tapi... bukannya tante kerjanya sebagai jurnalis ya?"

"Masih dong. Cuman tante dipanggil sama Mama kamu untuk datang ke sini. Dan ada banyak hal yang kamu belum ketahui tentang diriku."

"Oke..?"

"Ayo, ceritakanlah kepada Tante apa yang telah terjadi kemarin. Dan Tante akan berusaha untuk mencari solusinya," ujar Emily sambil duduk di atas kasur dan memijat kaki Junka dengan pelan.

"Um-oke. Jadi, saat Ashley meninggalkanku untuk menjawab telefonnya di dekat kolam renang. Tiba-tiba aku merasa ada dua orang yang menendang kakiku dengan keras dari belakang dan mendorongku ke dalam kolam renang dengan kasar."

"Pada malam itu, kaki aku merasa tidak tertolong. Aku telah berusaha untuk keluar dari kolam renang itu, tetapi kakiku yang membuat tenagaku lemah. Lalu, Ronald berhasil menyelamatkanku. Setelah 5 menit-an istirahat di kamar Mia, aku langsung dilarikan ke rumah sakit karena kakiku terlihat parah."

"Oh gitu. Tapi Richard juga ikutan tolongin kamu ngak?"

"Ngak."

Sejujurnya, Emily merasa kasihan kepadanya. Richard berani memperlakukan Junka seperti ini. Setahu Emily, Junka dan Richard adalah sepasang sahabat yang tak pernah terpisahkan. Tapi sekarang, gelar itu telah dirusakkan oleh Ashley. Dan dia juga tahu jika Junka sangat menyukai Richard. Tetapi, dengan fakta ini, Junka merasa patah hati. Ia ingin mencoba untuk move on. Tapi dia tidak tahu bagaimana caranya.

"Aku tahu apa yang kau rasakan sekarang Junka. Sedih, marah, susah move on, dan patah hati. Aku juga pernah mengalami hal yang sama seperti dirimu."

"Saat aku seumuranmu, aku memiliki satu sahabat terdekat di sekolahku, yaitu Evan. Suamiku. Setelah 10 tahun berteman, tali persahabatan kita terus terjalin dan tidak pernah putus. Tak lama kemudian, tali itu terputus oleh salah satu bully terbesarku. Ava, ibumu. Aku tahu jika kau tidak percaya dengan ini sama sekali. Tapi ini adalah kebenarannya."

"Lalu, di hari wisuda kita, Ibumu memintaku untuk memaafkannya. Dia benar-benar sungguh merasa bersalah. Dan, aku memutuskan untuk memaafkannya. Karena kita tidak boleh menyimpan rasa dendam terlalu lama. Pada akhirnya, aku berpacaran dengan Evan, sementara Ibumu berpacaran dengan Alfie. Bapakmu. Di situlah semuanya dimulai."

"Wo-a-... aku masih ngak percaya ini. Tunggu, apa yang kita bicarakan sekarang?"

"Intinya, kau harus mulai belajar untuk move on dari Richard. Dan aku akan membantumu. Dan, aku ceritakan itu kepadamu karena aku rasa bahwa kau harus mengetahui itu juga. Anyways, lupakan saja sisi buruk Richard yang sekarang. Move on lah bersama Ronald. Jika kamu tidak bisa move on, then make him jealous."

Common Fate ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang